Zoya Amirin, Psikolog Seksual yang Mendunia lewat Website
Di Indonesia, nama Zoya Jusung Amirin MPsi mungkin belum dikenal secara luas sebagai psikolog seksual. Tapi, di beberapa kantor berita asing, namanya cukup dikenal. Itu terjadi setelah dia gencar berpromosi lewat dunia maya.
M DINARSA K, Jakarta
Zoya Amirin tampak sibuk saat ditemui di Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/10) malam. Panggilan terus berdering di tiga ponsel yang dijajarnya di meja. Dia pun harus bergantian mengangkat telepon yang ditujukan kepadanya itu.
Kendati memancarkan raut muka kelelahan, senyum masih terus mengembang dari bibirnya. Little black dress berpotongan simpel yang dikenakannya membuat dirinya terlihat semakin memesona. “Ya, memang hari ini saya sangat sibuk. Dari siang, saya meeting terus. Pindah-pindah tempatnya,” urai perempuan kelahiran Jakarta, 7 September 1975, itu.
Dia menambahkan, kesibukan itu berkaitan dengan pengembangan web pribadi miliknya bertitel www.zoyaamirin.com yang dirilis bulan lalu, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-36. Berdasar profesinya sebagai psikolog seksual, website itu memang berisi segala hal yang menyangkut seks, terutama sex education.
Tujuan utama peluncuran situs yang disebutnya situs pertama tentang pendidikan seks di Indonesia itu adalah dia ingin dikenal sebagai seorang psikolog seksual dan memberikan pendidikan seks secara lebih luas kepada masyarakat. Fitur blog dalam web tersebut digunakan untuk mem-posting pendidikan seks yang ingin dia sampaikan kepada visitor web. Sebelumnya, pendidikan seks dia berikan melalui konsultasi atau seminar di mana dia diundang sebagai pembicara Sesekali dia juga melakukan road show bersama Komunitas Kajian Perilaku Seksual (KP2S) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) ke sekolah-sekolah atau ke tempat lain seperti di penjara anak-anak. “Kalau sebagai pembicara, saya harus tunduk kepada tema. Sedangkan melakukan road show memerlukan biaya besar, yang saya tidak bisa selalu memenuhinya,” ungkapnya. “Akhirnya, saya hanya menunggu ada sponsor, baru saya jalan. Saya tidak mau begitu terus,” sambungnya.
Karena itu, perempuan yang menyebut dirinya sebagai satu-satunya psikolog seksual berjenis kelamin perempuan di Indonesia itu mengatakan, demi membiayai usaha sosialnya memberikan edukasi seksual seluas mungkin kepada masyarakat, nantinya itu juga digunakan untuk mencari keuntungan. Sebab, turun menjemput bola melakukan pendidikan seks membutuhkan dana besar.
Zoya bersyukur, web tersebut membuat namanya kian dikenal. Sejumlah produk maupun perusahaan juga tengah melakukan pendekatan kepadanya untuk mensponsori. Di antaranya, dua brand kondom lokal yang sedang melakukan negosiasi dengan lulusan Fakultas Psikologi UI itu untuk menjadi brand ambassador mereka.
Dia juga bakal di-endorse oleh detik.com untuk mengisi blogdetik sekaligus membikinkannya fitur live chat yang akan dipasang di webnya. Saat ini pengunjung sebenarnya sudah bisa mengontak Zoya, tapi baru bisa via e-mail. Melalui web, dia juga bakal menginformasikan semua kegiatannya. Baik ketika dia diundang untuk menjadi pembicara maupun serangkaian kegiatan yang digelarnya.
Di antaranya adalah Zoya’s Lounge yang merupakan konsultasi grup dengan 20 orang. Yang akan datang, dia berencana menggelar workshop seks yang dikhususkan pasangan suami istri dengan materi, antara lain senam seks dan variasi gerakan-gerakan seks. Awal tahun depan, dia juga bakal kembali menghelat road show. Targetnya adalah kampus-kampus di Jakarta dan akan meluas hingga ke seluruh kota besar di Jawa.
“Semua kegiatan itu bakal tetap saya patok tarif. Fungsinya agar ada komitmen dari orang yang datang. Meskipun nanti beberapa kegiatan akan sangat murah, semisal Rp10 ribu, tetap harus bayar,” tegasnya.
Berkat situs pribadinya itu, Zoya mengaku namanya sebagai psikolog seks kian dikenal masyarakat. Dia bahkan menyebut sambutan masyarakat akan peluncuran webnya itu sangat menghebohkan.
Di hari-hari awal launching, ada sekitar seribu orang per hari yang mengunjungi webnya. Pengunjungnya semakin membeludak menjadi sekitar 2 ribu orang per hari saat Zoya merilis podcast-nya yang memampang dirinya tengah membicarakan masalah-masalah seputar seks dengan presenter seksi Chantal Della Concetta yang juga kawan akrabnya itu.
Zoya menyebut, pengunjung webnya semakin lama semakin banyak. Member yang mendaftar menjadi anggota juga konsisten naik. Hingga sekarang, dia bilang sudah ada lebih dari 300 orang. Bahkan, berkat situs dan podcast-nya itu, dia juga menjadi pemberitaan di luar negeri melalui sejumlah kantor berita seperti Al Jazeera, Daily Telegraph, atau Associated Press (AP).
“Sejak podcast saya launching di web, sepuluh hari setelah web rilis, banyak media asing yang menghubungi saya. Beberapa di antara mereka bahkan datang langsung untuk wawancara dengan saya,” ucapnya.
Menurut dia, media-media asing itu merasa heran bahwa di Indonesia yang dipandang sebagai negara yang masih memandang seks sebagai masalah yang masih tabu dibicarakan secara terbuka, Zoya malah tampil dengan berani dan blak-blakan.
Berkat sorotan dari pers asing itulah, pengunjung webnya tidak hanya berasal dari Indonesia. Banyak orang yang berasal dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, maupun yang jauh seperti Australia dan Inggris, juga turut mengakses. Itu diketahui dari e-mail yang diterimanya.
“Mereka juga meminta saya untuk membuat web saya juga bisa diakses dalam bahasa Inggris. Tapi, itu masih belum ada dalam bayangan saya. Saya ingin memberikan pendidikan seks kepada orang Indonesia dulu,” terangnya.
Menurut dia, situs itu adalah obsesi pribadinya selama empat tahun terakhir yang akhirnya menjadi kenyataan. Bahkan, dia tidak menyangka, ketika diluncurkan, itu akan memancing perhatian begitu besar.
Awalnya perempuan yang bercerai tiga tahun lalu itu hanya menyimpan keinginan besarnya untuk dirinya sendiri. Hingga suatu saat, dia menyampaikan keinginannya itu kepada Agus Sari, seorang ahli lingkungan hidup yang juga kekasihnya. Dia bilang, saat disampaikan itu, justru Agus yang antusias dan langsung menyusun rencana untuk membuat web yang diidamkannya itu.
Merasa sebagai orang yang gaptek, Zoya pun lebih banyak menurut apa yang direncanakan Agus. Dia lebih banyak menyampaikan apa yang diinginkannya dan diterjemahkan pacarnya itu. Karena ingin mendapat hasil terbaik, Zoya dan Agus habis-habisan bekerja untuk mewujudkan web tersebut.
Tenaga profesional seperti desainer web dan fotografer dilibatkan pembuatannya, yang mulai konsep hingga finishing memakan waktu enam bulan itu. Tak heran, biaya yang dikeluarkan dari kantong pribadinya untuk membiayai proyek tersebut juga tidak bisa dibilang sedikit.
“Sudah sekitar Rp100 jutaan lah. Tapi, itu juga tujuannya jangka panjang. Mas Agus bilang, di masa depan, perusahaan ini bisa menjadi korporasi yang menopang keuangan saya,” beber perempuan yang juga mengelola lembaga psikologi yang berhubungan dengan organisasi dan perusahaan itu.
Zoya tak menampik webnya bisa menjadi bibit kontroversi. Mengingat, seks bukanlah subjek yang wajar untuk dibicarakan secara terbuka di republik ini meskipun zaman sudah sangat maju. “Sekarang sih saya bersyukur tidak ada apa-apa dan bisa berjalan lancar sampai seterusnya,” harapnya.
Dia bercerita, karena seks pula, dirinya pernah mendapat teror melalui SMS maupun e-mail. Itu terjadi kala dia menjadi saksi ahli kasus video porno yang menimpa Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari beberapa waktu lalu. (*)