28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Aula Gedung Setneg di Komplek Istana Negara Terbakar

JAKARTA- Kepanikan melanda kompleks Istana Negara di Jakarta kemarin sore. Gedung Utama Sekretariat Negara yang letaknya bersebelahan dengan Istana Negara terbakar. Saat itu ada kegiatan rapat kabinet terbatas yang dilaksanakan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama sejumlah menteri bidang perekonomian.

TERBAKAR: Pemadam berusaha memadamkan api  membakar Gedung Setneg, Komplek Istana Negara, kemarin. Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (03/21). Seorang karyawan  Sekretaris Negara mengatakan api muncul dari ruang rapat  lantai III.//ADE SINUHAJI/JPNN
TERBAKAR: Pemadam berusaha memadamkan api yang membakar Gedung Setneg, Komplek Istana Negara, kemarin.
Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (03/21). Seorang karyawan di Sekretaris Negara mengatakan api muncul dari ruang rapat di lantai III.//ADE SINUHAJI/JPNN

SBY bergegas menuju ke Gedung Setneg yang dilahap api. Dan, para menteri pun lari tunggang-langgang ke lokasi kebakaran.
“Saya lari ke sini,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, yang ditemui di sekitar lokasi kejadian.
Djoko pun mengatakan kalau SBY pun langsung bergegas begitu tahu ada kebakaran di Komplek Istana Merdeka itu.

“Presiden langsung menuju jalan lain untuk meninjau lokasi kebakaran tadi bersama menteri lainnya,” tambah Djoko.

Ketika kebakaran terjadi, SBY tengah melakukan rapat di Kantor Presiden. Jarak Gedung Utama dengan Kantor Presiden sekitar 150 meter. Kebakaran itu meludeskan aula yang terletak di lantai tiga gedung yang direnovasi tahun 2012 lalu dengan biaya Rp41.397.859.000 itu. Dugaan sementara, kebakaran ini terjadi karena korslet listrik di ruang sidang lantai III Gedung Setneg yang biasa dipakai presiden untuk menggelar sidang. Saat itu ruangan yang terbakar tersebut kosong. Tak ada sidang.

“Dokumen penting tidak ada yang terbakar, semuanya selamat karena memang yang terbakar itu lantai 3 sedangkan ruang kerja Pak Menteri dan staf-stafnya ada di lantai I dan II Dokumennya di lantai I dan II,” ujar Sekretaris Menteri Sekretaris Negara (Sesmensesneg) Lambok V Nahattands dalam jumpa pers di kompleks Setneg, Jakarta, Kamis malam.

Selain itu, kata Lambok, tidak ada korban jiwa dari peristiwa kebakaran itu. Semua pegawai dari lantai II dievakuasi saat kebakara terjadi.
Sementara itu, Mensesneg Sudi Silalahi yang ruangannya berada di lantai II tidak ada di tempat. Ia sedang mengikuti rapat bersama Presiden SBY di kantor Presiden Kompleks Istana.

“Semua bisa terselamatkan. Tidak ada korban, dan saya tegaskan tidak ada dokumen yang rusak atau terbakar,” tegas Lambok.
Menurutnya, Presiden saat peristiwa terjadi langsung menginstruksikan menyelamatkan nyawa para pegawai terlebih dahulu, baru dokumen yang tersimpan di Setneg. “Semua instruksi Presiden sudah kami lakukan,” jelas Lambok.

Informasi yang dihimpun, api kali pertama diketahui sekitar pukul 17.00 WIB. “Kami terima laporan kebakaran pukul 17.15,” terang Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta Subejo. Sejumlah mobil pemadam dari pos terdekat langsung diluncurkan ke lokasi kebakaran.

Bejo mengatakan, mobil damkar paling awal tiba lima menit setelah pihaknya menerima laporan. “Saat kami datang, api sudah berkobar di lantai tiga,” ujarnya. Yang terbakar adalah sebuah ruangan aula dengan ukuran cukup luas. Barang-barang yang ada di situ pun ludes, termasuk kursi, meja, dan pendingin ruangan.

Selain itu, atap bangunan berukuran 50×15 meter tersebut juga ludes hingga tinggal menyisakan rangkanya. Namun, rangka atap gedung tu tidak sampai ikut hancur akibat pemuaian. Tidak kurang dari 37 unit mobil damkar termasuk pendukungnya didatangkan ke kompleks Istana Negara.setelah berjibaku sekitar satu jam, api mulai bisa dikuasai. Petugas pun tinggal melakukan pembasahan.

Kebakaran yang melanda gedung Setneg sempat memunculkan pertanyaan soal keamanan komplek Istana Negara dari bahaya kebakaran. Namun, saat ditanya mengenai keanehan tersebut, Bejo menampiknya. Menurut dia, kesiapan Istana dalam menghadapi bahaya kebakaran sudah sangat baik.

“Hidrannya sangat bagus, tidak diragukan lagi,” jelasnya. Namun, ternyata saat terjadi kebakaran tidak semua hidran difungsikan oleh PMK. Bejo mengatakan, pihaknya memilih untuk mengambil air di sungai dan saluran air di sekitar Istana Negara karena manuvernya dianggap lebih mudah.

Istana Negara memang dikelilingi oleh Air. Di sisi timur dan utara terdapat sungai ciliwung dan cabangnya. Sementara, di sebelah barat terdapat saluran air. Keputusan pihaknya mengambil air di sungai tidak berarti hidran di Istana Negara tidak berfungsi. “Itu masalah strategi saja dalam menanggulangi kebakaran,” lanjutnya.

Sekitar pukul 20.00, unit-unit mobil damkar mulai meningalkan komplek Istana Negara. Pihak Dinas Kebakaran menyiagakan tiga mobil PMK di dalam komplek istana untuk berjaga-jaga. Kebakaran itu membuat jalan di sekeliling Istana Negara macet total. Selain karena hilir mudik PMK yang mengambil air, banyak pengguna jalan yang sengaja melambatkan laju kendaraannya demi melihat kondisi gedung Setneg.

Saat ditanya soal penyebab kebakaran, Bejo hanya menggeleng. Dia belum bisa memastikan dari mana awal mula api, karena saat pihaknya datang api sudah berkobar. “Yang jelas, di gedung Setneg tidak ada kompor atau semacamnya yang bisa menimbulkan kebakaran,” tambahnya. Artinya, tidak menutup kemungkinan kebakaran itu disebabkan korsleting listrik. (byu/flo/jpnn)

JAKARTA- Kepanikan melanda kompleks Istana Negara di Jakarta kemarin sore. Gedung Utama Sekretariat Negara yang letaknya bersebelahan dengan Istana Negara terbakar. Saat itu ada kegiatan rapat kabinet terbatas yang dilaksanakan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama sejumlah menteri bidang perekonomian.

TERBAKAR: Pemadam berusaha memadamkan api  membakar Gedung Setneg, Komplek Istana Negara, kemarin. Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (03/21). Seorang karyawan  Sekretaris Negara mengatakan api muncul dari ruang rapat  lantai III.//ADE SINUHAJI/JPNN
TERBAKAR: Pemadam berusaha memadamkan api yang membakar Gedung Setneg, Komplek Istana Negara, kemarin.
Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (03/21). Seorang karyawan di Sekretaris Negara mengatakan api muncul dari ruang rapat di lantai III.//ADE SINUHAJI/JPNN

SBY bergegas menuju ke Gedung Setneg yang dilahap api. Dan, para menteri pun lari tunggang-langgang ke lokasi kebakaran.
“Saya lari ke sini,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, yang ditemui di sekitar lokasi kejadian.
Djoko pun mengatakan kalau SBY pun langsung bergegas begitu tahu ada kebakaran di Komplek Istana Merdeka itu.

“Presiden langsung menuju jalan lain untuk meninjau lokasi kebakaran tadi bersama menteri lainnya,” tambah Djoko.

Ketika kebakaran terjadi, SBY tengah melakukan rapat di Kantor Presiden. Jarak Gedung Utama dengan Kantor Presiden sekitar 150 meter. Kebakaran itu meludeskan aula yang terletak di lantai tiga gedung yang direnovasi tahun 2012 lalu dengan biaya Rp41.397.859.000 itu. Dugaan sementara, kebakaran ini terjadi karena korslet listrik di ruang sidang lantai III Gedung Setneg yang biasa dipakai presiden untuk menggelar sidang. Saat itu ruangan yang terbakar tersebut kosong. Tak ada sidang.

“Dokumen penting tidak ada yang terbakar, semuanya selamat karena memang yang terbakar itu lantai 3 sedangkan ruang kerja Pak Menteri dan staf-stafnya ada di lantai I dan II Dokumennya di lantai I dan II,” ujar Sekretaris Menteri Sekretaris Negara (Sesmensesneg) Lambok V Nahattands dalam jumpa pers di kompleks Setneg, Jakarta, Kamis malam.

Selain itu, kata Lambok, tidak ada korban jiwa dari peristiwa kebakaran itu. Semua pegawai dari lantai II dievakuasi saat kebakara terjadi.
Sementara itu, Mensesneg Sudi Silalahi yang ruangannya berada di lantai II tidak ada di tempat. Ia sedang mengikuti rapat bersama Presiden SBY di kantor Presiden Kompleks Istana.

“Semua bisa terselamatkan. Tidak ada korban, dan saya tegaskan tidak ada dokumen yang rusak atau terbakar,” tegas Lambok.
Menurutnya, Presiden saat peristiwa terjadi langsung menginstruksikan menyelamatkan nyawa para pegawai terlebih dahulu, baru dokumen yang tersimpan di Setneg. “Semua instruksi Presiden sudah kami lakukan,” jelas Lambok.

Informasi yang dihimpun, api kali pertama diketahui sekitar pukul 17.00 WIB. “Kami terima laporan kebakaran pukul 17.15,” terang Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta Subejo. Sejumlah mobil pemadam dari pos terdekat langsung diluncurkan ke lokasi kebakaran.

Bejo mengatakan, mobil damkar paling awal tiba lima menit setelah pihaknya menerima laporan. “Saat kami datang, api sudah berkobar di lantai tiga,” ujarnya. Yang terbakar adalah sebuah ruangan aula dengan ukuran cukup luas. Barang-barang yang ada di situ pun ludes, termasuk kursi, meja, dan pendingin ruangan.

Selain itu, atap bangunan berukuran 50×15 meter tersebut juga ludes hingga tinggal menyisakan rangkanya. Namun, rangka atap gedung tu tidak sampai ikut hancur akibat pemuaian. Tidak kurang dari 37 unit mobil damkar termasuk pendukungnya didatangkan ke kompleks Istana Negara.setelah berjibaku sekitar satu jam, api mulai bisa dikuasai. Petugas pun tinggal melakukan pembasahan.

Kebakaran yang melanda gedung Setneg sempat memunculkan pertanyaan soal keamanan komplek Istana Negara dari bahaya kebakaran. Namun, saat ditanya mengenai keanehan tersebut, Bejo menampiknya. Menurut dia, kesiapan Istana dalam menghadapi bahaya kebakaran sudah sangat baik.

“Hidrannya sangat bagus, tidak diragukan lagi,” jelasnya. Namun, ternyata saat terjadi kebakaran tidak semua hidran difungsikan oleh PMK. Bejo mengatakan, pihaknya memilih untuk mengambil air di sungai dan saluran air di sekitar Istana Negara karena manuvernya dianggap lebih mudah.

Istana Negara memang dikelilingi oleh Air. Di sisi timur dan utara terdapat sungai ciliwung dan cabangnya. Sementara, di sebelah barat terdapat saluran air. Keputusan pihaknya mengambil air di sungai tidak berarti hidran di Istana Negara tidak berfungsi. “Itu masalah strategi saja dalam menanggulangi kebakaran,” lanjutnya.

Sekitar pukul 20.00, unit-unit mobil damkar mulai meningalkan komplek Istana Negara. Pihak Dinas Kebakaran menyiagakan tiga mobil PMK di dalam komplek istana untuk berjaga-jaga. Kebakaran itu membuat jalan di sekeliling Istana Negara macet total. Selain karena hilir mudik PMK yang mengambil air, banyak pengguna jalan yang sengaja melambatkan laju kendaraannya demi melihat kondisi gedung Setneg.

Saat ditanya soal penyebab kebakaran, Bejo hanya menggeleng. Dia belum bisa memastikan dari mana awal mula api, karena saat pihaknya datang api sudah berkobar. “Yang jelas, di gedung Setneg tidak ada kompor atau semacamnya yang bisa menimbulkan kebakaran,” tambahnya. Artinya, tidak menutup kemungkinan kebakaran itu disebabkan korsleting listrik. (byu/flo/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/