JAKARTA-Magnet untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat makin kuat saja. Buktinya, Wakil Sekjen Saan Mustopa terus bergerilya ke bawah untuk mendukung langkahnya. Meski membantah pendekatannya ke DPC dan DPD bukan hanya jelang KLB saja, namun move-move politik Saan mengindikasikan keseriusannya menjadi ketua umum.
“Yang namanya politik itu bukan semata-mata konteks kepentingan. Di mana ada kepentingan, baru jalin komunikasi, nggak ada momen politik
ditinggalkan. Saya nggak mau seperti itu. Namanya persahabatan, komunikasi dan silaturahmi jauh lebih penting daripada KLB,” ujar Saan di Gedung DPR, Senayan, kemarin (22/3).
Saan juga mengaku sudah berkomunikasi dengan berbagai kalangan, termasuk dengan SBY dan beberapa elite Demokrat lainnya. “Dengan semua lah kita lakukan komunikasi. Yang jelas tidak ada tawar menawar politik, karena bukan dagang,” ujar anggota Komis III DPR yang dikenal sebagai loyalis Anas Urbaningrum ini.
Namun tekad Saan untuk merengkuh kursi ketua umum Partai Demokrat sungguh berat. Mekanisme aklamasi yang kemungkinan akan diberlakukan pada KLB nanti. Meski demikian, Saan menegaskan tidak akan memprotes mekanisme itu. “Saya terima, nggak akan veto,” tegasnya.
Selain Saan, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie juga mengincar kursi yang baru saja ditinggalkan Anas Urbaningrum itu. Ketua DPR RI ini sudah menggalang kekuatan dengan sejumlah pengurus di daerah melalui Ketua DPP Demokrat Achsanul Qosasih.
“Kita bukan bicara tim sukses Pak Marzuki. Ini semua teman-teman ketemu dengan Pak Marzuki untuk silaturahmi. Cabang minta penjelasan kepada Pak Marzuki, agar KLB tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata Achsanul di Gedung DPR, Senayan, Jumat (22/3).
Menurut Achsanul, Marzuki masih menunggu petunjuk dari Majelis Tinggi Demokrat. “Namun pada prinsipnya kita ingin semua pengurus DPC datang ke KLB untuk memilih pemimpin yang lebih baik,” imbuhnya.
Namun, anggota Komisi XI itu membantah jika tim sukses Marzuki Alie telah bergerak mencari dukungan. Dia mengatakan KLB kali ini berbeda dengan kongres pada 2010. “Tidak ada timses, kuat-kuatan atau karantina,” tuturnya.
Achsanul mengakui jika sejumlah pengurus daerah, seperti dari Jawa Barat, Sumatera Utara dan Maluku, itu menginginkan Ketua DPR itu maju. Namun, Achsanul memastikan Marzuki taat azas dan aturan. “Jadi aneh kalau ada yang deklarasikan jadi ketum di KLB nanti. Kita belum konsolidasi, tapi nanti Pak Marzuki akan beri arahan,” tuturnya.
Mengenai mekanisme aklamasi di KLB, Achsanul mengatakan hal itu bagian dari demokrasi. “Kita pasti ingin yang kondusif. Saya juga meminta agar jangan ada timses-timses, karantina-karantina dan galang-galangan,” tukasnya. (dms/jpnn)