26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Terduga Teroris Ditangkap di Bima Bersama Istrinya

densus_88_aksiMATARAM, SUMUTPOS.CO – Densus 88 Antiteror menyergap lima orang yang diduga teroris di Kabupaten Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (20/9). Seorang terduga teroris ditembak mati di Dompu dan empat lainnya ditangkap di tempat terpisah.

Empat orang yang ditangkap itu berasal dari Kecamatan Soromandi, Bima, NTB. Dua orang, yakni Gunawarman (GN) dan Cahya Laili (CL), merupakan suami-istri dari Desa Punti. Selanjutnya, Juwaid (JW) berasal dari Desa Kananta dan Suhairi (SH) adalah warga Dusun Sarita, Desa Punti. Seorang lagi yang ditembak mati di Dompu bernama Nurdin (NR).

Dari penangkapan empat orang itu, Densus 88 mengamankan barang bukti senjata api dan bendera ISIS. Mereka lantas diangkut dengan dua mobil Avanza dan satu Feroza ke Mataram, kemudian diterbangkan ke Jakarta melalu Bandara Internasional Lombok.

Menurut sumber Lombok Post (Jawa Pos Group) di kepolisian, Densus menangkap terduga teroris Gunawarman (GN), 31, bersama istrinya, Cahya Laili. Pria asal Kelurahan Sadia, Kota Bima, tersebut dibekuk saat melintas di Dusun Pali, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Bima, pukul 16.30 Wita.

Menurut Suryadin, salah seorang warga, puluhan aparat berpakaian preman menghadang mobil GN. Lalu, mereka meminta GN turun dari Feroza bernomor polisi EA 650 SZ yang dikendarainya. “Bukan hanya dia, semua penumpang mobil disuruh turun,” ungkapnya.

Saat ditangkap itu, GN sembobil bersama istri, mertua (Arifah), dan keponakan. Sementara itu, polisi menggunakan dua mobil dan dua motor. Mereka langsung menghadang mobil GN.

Aparat sempat menodongkan senjata api saat menurunkan GN dari mobil. Saat itu keponakan serta istri GN menyaksikan penangkapan di tengah permukiman warga tersebut. “Dari cerita istrinya, GN dipaksa turun dari mobil sambil ditodong senjata,” ujarnya.

Suryadin menceritakan, saat GN digelandang aparat, istrinya menangis histeris. Sebab, suaminya diperlakukan layaknya pelaku kriminal. “Keluarga GN histeris. Mereka tidak terima GN ditangkap,” tuturnya.

GN diketahui berasal dari Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda. Sehari-hari dia dikenal sebagai pedagang ayam potong di Sadia. Dia sesekali juga mendatangi desa istrinya untuk menjenguk mertua serta keluarga si istri. “Dia itu pedagang ayam potong,” ungkap Suryadin.

Sebelum ditangkap, kata dia, GN baru pulang dari Kota Bima. Dia mengantar mertuanya ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Bima. Sepulang dari rumah sakit, GN hendak berangkat ke Desa Sai untuk mengantar pulang mertuanya. “Dia ditangkap pas mau pulang ke Sai,” ujarnya.

Hingga berita ini diunggah, Kabidhumas Polda NTB AKBP Muh Suryo S. menyatakan belum mengetahui informasi adanya penangkapan terduga teroris di Bima tersebut. “Saya belum tahu. Akan kami cek dulu,” tegasnya. (mis/byu/c5/kim)

densus_88_aksiMATARAM, SUMUTPOS.CO – Densus 88 Antiteror menyergap lima orang yang diduga teroris di Kabupaten Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (20/9). Seorang terduga teroris ditembak mati di Dompu dan empat lainnya ditangkap di tempat terpisah.

Empat orang yang ditangkap itu berasal dari Kecamatan Soromandi, Bima, NTB. Dua orang, yakni Gunawarman (GN) dan Cahya Laili (CL), merupakan suami-istri dari Desa Punti. Selanjutnya, Juwaid (JW) berasal dari Desa Kananta dan Suhairi (SH) adalah warga Dusun Sarita, Desa Punti. Seorang lagi yang ditembak mati di Dompu bernama Nurdin (NR).

Dari penangkapan empat orang itu, Densus 88 mengamankan barang bukti senjata api dan bendera ISIS. Mereka lantas diangkut dengan dua mobil Avanza dan satu Feroza ke Mataram, kemudian diterbangkan ke Jakarta melalu Bandara Internasional Lombok.

Menurut sumber Lombok Post (Jawa Pos Group) di kepolisian, Densus menangkap terduga teroris Gunawarman (GN), 31, bersama istrinya, Cahya Laili. Pria asal Kelurahan Sadia, Kota Bima, tersebut dibekuk saat melintas di Dusun Pali, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Bima, pukul 16.30 Wita.

Menurut Suryadin, salah seorang warga, puluhan aparat berpakaian preman menghadang mobil GN. Lalu, mereka meminta GN turun dari Feroza bernomor polisi EA 650 SZ yang dikendarainya. “Bukan hanya dia, semua penumpang mobil disuruh turun,” ungkapnya.

Saat ditangkap itu, GN sembobil bersama istri, mertua (Arifah), dan keponakan. Sementara itu, polisi menggunakan dua mobil dan dua motor. Mereka langsung menghadang mobil GN.

Aparat sempat menodongkan senjata api saat menurunkan GN dari mobil. Saat itu keponakan serta istri GN menyaksikan penangkapan di tengah permukiman warga tersebut. “Dari cerita istrinya, GN dipaksa turun dari mobil sambil ditodong senjata,” ujarnya.

Suryadin menceritakan, saat GN digelandang aparat, istrinya menangis histeris. Sebab, suaminya diperlakukan layaknya pelaku kriminal. “Keluarga GN histeris. Mereka tidak terima GN ditangkap,” tuturnya.

GN diketahui berasal dari Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda. Sehari-hari dia dikenal sebagai pedagang ayam potong di Sadia. Dia sesekali juga mendatangi desa istrinya untuk menjenguk mertua serta keluarga si istri. “Dia itu pedagang ayam potong,” ungkap Suryadin.

Sebelum ditangkap, kata dia, GN baru pulang dari Kota Bima. Dia mengantar mertuanya ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Bima. Sepulang dari rumah sakit, GN hendak berangkat ke Desa Sai untuk mengantar pulang mertuanya. “Dia ditangkap pas mau pulang ke Sai,” ujarnya.

Hingga berita ini diunggah, Kabidhumas Polda NTB AKBP Muh Suryo S. menyatakan belum mengetahui informasi adanya penangkapan terduga teroris di Bima tersebut. “Saya belum tahu. Akan kami cek dulu,” tegasnya. (mis/byu/c5/kim)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/