26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Potensi Teror Jelang Pemilihan Umum Meningkat

 

JAKARTA,SUMUTPOS.CO- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai aksi teror jelang Pemilihan Umum legislatif dan presiden. Indikasi atas potensi teror tersebut dinilai sudah bermunculan.

“Musuh paling mendasar pelaku teror adalah demokrasi. Jadi jika saya ditanya apakah ada potensi teror menjelang Pemilu, tegas saya katakan ada,” kata Ketua BNPT Ansyaad Mbai saat menjadi pembicara dalam short course berjudul “Menekan Kaderisasi Pelaku Terorisme di Indonesia” di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Jakarta Selatan, Sabtu (22/3).

Ansyaad juga mengatakan, beberapa indikasi sudah bermunculan atas potensi teror jelang Pemilu. Antara lain ditemukannya kasus pengiriman bom dari Surabaya ke Poso beberapa saat lalu, dan situasi keamanan di Aceh yang tak kunjung kondusif.

“Jadi sebenarnya bukan lagi potensi, tapi sudah mulai ada, sudah mulai berjalan. Ini yang harus kita waspadai,” tambahnya tegas.

Ditanya mengenai kelompok yang terindikasi akan melakukan teror jelang Pemilu, Ansyaad mengungkapkan tokoh-tokoh lama. Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Jamaah Islamiyah (JI) disebut masih menjadi induk pelaku terorisme, dengan cita-cita besar mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

“Soal pelaku di bawah berubah-ubah, induknya masih tokoh itu-itu saja,” kata Ansyaad.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj yang juga menjadi pembicara dalam short course tersebut, mengungkapkan indikasi lain atas potensi teror jelang Pemilu.

“Salah satunya ditemukan di Semarang. Ada kelompok yang melarang hormat ke bendera merah putih. Itu salah satu benih, mereka tidak ingin Indonesia yang berdemokrasi ini ada,” ungkap Kiai Said.

Selain Ansyaad Mbai dan Kiai Said, short course juga menghadirkan narasumber lain, seperti Deputi I BNPT Mayjend Agus Surya Bakti, Ketua Crisis Center NII Sukanto, dan mantan Panglima NII Abu Ridho.

Kegiatan ini diikuti oleh siswa dari sekolah setingkat SMA, perwakilan remaja masjid dan pondok pesantren, serta guru bimbingan konseling dari beberapa sekolah di DKI Jakarta. (fat/jpnn)

 

JAKARTA,SUMUTPOS.CO- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai aksi teror jelang Pemilihan Umum legislatif dan presiden. Indikasi atas potensi teror tersebut dinilai sudah bermunculan.

“Musuh paling mendasar pelaku teror adalah demokrasi. Jadi jika saya ditanya apakah ada potensi teror menjelang Pemilu, tegas saya katakan ada,” kata Ketua BNPT Ansyaad Mbai saat menjadi pembicara dalam short course berjudul “Menekan Kaderisasi Pelaku Terorisme di Indonesia” di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Jakarta Selatan, Sabtu (22/3).

Ansyaad juga mengatakan, beberapa indikasi sudah bermunculan atas potensi teror jelang Pemilu. Antara lain ditemukannya kasus pengiriman bom dari Surabaya ke Poso beberapa saat lalu, dan situasi keamanan di Aceh yang tak kunjung kondusif.

“Jadi sebenarnya bukan lagi potensi, tapi sudah mulai ada, sudah mulai berjalan. Ini yang harus kita waspadai,” tambahnya tegas.

Ditanya mengenai kelompok yang terindikasi akan melakukan teror jelang Pemilu, Ansyaad mengungkapkan tokoh-tokoh lama. Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Jamaah Islamiyah (JI) disebut masih menjadi induk pelaku terorisme, dengan cita-cita besar mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

“Soal pelaku di bawah berubah-ubah, induknya masih tokoh itu-itu saja,” kata Ansyaad.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj yang juga menjadi pembicara dalam short course tersebut, mengungkapkan indikasi lain atas potensi teror jelang Pemilu.

“Salah satunya ditemukan di Semarang. Ada kelompok yang melarang hormat ke bendera merah putih. Itu salah satu benih, mereka tidak ingin Indonesia yang berdemokrasi ini ada,” ungkap Kiai Said.

Selain Ansyaad Mbai dan Kiai Said, short course juga menghadirkan narasumber lain, seperti Deputi I BNPT Mayjend Agus Surya Bakti, Ketua Crisis Center NII Sukanto, dan mantan Panglima NII Abu Ridho.

Kegiatan ini diikuti oleh siswa dari sekolah setingkat SMA, perwakilan remaja masjid dan pondok pesantren, serta guru bimbingan konseling dari beberapa sekolah di DKI Jakarta. (fat/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/