KUPANG, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Wayan Darmawa menegaskan, insiden tenggelamnya kapal phinisi pengangkut sejumlah jurnalis di Labuan Bajo, tak akan pengaruhi kunjungan wisatawan di kawasan wisata premium itu.
“Ya, kejadian yang menimpa teman-teman jurnalis di Labuan Bajo itu sebuah kecelakaan dan tentu di luar dugaan kita semua. Namun demikian kita semua bersyukur karena teman-teman semuanya selamat,” katanya kepada Okezone, Selasa (21/1/2020).
Wayan mengatakan, kejadian tenggelamnya kapal pinisi pengangkaut para jurnalis itu murni karena kondisi cuaca yang mengakibatkan kapal layar itu tak kuasa mengendalikan kemudinya.
“Kapal pinisi itu kan bergantung pada layarnya. Saat angin kencang datang dan jika kemudi layar tak mampu dikendalikan maka tentu akan terhempas,” katanya.
Karena itulah, secara teknis pelayaran pemerintah akan pastikan sistem keamanan setiap kapal yang akan melayani wisatawan di perairan itu.
“Baik kapal phinis, speed boat maupun kapal lainnya. Semuanya akan diperiksa sistem keamanannya,” katanya.
Dia mengaku sejauh ini sistem keamanan pelayaran sudah dilakukan namun begitu, pola pengawasan masih belum diterapkan maksimal.
“Ke depan pemerintah akan melakukan pengawasan secara ketat agar tak lagi terjadi musibah berulang,” katanya.
Terkait sistem keamanan kapal pinisi pengangkut jurnalis yang tenggelam, menurut Wayan sudah memenuhi standar. Namun ini musibah. “Ya sekali lagi ini musibah. Kondisi cuaca memang tak bisa dilawan,” katanya.
Sebuah kapal pinis pengangkut sejumlah wartawan yang saban hari bertugas di Istana Kepresiden hari ini alami kecelakaan laut. Sebanyak enam jurnalis dan sejumlah staf sekretariat kepresiden itu alami tenggelam setelah kapal yang ditumpangi diterjang gelombang.
Kejadian itu dialami di perairan Wae Cecu tepatnya di depan Pulau Bidadari, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (21/1/2020) sekitar pukul 11.00 Wita. Namun begitu semua korban berhasil diselamatkan. (kha)