26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ternyata Israel Ambil Untung dari ISIS

Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Komisi I DPR Mahfuz Sidik mengaku sebagai pihak yang anti-ISIS. Dia mengklaim kerap memberikan pengarahan di berbagai kesempatan agar WNI tidak bergabung dengan kelompok radikal tersebut.

“ISIS itu didesain oleh inteligen Amerika Serikat, Israel dan Inggris yang ingin menciptakan kekuatan untuk menyelesaikan konflik di Irak dan Suriah,” kata Mahfuz saat dihubungi wartawan, Jumat (20/3).

Menurutnya, kepentingan Israel dengan ISIS adalah kepentingan bisnis senjata. Israel, menurut Sidik mengambil untung dari penjualan senjatanya ke ISIS. “Jadi ISIS bukan dilahirkan oleh Islam tapi suatu gerakan radikal yang menggunakan label Islam yang lahir dari kekuatan-kekuatan di luar Islam dan Israel untuk berdagang senjata,” jelasnya.

“Rekrutmen ini memang jadi masalah baru bagi negara-negara Muslim karena dayatarik mereka membuat cukup banyak orang Muslim bergabung,” ungkapnya.

Mahfuz mengatakan ISIS harus dicegah semaksimal mungkin. Apalagi pola gerakan dan aksi ISIS juga ditolak oleh kelompok radikal yang ada sebelumnya.

“Al Qaeda tidak setuju hingga  ISIS memisahkan diri. Logikanya, apa mungkin masyarakat muslim di tempat lain yang awam, jauh dari paham radikalisme akan bergabung? Itu tidak mungkin. Seharusnya yang bergabung adalah mereka yang sudah menganut paham radikalisme,” kata Mahfuz. (fas/jpnn)

Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Komisi I DPR Mahfuz Sidik mengaku sebagai pihak yang anti-ISIS. Dia mengklaim kerap memberikan pengarahan di berbagai kesempatan agar WNI tidak bergabung dengan kelompok radikal tersebut.

“ISIS itu didesain oleh inteligen Amerika Serikat, Israel dan Inggris yang ingin menciptakan kekuatan untuk menyelesaikan konflik di Irak dan Suriah,” kata Mahfuz saat dihubungi wartawan, Jumat (20/3).

Menurutnya, kepentingan Israel dengan ISIS adalah kepentingan bisnis senjata. Israel, menurut Sidik mengambil untung dari penjualan senjatanya ke ISIS. “Jadi ISIS bukan dilahirkan oleh Islam tapi suatu gerakan radikal yang menggunakan label Islam yang lahir dari kekuatan-kekuatan di luar Islam dan Israel untuk berdagang senjata,” jelasnya.

“Rekrutmen ini memang jadi masalah baru bagi negara-negara Muslim karena dayatarik mereka membuat cukup banyak orang Muslim bergabung,” ungkapnya.

Mahfuz mengatakan ISIS harus dicegah semaksimal mungkin. Apalagi pola gerakan dan aksi ISIS juga ditolak oleh kelompok radikal yang ada sebelumnya.

“Al Qaeda tidak setuju hingga  ISIS memisahkan diri. Logikanya, apa mungkin masyarakat muslim di tempat lain yang awam, jauh dari paham radikalisme akan bergabung? Itu tidak mungkin. Seharusnya yang bergabung adalah mereka yang sudah menganut paham radikalisme,” kata Mahfuz. (fas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/