SUMUTPOS.CO – Momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) semakin dekat. Pasca rapat terbatas yang digelar Presiden Joko Widodo bersama dengan para menterinya pada Senin lalu (19/12), segera ditindaklanjuti. Mulai dari sektor keagamaan hingga pariwisata pun bersiap. Termasuk lini kesehatan.
Menko PMK Muhadjir Effendy menyatakan, Covid-19 sudah terkendali. Ini berdasarkan Analisa dari Kementerian Kesehatan dan BNPB. “Diperkuat Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Mendagri dan ditetapkan level 1 di seluruh Indonesia,” katanya, kemarin (20/12).
Kondisi inilah yang membuat pemerintah percaya diri untuk melonggarkan Nataru tahun ini. Pemerintah, menurut Muhadjir, ingin segera memulihkan kondisi ekonomi nasional. “Yang harus kita waspadai justru masih adanya intensitas bencana yang bisa saja terjadi. Terutama yang berkaitan dengan hidrometeorologi,” ungkapnya.
Kemarin, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/II/3984/2022 yang ditujukan untuk kepala dinas di provinsi, kabupaten, dan kota. SE ini berisi instruksi kesiapsiagaan menyambut Nataru. Kementerian yang dipimpin Budi Gunadi Sadikin itu menyadari bahwa ancaman Covid-19 masih ada. Selain itu adanya mobilitas manusia yang besar membuat sektor kesehatan waspada dengan penyakit atau kecelakaan yang akan muncul (rincin lihat grafis).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno kemarin menyatakan mobilitas masyarakat yang diperkirakan mencapai 45 juta orang akan mendongkrak pariwisata. Maka destinasi dan sarana pendukungnya pun harus dipersiapkan. Termasuk isu negatif yang dapat mempengaruhi.
“Tidak akan ada pengecekan-pengecekan (hotel, Red). Langsung kami klarifikasi dan kami berikan surat edarat kepada seluruh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di 515 kabupaten/kota dan 38 provinsi,” katanya.
Lebih lanjut dia menyatakan pelaksanaan Nataru bergeser dari tahun lalu. Tahun lalu fokusnya adalah kesiapan tentang kesehatan. “Kali ini fokusnya terhadap keselamatan dan keamanan. Oleh karena itu fasilitas pariwisata keselamatan dan keamanan bisa melakukan kegiatan wisata dengan aman, nyaman dan tentu menyenangkan,” ungkapnya.
Penyelenggaraan event juga sudah diperbolehkan. Termasuk konser music. Menurut Sandi ini untuk menggerakkan ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja.
Pada kesempatan lain, Sandiaga mengungkapkan, pihaknya akan berupaya maksimal dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di momen libur nataru kali ini. Yakni ke berbagai destinasi tanah air. Termasuk di antaranya Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). “Labuan Bajo dapat menjadi salah satu destinasi pariwisata tujuan. Kami menjamin tidak ada kenaikan tarif (masuk TN Komodo),” ungkapnya.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan, hingga November, jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Labuan Bajo sudah mencapai 155.712 wisatawan. Dengan ragam daya tarik wisata dan ekonomi kreatif serta pembangunan dan penataan kawasan Labuan Bajo oleh pemerintah, diharapkan akan semakin memperkuat minat kunjungan wisatawan sana. “Pada 2022 ini penataan kawasan dalam Kota Labuan Bajo telah tuntas. Termasuk area terbuka untuk publik. Kemudian, kami akan lengkapi dengan penyelenggaraan event berskala nasional dan internasional,” jelasnya.
Sedangkan, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina mengungkapkan, minat wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo semakin meningkat. Banyak calon wisatawan yang semula mengurungkan niat berkunjung, saat ini sudah memastikan perjalanannya ke Labuan Bajo. Hal tersebut tak lepas dengan telah dibatalkannya kenaikan tarif masuk TN Komodo sebesar Rp 3,7 juta. “Khusus di momen libur Nataru, rencananya di Labuan Bajo akan digelar konser akhir tahun yang diselenggarakan oleh InJourney. Selain itu juga banyak lagi penawaran-penawanan kegiatan akhir tahun,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan, Bali sudah siap memyambut wisatawan di momen libur panjang akhir tahun ini. Segala persiapan telah dilakukan dengan matang.
Persiapan ini, kata dia, sudah dilakukan sejak awal Maret 2022 ketika border Bali dibuka kembali untuk wisatawan. Kemudian berlanjut pada persiapan G20 dalam penyambutan tamu-tamu mancanegara. “Sudah kita siapkan, terutama menyangkut kesehatan dan SDM yang sebelumnya sempat terhenti,” ujarnya.
Diakuinya, sempat ada masa transisi yang harus dilalui. SDM yang bekerja di hotel pun sempat beralih profesi lantaran tempat mereka bekerja sepi pengunjung. Namun, pelan-pelan semua sudah bangkit seiring dengan menurunnya angka Covid-19 di Bali dan dibukanya border untuk wisatawan. “Namun tetap, dari kami pemerintah menyiapkan dari segi keamanan dan keselamatan,” ungkapnya.
Ia mengimbau, agar hotel dan lokasi wisata taat aturan terkait penyelenggaran event di momen nataru. Baik terkait kapasitas hingga protokol kesehatan. “Walaupun pandemi Covid-19 mereda tapi harus tetap pakai masker terutama di tempat-temoat risiko tinggi,” sambungnya.
Menurutnya, tak ada pembatasan yang dilakukan oleh pemprov Bali. Akan tetapi, adanya vakum 2 tahun dikhawatirkan terjadi antusiasme berlebihan pada momen nataru tahun ini. “Intinya aspek keselamatan harus diperhatikan. Jangan sampai berlebihan sampai kebablasan,” tegasnya.
Saat ini, lanjut dia, pergerakan wisatawan masuk Bali sudah terasa geliatnya. Mulai ada kenaikan, terutama jumlah wisatawan domestik. Diperkiakan, kenaikan kunjungan wisatawan ke Bali pada momen bataru ini mencapai 15-20 persen dibanding hari-hari biasa. Daerah-daerah di Bali Selatan seperti Kuta, Nusa Dua, dan Canggu diprediksi bakal jadi tujuan utama para wisatawan. “Tapi rekreasi menyebar sampai Bali Utara apalagi infrastruktur kian bagus ya,” pungkasnya.
Ibadah Natal
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbi mengungkapkan, Kementerian Agama telah menerbitkan surat edaran terkait perayaan Natal 2022 pada masa pandemi Covid-19. Edaran itu antara lain mengatur pelaksanaan ibadah Natal secara luring bisa dihadiri jemaah. Yakni maksimal 100 persen dari kapasitas ruangan gereja. Namun, pelaksanaannya tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Jika jemaah melebihi kapasitas maksimal 100 persen, lanjut Anna, panitia pun bisa menambah kapasitas ruangan ibadah. Yakni dengan memanfaatkan ruang permanen yang ada di luar bangunan utama gereja. Kemudian, jika ingin menambah dengan tenda juga dapat dilakukan. Asalkan disesuaikan dengan batas maksimal area yang ditempati dan berada di dalam kompleks gereja.
“Penambahan kapasitas ruangan ibadah di luar kompleks gereja juga dapat dilakukan. Tapi, setelah mendapat izin dari kepolisian dan berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 setempat,” jelasnya.
Sedangkan, Plt Dirjen Bimas Katolik AM Adiyarto Sumardjono menambahkan, Surat Edaran Nomor SE 15 Tahun 2022 tertanggal 19 Desember 2022 ini diterbitkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Yakni dalam hal menyelenggarakan perayaan Natal 2022. Termasuk untuk mencegah, menanggulangi, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Edaran ini sebagai bagian dan concern Pak Menteri Agama agar hak-hak beribadah umat Kristiani tetap terpenuhi dan proses ibadah Natal bisa berjalan hidmat, aman, dan nyaman,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung. Dia berharap umat Kristiani dapat menyesuaikan perayaan Ibadah Natal 2022 sesuai dengan edaran Menteri Agama. Hanya, dia mengimbau, agar sekiranya perayaan Natal dilaksanakan sesederhana mungkin. Sebab, menurutnya, perayaan Natal adalah suatu simbol kesederhanaan yang harus diteladani oleh umat Kristiani. “Kesederhanaan juga merupakan wujud solidaritas terhadap sesama. Kemudian, ada semangat berbagai dengan sesama,” ucapnya.
Satgas Covid-19 Sumut Antisipasi Lonjakan Kasus
Meski kasus Covid-19 telah melandai, namun Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut tetap menyiapkan berbagai langkah antisipasi terjadinya lonjakan kasus setelah libur Nataru. ”Kita harus mengantisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus pascaliburan, maka kita (Satgas) akan melakukan beberapa langkah,” kata Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut Arsyad Lubis pada rapat koordinasi penanganan Covid-19 Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan, Selasa (20/12).
Adapun langkah antisipasi yang akan dilakukan, antara lain sosialisasi dan edukasi pandemi Covid-19 belum usai. Melaksanakan pengawasan protokol kesehatan di pusat keramaian, seperti tempat wisata dan lainnya. Memperketat penggunaan aplikasi pedulilindungi di tempat wisata, mall, hotel dan lainnya.
Kemudian, memperketat verifikasi sertifikat vaksinasi di tempat wisata, bandara, pelabuhan, stasiun dan terminal. Memperketat pengawasan terhadap pelaku perjalanan luar negeri di bandara dan pelabuhan. Serta membuat posko vaksinasi dosis booster di tempat wisata, bandara, stasiun, terminal dan perbatasan. “Pandemi Covid belum berkakhir, WHO belum menyatakan pandemi benar-benar berakhir, sehingga kewaspadaan dan langkah pencegahan mesti dilakukan,” kata Arsyad.
Saat ini, status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berada di level 1 untuk seluruh wilayah di Sumut. Untuk perkembangan update data penularan Covid-19 di Sumut, Arsyad memaparkan per 19 Desember 2022 terdapat 420 kasus aktif. Pada Senin (19/12) terdapat penambahan kasus positif sebanyak 13 kasus.
Untuk positivity rate Sumut berada pada angka 0,65%. Untuk total tempat tidur covid yang terpakai sebanyak 80 dari 3.277 tempat tidur yang tersedia. Sementara capaian vaksin se-Sumut sudah berada di atas 70% untuk dosis pertama dan kedua. Namun vaksin booster dosis pertama masih berada pada angka 42,56% dan booster dosis 2 masih 4,06%.
Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Saragih mengatakan setiap usai libur hari raya besar selalu memiliki potensi lonjakan kasus Covid-19. Hal itu disebabkan lantaran besarnya mobilitas masyarakat pada saat liburan.
Rapat tersebut diikuti secara daring dan luring. Turut mengikuti rapat tersebut Kepala Kasdam I Bukit Barisan Rifky Nawawi, Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis, Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas Sitorus. (lyn/mia/gih/jpg/gus/adz)