JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Indonesia bersiap untuk mengucapkan ‘bye Corona’. Tim uji klinis vaksin Covid-19 menyatakan, uji klinis tahap III untuk vaksin kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, China, ditargetkan selesai pada Januari 2021.
“Tadi kita sudah ketemu Pak Presiden, beliau sangat mendukung uji klinis vaksin ini dan sangat membantu apapun kebutuhannya, sehingga kami sangat optimis. Kami rencanakan uji klinis ini selesai bulan Januari (2021),” kata Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmil, di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/7).
Dosen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini juga mengatakan, akan ada 1.620 orang relawan yang akan ikut uji klinis tahap ketiga tersebut. “Selanjutnya akan dilakukan tindakan-tindakan penyuntikan yang akan dilakukan oleh departemen kesehatan. Saya harus melakukan pengujian vaksin betul-betul efektif dan aman. Dan dalam perhitungan statistik saya akan mengumpulkan kurang lebih 1.620 orang,” tambah Kusnandi seperti dilansir Antara.
Sebelum menjadi relawan, mereka akan diperiksa kesehatannya dengan teliti. Misalnya periksa darah, jantung, dan paru-paru. “Kalau sudah sehat baru bisa ikut penelitian ini. Harapan saya semuanya baik dan penelitian ini akan selesai pada bulan Januari,” ungkapnya.
Dia menambahkan mereka yang berminat untuk ikut akan direkrutn
secara sukarela. “Siapa saja yang mau bisa. Kami punya kantong-kantong penelitian, akan kami beri brosur siapa yang ingin ikut penelitian kami silakan mendaftar, itu sukarela,” jelas Kusnandi soal uji klinis vaksin Covid-19.
Menurut Kusnandi, uji klinis tahap III vaksin COVID-19 dari Sinovac itu juga dikerjakan bersama-sama dengan negara lain seperti India, Bangladesh, negara-negara Afrika dan Amerika Latin. “Uji klinis I dan II dilakukan di China dengan hasil yang baik, sekarang uji klinis ketiga dilakukan di beberapa negara dengan harapan hasilnya baik sehingga vaksin ini bisa dipergunakan,” ungkap Kusnandi.
Dia mengakui Presiden Jokowi meminta uji klinis dapat dipercepat menjadi hanya 3 bulan saja, tapi ia menolaknya. “Presiden mengatakan diusahakan vaksin ini cepat ada kalau bisa 3 bulan. Saya sampaikan tidak bisa 3 bulan, karena kita harus melakukan dengan hati-hati dan dengan benar. Karena untuk uji klinis medis ada tata cara yang sudah diatur WHO. Tidak boleh dipercepat karena nanti akhirnya tidak baik, malah vaksin ini tidak terpantau efek sampingnya dan manfaatnya,” jelasnya,
Vaksin COVID-19 buatan Sinovac tersebut tiba di Indonesia pada Minggu, 19 Juli 2020. Di Indonesia, BUMN farmasi Bio Farma rencananya akan memproduksi dan mendistribusikan vaksin tersebut bila uji klinis berhasil.
Cari Tahu Efektivitasnya
Peneliti yang juga Direktur Lembaga Biologi Molekuler, Eijkman Amin Soebandrio, mengatakan efektivitas vaksin COVID-19 buatan perusahaan China ini terhadap orang Indonesia belum diketahui. Karena itulah dilakukan uji klinis.
“Kita harus menunggu uji klinis yang di Indonesia apakah dia bisa membangunkan antibodi kemudian bisa melindungi orang Indonesia dan apakah cukup aman. Itu yang mau dibuktikan untuk saat ini kata Amin saat dihubungi, Selasa (21/7).
Amin mengatakan jika ditinjau dari virus corona SARS-CoV-2 yang ada di China dan Indonesia, memang ada kesamaan meski juga ada sedikit perbedaan. “Ada sekian persen perbedaan. Kita belum tahu strain mana yang dipakai China dalam mengembangkan vaksin ini. Biasanya dia ambil salah satu strain itu kemudian diproses sama dia,” ujarnya.
Amin menjelaskan, belum diketahui strain virus mana yang digunakan oleh China. Hal ini terkait dengan rahasia perusahaan vaksin tersebut. “Yang penting ‘kan apakah efektif dan aman untuk orang-orang Indonesia. Itu yang sedang akan dimulai dan dilakukan di Indonesia.”
Untuk uji klinis yang akan dilakukan di Indonesia sendiri merupakan studi fase kedua dan ketiga. Amin mengatakan, saat ini kedua tahapan tersebut boleh digabungkan.
Ketika ditanya apakah Indonesia juga akan membuka diri untuk uji klinis vaksin dari negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris, Amin mengatakan bahwa hal itu tergantung dari keputusan produsen vaksin itu sendiri.
Ia mengungkapkan bahwa keragaman Indonesia memang berpotensi menjadi tempat uji klinis dari vaksin COVID-19. “Indonesia itu kan penduduknya banyak, etnisnya juga banyak, sehingga Indonesia memiliki populasi yang menarik untuk uji klinis,” katanya.
“Sehingga mereka setidaknya akan melakukan uji klinis juga di Indonesia, tapi tentunya pihak Indonesia juga memberikan persyaratan bahwa mereka juga harus menyediakan sejumlah vaksin untuk Indonesia.”
Diproduksi Tahun Depan
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Indonesia bekerja sama dengan perusahaan China bernama Sinovac, ditargetkan akan mulai diproduksi tahun depan.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini vaksin tersebut tengah diuji klinis oleh Bio Farma dan Sinovac. “Salah satu kemajuan cukup menggembirakan adalah kerja sama Bio Fama dan Sinovac, sedang dilakukan uji klinis fase 3. Harapannya selesai akhir tahun ini dan diproduksi tahun depan,” ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa (21/7).
Dalam proses uji klinisnya, kata dia, Bio Farma menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Ia berharap, vaksin tersebut nantinya akan memberikan perlindungan kepada masyarakat dari Covid-19. “Harapannya masyarakat Indonesia bisa dapat proteksi dari penggunaan vaksin ini,” kata dia.
Di dunia, kata dia, saat ini ada sebanyak 240 kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan. Termasuk yang saat ini tengah dilakukan di Indonesia antara Bio Farma dengan Sinovac.
PT Bio Farma sendiri menargetkan produksi 40 juta dosis vaksin virus corona pada tahap awal. Perusahaan menyatakan siap memproduksi setelah uji klinis selesai dan surat izin edar diterbitkan oleh pemerintah.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan jumlah produksi vaksin virus corona akan ditingkatkan secara bertahap. Setelah 40 juta dosis, perusahaan akan menaikkannya menjadi 100 juta dosis per tahun dan maksimal 250 juta dosis per tahun.
Dia menyampaikan, vaksin virus corona buatan Indonesia akan tersedia bagi masyarakat pada kuartal pertama atau semester pertama 2022, setelah hasil uji klinis dinilai bagus.
Penelitian vaksin ini dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Honesti mengatakan Biofarma sebagai partner industri akan berkolaborasi dengan Eijkman untuk memproduksi vaksin.
Selain dari Cina, pemerintah juga bakal mendatangkan vaksin virus corona (Covid-19) dari Inggris. Vaksin itu akan diuji klinis lebih dahulu sebelum akhirnya diproduksi massal. “Ada yang dari Indonesia sendiri juga, ada yang dari Inggris,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (21/7). (lp6/kps)