Di mana pun skuad Liverpool berada, fans mereka akan selalu mengikuti. Termasuk suporter The Reds, julukan Liverpool, di Indonesia. Segala cara mereka lakukan demi bertemu dengan pemain idola.
M. AMJAD-SEKARING R., Jakarta
KAWASAN Parkir Timur Senayan “memerah” oleh kehadiran ratusan fans Liverpool. Mereka bersiap menyaksikan laga Liverpool melawan tim Indonesia XI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, malam ini. Bukan tanpa alasan para suporter itu datang pada H-1. Sebab, mereka berasal dari luar Jakarta. Hal itu terlihat dari pelat nomor kendaraan pribadi dan bus yang mereka tumpangi Ada yang berpelat G (Brebes, Tegal, Pekalongan, dan Pemalang) serta H (Semarang, Kendal, dan Purwodadi).
Mereka datang secara bergelombang. Sebagian tiba di Jakarta Jumat (19/7). Antara lain rombongan dari Tegal, Jawa Tengah.
Menggunakan bus kecil, mereka menempuh perjalanan selama tujuh jam. “Kami milih libur kerja biar bisa aman sampai di sini. Kami datang 40-an orang,” kata Jenny Saputra, koordinator fans Liverpool dari Tegal.
Lain lagi cerita Charles Simanjuntak. Dia datang dari Medan, Sumatera Utara. Charles tiba di Jakarta Rabu (17/7) lalu bersama beberapa fans The Reds lainnya. Berbekal kamera, dia mengabadikan seluruh momen kedatangan tim Liverpool mulai dari Bandara Halim Perdanakusuma. “Saya mau bikin album foto sendiri,” terangnya.
Besarnya gelombang Liverpudlian, sebutan fans Liverpool, terlihat saat Steven Gerrard dkk menjalani latihan terbuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno tadi malam.
Sekitar tujuh ribu fans memadati sektor 1-4 dan sektor 21-24. Mereka begitu bersemangat memberikan dukungan dan meneriakkan yel-yel untuk para pemain tim pujaan.
Mereka tak henti-henti menyanyikan chant Liverpool dan himne You’ll Never Walk Alone.
Begitu sesi latihan rampung, tidak semua fans pulang. Beberapa di antara mereka menginap di kawasan Gelora Bung Karno.
“Kami berupaya mencari hotel yang murah untuk menginap. Tapi, kalau tidak ada, kami akan menginap di sini,” ungkap Jenny. Dia siap tidur di bus atau masjid.
Perjuangan demi bertemu pemain pujaan juga dilakukan Ando. Pria 27 tahun itu terus mengikuti agenda Liverpool sejak mereka tiba di Jakarta dua hari lalu. Dia turut menyambut kedatangan The Reds di Bandara Halim Perdanakusuma. Sayang, setelah menanti lebih dari 2,5 jam, Ando tidak bisa bertemu dengan para pemain Liverpool.
“Kami hanya bisa dadah-dadah (melambaikan tangan),” ujar Ando kepada Jawa Pos kemarin.
Ando tidak menyerah. Kamis pagi (18/7) dia menuju hotel tempat menginap skuad Liverpool di kawasan Senayan. Pria asal Depok, Bogor, itu menyanggong di lobi hotel sejak pukul 10.00. Ando sengaja tidak memakai atribut Liverpool agar bisa menembus ketatnya pengamanan hotel. “Kalau pakai jersey Liverpool, nanti akses masuk ke hotel susah,” katanya.
Ando juga menyelinap untuk mengikuti konferensi pers di hotel tersebut. Setelah acara selesai, dia naik ke lantai 5, menuju bar di dekat kolam renang. Di sana sudah ada beberapa fans yang berniat menemui pemain Liverpool. Perjuangan Ando tidak sia-sia.
Menjelang sore, kapten Liverpool Steven Gerrard berjalan menuju bar. Ando dan fans lain bergegas ‘menodong’ Gerrard untuk berfoto bersama dan meminta tanda tangan.
“Alhamdulillah dapat, tapi belum ada kesempatan foto berdua,” kata Ando yang harus meliburkan diri dari pekerjaan demi bertemu dengan tim favoritnya. Setelah bersua dengan Gerrard, Ando terus bertahan.
Dia pun berhasil mendapatkan tanda tangan pemain-pemain Liverpool lain yang berolahraga di gym. “Lumayan, terkumpul sepuluh tanda tangan,” ujarnya semringah.
Menjelang malam, Ando kembali ke bar.
Dia masih ingin mendapatkan kesempatan bertemu bintang-bintang The Reds. Ando pun “terpaksa” memesan minuman seharga Rp99 ribu agar tidak diusir petugas bar. Dia berada di sana sampai bar tutup. Sayang, malam itu dia belum bisa berfoto bareng Gerrard.
Kemarin Ando kembali berusaha. Dia stand by di hotel sejak pukul 12.00. Dia kembali mengikuti acara jumpa pers Liverpool bersama Garuda Indonesia di hotel tersebut. Setelah itu, Ando menyambangi bar di lantai 5. Sesudah memesan minuman seharga Rp 60 ribu, dia mendapatkan momen istimewa. Ya, Ando akhirnya bisa berfoto bareng Gerrard.
Pada pukul 19.30 dia turun ke lobi untuk menunggu para pemain Liverpool yang baru berlatih. Kali ini pengamanan lebih ketat.
Ando dan fans lain diusir ke luar hotel. Tidak kehilangan akal, Ando menyelinap ke toilet.
Karena tidak mengenakan jersey Liverpool, Ando tidak dikenali sebagai fans. Dia lantas menuju bar dan memesan minuman seharga Rp70 ribu. “Bangkrut juga lama-lama,” ujarnya, lantas terbahak.
Malam itu dia kembali tidak beruntung.
“Tapi, saya besok (hari ini, Red) siap kembali lagi kemari. Saya rela capek asal bisa dapat tanda tangan keseluruhan pemain,” ucap pegawai swasta itu.
Yang tak kalah heboh adalah komunitas BIGREDS IOLSC, organisasi fans Liverpool di Indonesia. Mereka selalu hadir di setiap kegiatan Liverpool selama di Indonesia. Presiden BIGREDS IOLSC Fajar Nugraha mengungkapkan, ribuan fans Liverpool siap memberikan dukungan total dalam pertandingan malam ini. Dia menjamin para fans bisa menjaga suasana. “Kami rasa, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Kami suporter yang tertib,” terangnya.
Untuk mencegah para fans tidak kebagian tiket, pihaknya sejak dua pekan lalu menjual tiket resmi bagi para anggota BIGREDS IOLSC. Pada pekan awal, sedikitnya 5.200 lembar tiket telah terjual.
Saat ini hampir semua anggota BIGREDS IOLSC sudah mendapatkan tiket. Fajar menjanjikan sesuatu yang berbeda jika dibandingkan dengan fans di negara lain. Berbagai atraksi sudah disiapkan untuk memeriahkan pertandingan itu. (jpnn)