JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bakmi Goreng dan Godog menjadi menu santap siang Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka, kemarin (21/11). Pertemuan tersebut membahas berbagai hal mengenai kebangsaan, termasuk perhelatan pilkada. Sebab, pilkada tidak hanya dilangsungkan di DKI Jakarta saja.
Mega tiba di Istana Merdeka pukul 12.30. dia langsung masuk ke ruang depan Istana Merdeka dan disambut Presiden Jokowi. Keduanya langsung menuju ruang makan. Di meja bundar tersaji beberapa jenis hidangan. Selain bakmi, ada pula ikan dan sayuran.
’’Bukan saya yang memasak, tapi yang membawa itu beliau,’’ ujar Jokowi usai pertemuan sekitar 1,5 jam, seraya menoleh ke Mega.
Di beranda belakang Istana Merdeka, Jokowi kembali mengobrol dengan Mega. Dua cangkir teh terhidang, ditemani kicau burung dan pemandangan asri halaman dalam kompleks Istana Kepresidenan. Cuaca hang mendung menambah teduh suasana.
Jokowi menuturkan, pertemuan dnegan Mega merupakan bagian dari budaya silaturahmi dan saling mengunjungi yang terus dia dorong untuk dilakukan. ”Meskipun saya dengan ibu Megawati sangat sering sekali bertemu, tapi saling kunjung seperti ini juga sangat baik untuk kita tradisikan,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, dia membahas sejumlah hal. Selain ekonomi dan sosial, pilkada serentak 2017 juga menjadi pokok bahasan. ”Pilkada ini ada di 101 kota, kabupaten, dan provinsi. Bukan hanya di Jakarta,” lanjut mantan Wali Kota Solo itu. Dia mengingatkan bahwa menang dan kalah merupakan hal wajar dalam pilkada. Karena itu, setiap peserta harus saling menghormati apapun hasil pilkada.
Hal senada disampaikan Mega. Menurut dia, pilkada sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. ”Hanya sekarang ini ada sebuah hal yang menurut saya justru dibuat sedemikian rupa, membesarkan satu pilkada di jakarta,” tuturnya. Alhasil, pilkada di daerah lain terkesan diabaikan. Dia juga meminta media untuk ikut menebar kesejukan dalam kontestasi pilkada.
Di luar itu, Mega secara terbuka mengusulkan kepada Jokowi agar ada sebuah pertemuan dnegan para ketua umum partai pendukung pemerintah. Menurut dia, idealnya ketika partai pendukung pemerintah sudah solid di pusat, maka di daerah sebaiknya juga sama dalam hal pencalonan di pilkada. Namun, dia tidak bisa menahan karena itu merupakan hak masing-masing parpol.
Meskipun demikian, usulan itu tidak langsung dijawab oleh presiden. Dia akan mempertimbangkan usulan tersebut. Begitu pula saat ditanya kemungkinan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. ’’Ya nanti semuanya akan kita atur,’’ ucap Presiden berusia 55 tahun itu.
Beberapa hari belakangan memang muncul wacana mempertemukan Jokowi dan SBY dalam satu forum. Meskipun, Partai Demokrat mengklaim bahwa SBY pasif dalam hal rencana pertemuan tersebut. Artinya, tergantung dari kemauan Jokowi untuk mengundang SBY.
Sementara itu, disinggung mengenai pernyataan Kapolri bahwa ada rencana makar, Jokowi tampak tidak terlalu khawatir. Dia masih yakin aparat bisa mengatasi potensi tersebut. ’’Ya itu tugasnya polri dan TNI untuk waspada. Yang membahayakan NKRI, membahayakan demokrasi kita,’’ tambahnya. Yang jelas, semua harus mengikuti aturan hukum yang ada. (byu/jpg)