26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Komjen Sutarman Diusulkan Kompolnas dan Kapolri

Komisaris-Jenderal-SutarmanBanjarbaru – Presiden SBY menyinggung tentang pencalonan Komjen Pol Sutarman sebagai calon Kapolri. Dia menegaskan Sutarman diusulkan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Kapolri. Dia membantah mengajukan nama Sutarman karena lobi.

SBY menyinggung hal ini saat memberikan kata sambutan dalam acara Silaturahmi Pengurus Wartawan Indonesia (PWI) dan Tokoh Pers dengan Presiden di Hotel Novotel, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/10).

Di awal sambutannya, SBY yang mengenakan baju batik lengan panjang warna cokelat, menyampaikan banyak hal terkait pers. Salah satunya mengenai kebebasan pers. SBY mengingatkan kebebasan pers yang mutlak akan bisa mengakibatkan kemudaratan yang mutlak. Karena itu, SBY mendorong agar pers tetap bebas, namun bertanggung jawab.

Salah satu praktik jurnalisme yang tidak bertanggung jawab adalah munculnya berita jika Sutarman diajukan Presiden SBY akibat lobi. ‎”Informasi dari sejumlah kawan, beberapa media mengangkat isu ini. Not all, ada beberapa,” kata SBY yang tidak menyebut nama medianya.

“Dalam berita itu dibangun keadaan atau isu atau berita bahwa sebenarnya Komjen sutarman itu tidak diusulkan atasannya, yaitu Kapolri. Tapi SBY dilobi oleh seseorang. Berita ini diangkat dan diberitakan serta dibaca orang setelah Sutarman menjalani fit and proper test. Dan DPR cenderung menyetujui usulan itu,” sambung SBY yang dalam acara itu didampingi sejumlah menteri seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

SBY menyatakan seharusnya dirinya tidak perlu cerita apa yang sebenarnya terjadi di forum tersebut. Sebab, selama ini apa yang ia lakukan sudah sesuai dengan sistem yang telah dibangun. Namun, agar masyarakat mendapat informasi yang benar, SBY perlu menjelaskan hal ini.

“Rasanya saya perlu sampaikan cerita sesungguhnya. Seperti biasa, sesuai UU, yang mengusulkan nama calon Kapolri, yang pertama Kompolnas, yang secara ex officio diketuai Menko Polhukam. Kompolnas mengusulkan secara tertulis kepada presiden. Yang kedua, Kapolri yang mengusulkan,” jelas SBY

Kompolnas mengirimkan 4 nama kepada Presiden, salah satunya Komjen Sutarman. Kapolri juga mengirimkan 4 nama kepada Presiden, yang salah satunya juga Sutarman. Usulan dua pihak itu meletakkan Sutarman sebagai calon nomor pertama.

“Dengan fakta ini maka gugurlah cerita bahwa Sutarman tidak dicalonkan oleh Kompolnas dan Kapolri. Gugur juga cerita yang dibangun bahwa presiden dilobi,” ujar SBY yang merasa prihatin dengan pemberitaan yang tidak sesuai kode etik pers itu.

Menurut SBY, penetapan calon Kapolri ini juga melalui proses yang sudah sesuai aturan. “Dalam memproses itu ada saya, wakil presiden, Menko Polhukam, Kapolri, Mensesneg, Seskab, dan Kepala BIN,” jelas SBY.

Setelah semua pihak menyampaikan pandangan, kata SBY, dirinya kemudian baru memutuskan. “Apa yang saya putuskan sesuai dengan usulan Kompolnas dan juga Kapolri,” tegas SBY.

SBY mengaku ada pihak-pihak lain, yang merupakan pihak partikelir, menyampaikan agar dirinya mengusulkan nama-nama lain calon kapolri selain Sutarman. “Bahkan, ada usulan nama-nama yang tidak diusulkan Kompolnas dan Kapolri. Tapi saya tegas tidak bisa, karena tidak sesuai sistem,” jelas SBY.

Terkait pemberitaan yang tidak sesuai fakta itu, SBY menggarisbawahi bahwa pemberitaan itu tidak melalui cross check yang benar. ‎”Isu ini dibeli masyarakat, meski tidak semua. Dan saat ini yang dituduh melobi saya, stres sekarang. Ini victim (korban) sudah terjadi. Internal Polri juga terganggu. Kalau diteruskan, maka politik juga bisa gaduh oleh sesuatu yang tidak ada,” ujar SBY.

Selanjutnya SBY mengajak pers untuk melakukan tugas jurnalistik dengan benar demi tegaknya kehidupan masyarakat yang baik. Baaimana pun, kata SBY, pers memiliki kekuatan yang luar biasa.(kl/int)

Komisaris-Jenderal-SutarmanBanjarbaru – Presiden SBY menyinggung tentang pencalonan Komjen Pol Sutarman sebagai calon Kapolri. Dia menegaskan Sutarman diusulkan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Kapolri. Dia membantah mengajukan nama Sutarman karena lobi.

SBY menyinggung hal ini saat memberikan kata sambutan dalam acara Silaturahmi Pengurus Wartawan Indonesia (PWI) dan Tokoh Pers dengan Presiden di Hotel Novotel, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/10).

Di awal sambutannya, SBY yang mengenakan baju batik lengan panjang warna cokelat, menyampaikan banyak hal terkait pers. Salah satunya mengenai kebebasan pers. SBY mengingatkan kebebasan pers yang mutlak akan bisa mengakibatkan kemudaratan yang mutlak. Karena itu, SBY mendorong agar pers tetap bebas, namun bertanggung jawab.

Salah satu praktik jurnalisme yang tidak bertanggung jawab adalah munculnya berita jika Sutarman diajukan Presiden SBY akibat lobi. ‎”Informasi dari sejumlah kawan, beberapa media mengangkat isu ini. Not all, ada beberapa,” kata SBY yang tidak menyebut nama medianya.

“Dalam berita itu dibangun keadaan atau isu atau berita bahwa sebenarnya Komjen sutarman itu tidak diusulkan atasannya, yaitu Kapolri. Tapi SBY dilobi oleh seseorang. Berita ini diangkat dan diberitakan serta dibaca orang setelah Sutarman menjalani fit and proper test. Dan DPR cenderung menyetujui usulan itu,” sambung SBY yang dalam acara itu didampingi sejumlah menteri seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

SBY menyatakan seharusnya dirinya tidak perlu cerita apa yang sebenarnya terjadi di forum tersebut. Sebab, selama ini apa yang ia lakukan sudah sesuai dengan sistem yang telah dibangun. Namun, agar masyarakat mendapat informasi yang benar, SBY perlu menjelaskan hal ini.

“Rasanya saya perlu sampaikan cerita sesungguhnya. Seperti biasa, sesuai UU, yang mengusulkan nama calon Kapolri, yang pertama Kompolnas, yang secara ex officio diketuai Menko Polhukam. Kompolnas mengusulkan secara tertulis kepada presiden. Yang kedua, Kapolri yang mengusulkan,” jelas SBY

Kompolnas mengirimkan 4 nama kepada Presiden, salah satunya Komjen Sutarman. Kapolri juga mengirimkan 4 nama kepada Presiden, yang salah satunya juga Sutarman. Usulan dua pihak itu meletakkan Sutarman sebagai calon nomor pertama.

“Dengan fakta ini maka gugurlah cerita bahwa Sutarman tidak dicalonkan oleh Kompolnas dan Kapolri. Gugur juga cerita yang dibangun bahwa presiden dilobi,” ujar SBY yang merasa prihatin dengan pemberitaan yang tidak sesuai kode etik pers itu.

Menurut SBY, penetapan calon Kapolri ini juga melalui proses yang sudah sesuai aturan. “Dalam memproses itu ada saya, wakil presiden, Menko Polhukam, Kapolri, Mensesneg, Seskab, dan Kepala BIN,” jelas SBY.

Setelah semua pihak menyampaikan pandangan, kata SBY, dirinya kemudian baru memutuskan. “Apa yang saya putuskan sesuai dengan usulan Kompolnas dan juga Kapolri,” tegas SBY.

SBY mengaku ada pihak-pihak lain, yang merupakan pihak partikelir, menyampaikan agar dirinya mengusulkan nama-nama lain calon kapolri selain Sutarman. “Bahkan, ada usulan nama-nama yang tidak diusulkan Kompolnas dan Kapolri. Tapi saya tegas tidak bisa, karena tidak sesuai sistem,” jelas SBY.

Terkait pemberitaan yang tidak sesuai fakta itu, SBY menggarisbawahi bahwa pemberitaan itu tidak melalui cross check yang benar. ‎”Isu ini dibeli masyarakat, meski tidak semua. Dan saat ini yang dituduh melobi saya, stres sekarang. Ini victim (korban) sudah terjadi. Internal Polri juga terganggu. Kalau diteruskan, maka politik juga bisa gaduh oleh sesuatu yang tidak ada,” ujar SBY.

Selanjutnya SBY mengajak pers untuk melakukan tugas jurnalistik dengan benar demi tegaknya kehidupan masyarakat yang baik. Baaimana pun, kata SBY, pers memiliki kekuatan yang luar biasa.(kl/int)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/