29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Dahlan Jajal Bogor

Kendarai Mobil Listrik ke Luar Kota

MENINJAU: Menteri BUMN Dahlan Iskan meninjau gardu listrik  Kedung Badak Bogor Jawa Barat usai mengendarai mobil listrik dari Jakarta, Minggu(22/7).//Alex Perdana/Radar Bogor/JPNN
MENINJAU: Menteri BUMN Dahlan Iskan meninjau gardu listrik di Kedung Badak Bogor Jawa Barat usai mengendarai mobil listrik dari Jakarta, Minggu(22/7).//Alex Perdana/Radar Bogor/JPNN

BOGOR-Setelah melakukan uji coba mobil listrik Ahmadi di sekitar Jakarta saja, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan kembali menggeber kendaraan ramah lingkungan tersebut menuju Bogor, kemarin.

Maksud kedatangan menteri nyentrik itu ke kota hujan bertujuan ingin mengetahui sejauh mana kemampuan
dan daya tahan mobil listrik besutan Dasep Ahmadi itu jika dibawa melakukan perjalanan jauh.

Dahlan berangkat menuju Bogor dari kediamannya di kawasan Semanggi sekitar pukul 08.00 melalui tol Semanggi via Jagorawi dan Bogor Outer Ring Road (BORR). Mobil listrik seri G 5.0 warna hijau itu sempat berhenti di kantor Jasa Marga tol BORR selama satu jam untuk mengisi batere yang dilakukan tim teknisi PT Sarimas Ahmadi Pratama (SAP) sebagai pembuat mobil listrik tersebut.

Setibanya di kantor APJ PLN Bogor pukul 11.30, Dahlan sempat mengemudikan Ahmadi mengitari halaman kantor sebelum parkir untuk kembali melakukan pengisian baterei.

“Ini uji coba perdana Ahmadi ke luar kota, karena selama lima kali test drive hanya dilakukan di sekitar Jakarta saja,” kata Dahlan kepada wartawan, kemarin.

Mantan CEO Jawa Pos itu mengaku, jarak tempuh yang digeber dirinya untuk tiba di Bogor kurang lebih mencapai 60 kilometer. Sebab, jika lebih dari itu, tenaga baterei akan cepat habis terutama jika melewati tanjakan menaik serta jalan rusak. “Karena saya khawatir batereinya tidak sampai ke Bogor, di tol BORR sempat dilakukan isi ulang agar tidak lowbet di tengah jalan,” jelasnya.

Ditanya kendala apa yang dihadapi Dahlan saat mengemudikan Ahmadi, ia mengaku sejauh ini tidak ditemukan masalah teknis kecuali daya tahan baterei yang tergantung pada jarak tempuh.

Meski begitu, bukan berarti tidak ada koreksi dari pria yang sempat menjalani transplantasi hati tahun 2006 itu. “Kalau malam hari, display speedometer terlalu terang. Tapi itu bukan masalah,” ucapnya.

“Sekarang, saya tinggal tunggu pemasangan mesin pendingin yang akan dilakukan pekan ini,” tambahnya lagi.

Selama enam hari uji coba Ahmadi, Dahlan mengaku hanya mengisi baterai sebanyak dua kali dan isi ulang sekali dengan total listrik terpakai sebanyak 1,9 volt sejauh 7 kilometer.

Untuk pengisian ulang baterei, ada dua tahap yakni melalui quick charging dan charging manual. “Untuk quick charging bisa dilakukan hingga 20 menit dan manual bisa sampai empat jam,” jelas Dahlan.

Selain itu, tambahnya, dibutuhkan aki yang khusus untuk mobil listrik yang akan disuplai oleh pabrik pembuat aki di Cileungsi, Kabupaten Bogor. “Mungkin tahun depan baru suplai aki bisa digunakan karena jarang ada pabrik yang mau memproduksinya karena tidak ada yang menggunakan mobil listrik,” tuturnya.

Terkait wacana pembangunan pabrik mobil listrik, Dahlan mengungkapkan hal itu akan dilakukan pemerintah di tahun depan saat produksi kendaraan telah mencapai 5000 unit. “Insya Allah, BUMN akan bangun pabrikan mobil untuk memproduksi secara massal ke pasaran,” ungkapnya.
Usai menjajal ketahanan mesin dan baterai di Kota Bogor, Rencananya hari ini, Dahlan langsung menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri untuk merumuskan policy mobil listrik ini. Rapat yang akan dikomandoi Menko Perekonomian, Hatta Rajasa ini akan merumuskan kebijakan teknis terkait keberadaan mobil listrik dan hybrid.

“Pemerintah harus memberikan insentif kepada pengguna mobil listrik dan hybrid. Selain itu, kami juga akan merumuskan aturan jelas keberadaan mobil tersebut di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan),” jelasnya.

Ditanya tentang pesanan mobil listriknya yang menyerupai Ferari itu, Dahlan menegaskan, mobil miliknya bakal selesai paling lambat tiga minggu lagi. Namun, ia akan melakukan beberapa kali test drive dahulu di sekitar Yogyakarta sebelum dibawa pulang ke Jakarta melalui perjalanan darat.
“Pastinya, akan saya gunakan sebagai kendaraan pribadi. Namun, itu butuh proses beberapa kali uji coba sebelum memastikan penggunaannya,” tutupnya. (rur/jpnn)

Kendarai Mobil Listrik ke Luar Kota

MENINJAU: Menteri BUMN Dahlan Iskan meninjau gardu listrik  Kedung Badak Bogor Jawa Barat usai mengendarai mobil listrik dari Jakarta, Minggu(22/7).//Alex Perdana/Radar Bogor/JPNN
MENINJAU: Menteri BUMN Dahlan Iskan meninjau gardu listrik di Kedung Badak Bogor Jawa Barat usai mengendarai mobil listrik dari Jakarta, Minggu(22/7).//Alex Perdana/Radar Bogor/JPNN

BOGOR-Setelah melakukan uji coba mobil listrik Ahmadi di sekitar Jakarta saja, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan kembali menggeber kendaraan ramah lingkungan tersebut menuju Bogor, kemarin.

Maksud kedatangan menteri nyentrik itu ke kota hujan bertujuan ingin mengetahui sejauh mana kemampuan
dan daya tahan mobil listrik besutan Dasep Ahmadi itu jika dibawa melakukan perjalanan jauh.

Dahlan berangkat menuju Bogor dari kediamannya di kawasan Semanggi sekitar pukul 08.00 melalui tol Semanggi via Jagorawi dan Bogor Outer Ring Road (BORR). Mobil listrik seri G 5.0 warna hijau itu sempat berhenti di kantor Jasa Marga tol BORR selama satu jam untuk mengisi batere yang dilakukan tim teknisi PT Sarimas Ahmadi Pratama (SAP) sebagai pembuat mobil listrik tersebut.

Setibanya di kantor APJ PLN Bogor pukul 11.30, Dahlan sempat mengemudikan Ahmadi mengitari halaman kantor sebelum parkir untuk kembali melakukan pengisian baterei.

“Ini uji coba perdana Ahmadi ke luar kota, karena selama lima kali test drive hanya dilakukan di sekitar Jakarta saja,” kata Dahlan kepada wartawan, kemarin.

Mantan CEO Jawa Pos itu mengaku, jarak tempuh yang digeber dirinya untuk tiba di Bogor kurang lebih mencapai 60 kilometer. Sebab, jika lebih dari itu, tenaga baterei akan cepat habis terutama jika melewati tanjakan menaik serta jalan rusak. “Karena saya khawatir batereinya tidak sampai ke Bogor, di tol BORR sempat dilakukan isi ulang agar tidak lowbet di tengah jalan,” jelasnya.

Ditanya kendala apa yang dihadapi Dahlan saat mengemudikan Ahmadi, ia mengaku sejauh ini tidak ditemukan masalah teknis kecuali daya tahan baterei yang tergantung pada jarak tempuh.

Meski begitu, bukan berarti tidak ada koreksi dari pria yang sempat menjalani transplantasi hati tahun 2006 itu. “Kalau malam hari, display speedometer terlalu terang. Tapi itu bukan masalah,” ucapnya.

“Sekarang, saya tinggal tunggu pemasangan mesin pendingin yang akan dilakukan pekan ini,” tambahnya lagi.

Selama enam hari uji coba Ahmadi, Dahlan mengaku hanya mengisi baterai sebanyak dua kali dan isi ulang sekali dengan total listrik terpakai sebanyak 1,9 volt sejauh 7 kilometer.

Untuk pengisian ulang baterei, ada dua tahap yakni melalui quick charging dan charging manual. “Untuk quick charging bisa dilakukan hingga 20 menit dan manual bisa sampai empat jam,” jelas Dahlan.

Selain itu, tambahnya, dibutuhkan aki yang khusus untuk mobil listrik yang akan disuplai oleh pabrik pembuat aki di Cileungsi, Kabupaten Bogor. “Mungkin tahun depan baru suplai aki bisa digunakan karena jarang ada pabrik yang mau memproduksinya karena tidak ada yang menggunakan mobil listrik,” tuturnya.

Terkait wacana pembangunan pabrik mobil listrik, Dahlan mengungkapkan hal itu akan dilakukan pemerintah di tahun depan saat produksi kendaraan telah mencapai 5000 unit. “Insya Allah, BUMN akan bangun pabrikan mobil untuk memproduksi secara massal ke pasaran,” ungkapnya.
Usai menjajal ketahanan mesin dan baterai di Kota Bogor, Rencananya hari ini, Dahlan langsung menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri untuk merumuskan policy mobil listrik ini. Rapat yang akan dikomandoi Menko Perekonomian, Hatta Rajasa ini akan merumuskan kebijakan teknis terkait keberadaan mobil listrik dan hybrid.

“Pemerintah harus memberikan insentif kepada pengguna mobil listrik dan hybrid. Selain itu, kami juga akan merumuskan aturan jelas keberadaan mobil tersebut di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan),” jelasnya.

Ditanya tentang pesanan mobil listriknya yang menyerupai Ferari itu, Dahlan menegaskan, mobil miliknya bakal selesai paling lambat tiga minggu lagi. Namun, ia akan melakukan beberapa kali test drive dahulu di sekitar Yogyakarta sebelum dibawa pulang ke Jakarta melalui perjalanan darat.
“Pastinya, akan saya gunakan sebagai kendaraan pribadi. Namun, itu butuh proses beberapa kali uji coba sebelum memastikan penggunaannya,” tutupnya. (rur/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/