Site icon SumutPos

100 Kg Sabu untuk Stok Tahun Baru di Jakarta

Direktur Dittipid Narkoba Bareskrim, Brigjen Eko Daniyanto.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang tahun baru, penyelundupan narkotika makin gencar. Kamis (21/12), Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipid Narkoba) kembali menggagalkan penyelundupan 100 kg sabu jaringan Medan-Malaysia. Polisi menduga, barang haram tersebut akan dijual ke Jakarta.

Direktur Dittipid Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Daniyanto menuturkan, mereka mendapat informasi kalau pada pertengahan Desember lalu, akan ada pengiriman sabu-sabu dari Malaysia ke Medan. Tim langsung berangkat seminggu sebelumnya, untuk melakukan pemetaan lokasi. ”Jalur-jalur yang dilalui sekaligus lokasi henti,” ujarnya.

Setelah lima hari di Medan, tepatnya di Belawan, tim berhasil melacak jejak para pelaku. “Pada Hari Selasa (12/12), tim melakukan patroli di sekitar Pelabuhan Belawan. Kemudian pada pukul 01.30 WIB dilakukan penangkapan terhadap An alias Man dan SI dengan barang bukti 100 bungkus sabu yang beratnya kurang-lebih 100 kg di dalam karung goni,” jelas Eko.

Man ini diketahui bekerja sebagai kapten kapal. Dia bersama Safi’i membawa sabu itu dari Penang, Malaysia menggunakan sebuah kapal. ”Kami dalami siapa di balik ini semua,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, pada pukul 08.00 WIB, tim juga menangkap Es alias Adi. Eko menjelaskan, Adi berperan sebagai pengendali kedua tersangka yang lain. “Adi berperan sebagai pengendali,” tambahnya.

Eko menjelaskan, jaringan tersebut memang memanfaatkan jalur laut, salah satunya di Sumatera, untuk memasukkan narkoba ke Indonesia. Setelah itu, akan dikirim melalui jalur darat ke wilayah Jakarta.

“Setelah kita lakukan mapping di pesisir pantai, untuk masuk ke Jakarta sudah sempit sekali karena kita semuanya lakukan penindakan kita fight. Akhirnya jaringan ini lewat Sumatera. Dari situ baru pakai jalur darat. Mereka ambil dari pantai Sumatera. Kita hajar di hulu, tidak ada kita beri kesempatan,” urai Eko.

Diakuinya, jelang tahun baru ini upaya peredaran dan penyelundupan narkotika memang dirasakan terjadi peningkatan. Sebab, permintaan terhadap narkotika meningkat drastis. “Ini akan dibawa ke Jakarta. Tidak menutup kemungkinan untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru. Mereka memang adakan untuk tahun baru. Di Jakarta tidak ada,” kata Eko.

Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal mengatakan, Kapolri memerintahkan menindak tegas jaringan-jaringan narkoba, sehingga kejahatan narkoba bisa diminimalkan, terlebih mendekati akhir tahun. “Kapolri sudah menyampaikan, baik itu teroris, narkoba, ini adalah preventive strike. Jadi serangan pencegahan agar Natal dan tahun baru kita bisa minimalisir pelanggaran narkoba,” Iqbal menambahkan.

Sementara, Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, AKP Edy Safari dikonfirmasi membenarkan pihaknya ada mendengar penangkapan 100 kg sabu oleh Mabes Polri. Hanya saja, perwira berpangkat tiga balok emas ini tidak mengetahui kronologi penangkapan yang dilakukan secara tertutup tersebut.

“Yang kita dengar ditangkap di Andan Sari, Marelan, rencananya sabu berasal dari Aceh itu mau dibawa ke kapal, tapi gagal setelah ditangkap di perjalanan melalui jalan darat,” singkat Edy Safari.

Informasi diperoleh Sumut Pos, sebanyak 100 kg sabu dibawa dengan menggunakan mobil pribadi dari Aceh menuju ke Pelabuhan Belawan. Rencananya, barang haram itu akan dikirim ke Jakarta dengan menggunakan kapal yang telah dipersiapkan para tersangka, sebelum sabu yang telah dikemas dengan bungkusan plastik itu tiba di Pelabuhan Belawan, petugas Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim menggagalkan penyelundupan di perjalanan menuju ke Pelabuhan Belawan.

Petugas yang telah mengintai berhasil mengamankan sabu seberat 100 kg dan tiga tersangka, AN alias Man (30), SI alias Fi’i (28), dan Es alias Adi (39). Para tersangka yang merupakan jaringan sabu internasional itu langsung dibawa ke Mabes Polri.  “Info yang kita terima, sabu itu dibawa dari Aceh, sebelumnya sabu itu dipasok dari Malaysia melalui perairan Aceh. Jadi, rencananya sabu itu mau dibawa ke Jakarta melalui jalur laut, tapi dalam perjalanan menuju ke Pelabuhan Belawan sudah ketangkap,” kata sumber yang tak mau namanya dikorankan.

Melihat kondisi ini, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sumut, Hamdani Harahap mengaku, penyebaran narkotika di Indonesia dari luarnegeri sudah sangat masif. Menurutnya, tujuan penjualan narkotika di Indonesia tak semata-mata mencari keuntungan bisnis tapi ada maksud lain.

“Saya sampai tertawa mendengarnya, untuk stok Natal dan Tahun Baru. Jadi saya lihat memang ada tujuan berbeda dari pebisnis narkoba jaringan internasional, ada upaya untuk merusak bangsa ini. Kalau sudah begini kondisinya, negara ini sudah darurat narkoba,” katanya.

Bila peredaran narkotika sudah masuk status darurat, perlu penanganan yang darurat pula katanya. Seperti hal nya yang diberlakukan Presiden Fillipina di negaranya, Hamdani merasa hal serupa boleh ditiru di Indonesia.

“Tapi harusnya disesuaikan dengan aturan yang berlaku di negara ini. Kalau di Fillipina presidennya menerapkan gaya tembak mati, mungkin di Indonesia perlu disesuaikan dengan tidak melanggar HAM. Makanya nanti ketika Duterte (Presiden Fillipina) datang ke Indonesia perlu juga dia bicara soal bagaimana cara yang pas bagaimana memberantas peredaran narkotika di Indonesia. Keadaan darurat harus darurat pula penanganannya,” pungkas Hamdani. (idr/jpg/fac/dvs/adz)

Exit mobile version