26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Air Siraman Dikirim ke Cikeas

Siraman jelang pernikahan Siti Rubi Aliya Rajasa dengan Edi Baskoro

Cuaca kurang bersahabat bagi keluarga M Hatta Rajasa Selasa (22/11). Berkali-kali hujan mengguyur kediaman mereka di Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati, Jakarta selatan.

Untungnya, guyuran hujan tidak mengganggu proses siraman, midodareni, hingga ningkuk atau bepacar Siti Rubi Aliya Rajasa yang akan dipersunting Edhie Baskoro Yudhoyono.

Berbagai proses campuran adat Jawa dan Palembang tadi, merupakan bagian dari rangkaian pernikahan Aliya dan Edhie Baskoro, atau yang akrab disapa Ibas. Khusus di kediaman Hatta, proses dimulai dengan pembacaan Surah Yasin dan Surah Ar Rahman pada pagi hari. Acara yang dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf ini berlangsung khusuk, dan ditutup dengan pembacaan salawat serta doa.

Ahmad Mushofa, satu dari 23 peserta pengajian mengatakan, prosesi meminta restu Allah itu berlangsung cukup khusuk. Dia mengatakan, rombongan pengajian pimpinan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf datang langsung dari Solo. “Kebetulan ibu Hatta rajasa (Okke Hatta Rajasa, Red) juga bagian dari jamaah pengajian kita,” tandasnya.

Proses selanjutnya adalah, siraman. Dalam upacara siraman yang dimulai sekitar pukul 13.00 ini, Hatta mengenakan surjan dipadu dengan batik jogja dengan dominasi warna biru muda. Sementara Okke mengenakan kebaya juga dipadu kain batik Jogja. Sedangkan Aliya tampil anggun dengan rambut dibiarkan terurai. Aksesori lain yang dikenakan Aliya adalah sebuah bando yang tersusun dari puluhan bunga melati. Sebelum disiram, Aliya lebih dulu sungkem ke Hatta dan Okke ibunya. Tangis haru pecah saat sungkeman. Berkali-kali Aliya maupun ibunya, terlihat menyapu air mata dengan selembar tisu.

Sebagai seorang bapak, Hatta menjadi orang pertama yang menyiram Aliya. Sebelum menyiram Aliya, dia bertugas memasang bleketep, yaitu anyaman janur berukuran sekitar satu meter persegi.

Setelah memasang bleketepe, dengan perlahan Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu dengan hati-hati membasuh anak keduanya itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari tayangan televisi yang dipasang di luar tenda utama, Hatta terlihat komat-kamit ketika menyiram putrinya.

Penyiram kedua adalah Okke. Selanjutnya disusul oleh Siti Nurbaya, Ida Abdul Azis, Herawati Boediono, Murniati Widodo AS, dan diakhiri oleh Yusmin Bahusin. Sebagian air siraman ini, dikirim ke Cikeas, kediaman Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya, air ini juga digunakan dalam prosesi siraman Ibas. Pengantaran air siraman dari Fatmawati menuju Cikeas ini mendapatkan pengawalan ketat. Tidak ingin terjebak macet, pengiriman air siraman ini dikawal petugas foreder (voorrijder).

Usai menggelar siraman, Hatta yang masih mengenakan setelah busana adat Jawa itu menemui puluhan wartawan di tenda utama. Bapak empat anak ini menuturkan, mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf. “Mohon maaf apabila ada yang terganggu karena sempat diguyur hujan. Tapi sore ini sudah lebih cerah,” kata dia.

Dalam keterangannya, Hatta mengaku bahagia menjelang pernikahan Aliya. Dia berharap, prosesi pernikahan hingga selesainya resepsi yang rencananya digelar 26 November mendatang berjalan lancar.

Dia mengaku kedua calon mempelai merupakan anak-anak yang patuh kepada orangtua masing-masing. Untuk itu, dia sangat terharu saat melepas Aliya. “Menangis saya tadi menangis haru dan bahagia,” ujar menteri kelahiran Palembang 10 Desember 1953 itu.

Menurut Hatta, Ibas adalah sosok yang penuh kasih sayang, ramah, dan tanggung jawab. Hatta juga memuji Ibas karena memiliki visi sebagai calon kepala keluarga. “Meski dia sedikit pemalu,” tutur Hatta lantas tertawa kecil. Intinya dia berharap, Ibas dan Aliya bisa membangun keluarga yang sakinah, mawadah, dan rohmah.

Sebagai pria yang lahir di Palembang, Hatta mengaku tidak canggung harus mengenakan busana adat Jawa. Sebab, saat menggelar pernikahan anak pertamanya beberapa waktu lalu, Hatta juga sempat mengenakan busana adat Jawa. Tapi dia mengatakan, saat dilangsungkan proses ijab-qabul besok (24 November), Hatta mengaku keluarganya dan keluarga SBY akan mengenakan pakaian adat Palembang. Pakaian adat Jawa baru dikenakan kembali ketika pelaksanaan resepsi dua hari kemudian. (wan/jpnn)

Siraman jelang pernikahan Siti Rubi Aliya Rajasa dengan Edi Baskoro

Cuaca kurang bersahabat bagi keluarga M Hatta Rajasa Selasa (22/11). Berkali-kali hujan mengguyur kediaman mereka di Fatmawati Golf Mansion, Jalan RS Fatmawati, Jakarta selatan.

Untungnya, guyuran hujan tidak mengganggu proses siraman, midodareni, hingga ningkuk atau bepacar Siti Rubi Aliya Rajasa yang akan dipersunting Edhie Baskoro Yudhoyono.

Berbagai proses campuran adat Jawa dan Palembang tadi, merupakan bagian dari rangkaian pernikahan Aliya dan Edhie Baskoro, atau yang akrab disapa Ibas. Khusus di kediaman Hatta, proses dimulai dengan pembacaan Surah Yasin dan Surah Ar Rahman pada pagi hari. Acara yang dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf ini berlangsung khusuk, dan ditutup dengan pembacaan salawat serta doa.

Ahmad Mushofa, satu dari 23 peserta pengajian mengatakan, prosesi meminta restu Allah itu berlangsung cukup khusuk. Dia mengatakan, rombongan pengajian pimpinan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf datang langsung dari Solo. “Kebetulan ibu Hatta rajasa (Okke Hatta Rajasa, Red) juga bagian dari jamaah pengajian kita,” tandasnya.

Proses selanjutnya adalah, siraman. Dalam upacara siraman yang dimulai sekitar pukul 13.00 ini, Hatta mengenakan surjan dipadu dengan batik jogja dengan dominasi warna biru muda. Sementara Okke mengenakan kebaya juga dipadu kain batik Jogja. Sedangkan Aliya tampil anggun dengan rambut dibiarkan terurai. Aksesori lain yang dikenakan Aliya adalah sebuah bando yang tersusun dari puluhan bunga melati. Sebelum disiram, Aliya lebih dulu sungkem ke Hatta dan Okke ibunya. Tangis haru pecah saat sungkeman. Berkali-kali Aliya maupun ibunya, terlihat menyapu air mata dengan selembar tisu.

Sebagai seorang bapak, Hatta menjadi orang pertama yang menyiram Aliya. Sebelum menyiram Aliya, dia bertugas memasang bleketep, yaitu anyaman janur berukuran sekitar satu meter persegi.

Setelah memasang bleketepe, dengan perlahan Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu dengan hati-hati membasuh anak keduanya itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari tayangan televisi yang dipasang di luar tenda utama, Hatta terlihat komat-kamit ketika menyiram putrinya.

Penyiram kedua adalah Okke. Selanjutnya disusul oleh Siti Nurbaya, Ida Abdul Azis, Herawati Boediono, Murniati Widodo AS, dan diakhiri oleh Yusmin Bahusin. Sebagian air siraman ini, dikirim ke Cikeas, kediaman Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya, air ini juga digunakan dalam prosesi siraman Ibas. Pengantaran air siraman dari Fatmawati menuju Cikeas ini mendapatkan pengawalan ketat. Tidak ingin terjebak macet, pengiriman air siraman ini dikawal petugas foreder (voorrijder).

Usai menggelar siraman, Hatta yang masih mengenakan setelah busana adat Jawa itu menemui puluhan wartawan di tenda utama. Bapak empat anak ini menuturkan, mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf. “Mohon maaf apabila ada yang terganggu karena sempat diguyur hujan. Tapi sore ini sudah lebih cerah,” kata dia.

Dalam keterangannya, Hatta mengaku bahagia menjelang pernikahan Aliya. Dia berharap, prosesi pernikahan hingga selesainya resepsi yang rencananya digelar 26 November mendatang berjalan lancar.

Dia mengaku kedua calon mempelai merupakan anak-anak yang patuh kepada orangtua masing-masing. Untuk itu, dia sangat terharu saat melepas Aliya. “Menangis saya tadi menangis haru dan bahagia,” ujar menteri kelahiran Palembang 10 Desember 1953 itu.

Menurut Hatta, Ibas adalah sosok yang penuh kasih sayang, ramah, dan tanggung jawab. Hatta juga memuji Ibas karena memiliki visi sebagai calon kepala keluarga. “Meski dia sedikit pemalu,” tutur Hatta lantas tertawa kecil. Intinya dia berharap, Ibas dan Aliya bisa membangun keluarga yang sakinah, mawadah, dan rohmah.

Sebagai pria yang lahir di Palembang, Hatta mengaku tidak canggung harus mengenakan busana adat Jawa. Sebab, saat menggelar pernikahan anak pertamanya beberapa waktu lalu, Hatta juga sempat mengenakan busana adat Jawa. Tapi dia mengatakan, saat dilangsungkan proses ijab-qabul besok (24 November), Hatta mengaku keluarganya dan keluarga SBY akan mengenakan pakaian adat Palembang. Pakaian adat Jawa baru dikenakan kembali ketika pelaksanaan resepsi dua hari kemudian. (wan/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/