AGAM, SUMUTPOS.CO – Duka di Sumatera Barat akibat galodo masih terasa ketika kemarin (21/5) Presiden Joko Widodo berkunjung. Bebatuan sebesar dua pelukan orang dewasa yang melululantahkan Nagari Bukitbatabuah, Kecamatan Canduang, masih berserak dekat aliran Sungai Batang Kasiak. Berjarak satu kilo, mereka yang kehilangan rumah berkumpul di pengungsian.
Kepala Negara mengunjungi posko tanggap darurat dan pengungsian di Lapangan Batu Taba. Dia didampingi Ibu Negara Iriana menyapa anak-anak di tenda pengungsian. “Selamat datang Bapak, selamat datang Bapak,” puluhan anak bernyanyi kompak menyambut rombongan.
Kedatangan Presiden seolah jadi obat bagi anak-anak. Mereka antusias ketika Jokowi mulai membagikan makanan dan buku. “Sepeda, Pak,” seru seorang anak. Anak-anak ini adalah penduduk dari Nagari Bukitbatabuah yang sembilan orang warganya meninggal karena banjir bandang.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyerahkan secara simbolis santunan duka bagi warga terdampak yang rumahnya hancur akibat bencana. Santunan diberikan kepada 12 orang penerima simbolis terdiri atas perwakilan penerima bantuan rumah rusak berat, sedang, ringan, dan ahli waris korban meninggal dunia.
“Tadi sudah saya sampaikan yang meninggal segera akan diberikan santunan, kemudian yang rumahnya rusak untuk menenangkan beliau-beliau masyarakat akan segera bantuannya diberikan dan dimulai pembangunannya. Tetapi sekali lagi, dengan catatan lahan untuk relokasi sudah ditetapkan dari Pak Bupati,” ujar Jokowi.
Dia juga menjelaskan bahwa terdapat 625 rumah rusak akibat bencana longsor dan banjir bandang lahar dingin di Sumatra Barat, 159 di antaranya mengalami rusak berat. 100 rumah akan direlokasi. Jokowi pun memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera membangun kembali rumah warga setelah tempat relokasi disiapkan pemerintah daerah.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengadakan rapat di tenda bersama sejumlah jajarannya. Presiden memberikan sejumlah arahan untuk penanganan bencana, termasuk memastikan logistik untuk pengungsi mencukupi dan proses pencarian korban yang belum ditemukan terus dilanjutkan. “Logistik harian untuk para pengungsi saya lihat masih baik dan logistiknya juga tiga minggu ke depan masih cukup,” tambahnya.
Salah satu poin penting lainnya yang disampaikan oleh Presiden adalah perlunya pembangunan sabo dam tambahan untuk mengantisipasi lahar dingin. Menurutnya, dari kebutuhan 56 sabo dam yang dihitung Kementerian PUPR, baru dua yang terbangun. “Saya perintahkan tahun ini harus dimulai, terutama di tempat-tempat yang sangat penting, ada enam,” ungkapnya.
Kejadian Sabtu (11/5) pukul 22.30 itu memang mengerikan. Satgas Bencana Kodimn0304 Agam Serma Yoga yang ditemui Jawa Pos dilokasi bencana menyatakan sempat merasa gentar melihat air yang menerjang rumah-rumah. Dia dan tentara lain datang ke lokasi 15 menit setelah galodo menerjang. Dia berdiri 700 meter dari sungai, namun 200 meter di hadapannya air mengalir deras. Air ini membawa batu besar dan batang pohon. “Saya dengar ada yang minta tolong. Laki-laki,” kenangnya.
Namun dia tidak bisa berbuat banyak. Pasukan tidak bisa sembrono menerobos air bah yang ketika kering bekasnya di tembok mencapai 1,5 meter itu. Yang dikhawatirkan adalah adanya galodo yang lebih besar. “Waktu itu mati lampu. Saya yang tentara saja takut. Tidak mau sembarangan bertindak,” tuturnya.
Hari-hari selanjutnya, mereka disibukan dengan evakuasi. Mayat satu orang remaja masjid yang waktu itu sedang berkumpul ditemukan dalam mobilnya. Yang paling jauh, mayat perempuan bernama Alimtusadiyah ditemukan 5 km dari rumahnya.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali mengunjungi Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Senin (20/5) tengah malam. Kunjungannya ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya pada 15 -16 Mei 2024, untuk memastikan lokasi pengungsian yang baru dibangun aman dan nyaman bagi pengungsi.
Lebih dari 10 tenda besar dipasang di posko pengungsian yang baru. Selain tenda pengungsi, Kemensos juga memasang tenda untuk posko kesehatan Puskesmas Ampek Angkek 1 unit. Ada Pula tenda untuk pelatihan vokasional kuliner dan kerajinan berbahan perca 2 unit. Dibangun pula toilet portable untuk kebutuhan para pengungsi.
Sebelumnya, saat meninjau lokasi pengungsian pada pekan lalu, Risma meminta agar lokasi pengungsian dipindah karena berada di jalur lahar dingin. Hal itu diketahui setelah Mensos Risma mencocokan peta jalur lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang dikeluarkan Kementerian ESDM dengan lokasi pengungsian. Hal itu dinilai perlu dilakukan guna menghindari jatuhnya korban kembali. Saat ini, tenda para pengungsi telah dipindahkan ke lapangan bola Batu Taba, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam.
Setiba di lokasi, Risma berdialog dengan para Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Bukit Tinggi yang bertugas di dapur umum yang baru didirikan. Ia juga memeriksa kesediaan makanan untuk para pengungsi. Tak hanya melihat, Risma pun ikut turun tangan memasak makanan untuk para pengungsi, bahkan Mensos Risma dengan cekatan ikut mengiris-ngiris kubis untuk dimasak. “Dulu sebelum ada Kampung Siaga Bencana (KSB), saya masak sendiri, sekarang sudah banyak KSB,” ungkapnya. Melalui dapur umum ini, 3.300 nasi bungkus setiap harinya dibagikan kepada para pengungsi.
Sampai Senin (20/5), Kemensos telah mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan logistik ke daerah terdampak bencana yakni di Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang, bantuan logistik senilai Rp. 7.14 miliar telah disalurkan.
Nursima, salah seorang pengungsi, mengatakan bahwa lokasi pengungsian yang sekarang lebih aman. Selain itu, lebih mudah diakses karena tak jauh dari jalan lintas Sumatera. “Sekarang selain aman, tempat pengungsiannya juga nyaman karena berbagai fasilitas tersedia. Terima kasih bu mensos,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo telah meninjau secara langsung pelaksanaan operasi SAR banjir bandang lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar. Berdasar data terakhir, Basarnas mencatat sudah ada 61 korban meninggal dunia. Dua belum teridentifikasi dan 59 korban lainnya sudah teridentifikasi. Sementara angka korban hilang sebanyak sebelas orang.
Kusworo memastikan, Basarnas terus melakukan operasi SAR untuk mencari para korban hilang tersebut. “Tim SAR gabungan melakukan penyisiran sepanjang aliran sungai, menurunkan anjing pelacak dari Polres Tanah Datar, melakukan pencarian melalui udara dengan menggunakan drone thermal,” kata jenderal bintang tiga TNI AU tersebut. Dalam peninjauan yang dia lakukan, Kusworo turut mengunjungi Posko SAR Gabungan di Pendopo Indo Jolito dan Posko Taktis di Simpang Manunggal.
Dari Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso, Kusworo mendapat penjelasan mengenai situasi terkini. Lewat kesempatan itu pula, dia memeriksa kesiapan dan ketersediaan alat serta peralatan SAR. Orang nomor satu di Basarnas itu pun sempat turun langsung ke lokasi pencarian dan mengunjungi para pengungsi yang berada di Tanah Datar. Sesuai arahan presiden, tempat tinggal para korban bakal direlokasi ke tempat yang lebih aman. (lyn/Mia/syn/jpg)