31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Kedubes Australia Dilempari Tomat dan Telur

JAKARTA – Ratusan massa melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Jumat (22/11). Ketika melakukan demo, massa Komando Peluang Merah Putih (KPMP) melempari kantor kedutaan dengan tomat dan telur.

Koordinator aksi Ki Kusumo menyatakan, mereka melempar telur dan tomat karena Australia enggan meminta maaf kepada pemerintah Indonesia.
“Kami hanya menuntut permintaan maaf dari Australia. Kita lempar telur dan tomat karena mereka tidak mau minta maaf. Kita menuntut negara mengusir Dubes Australia dan perwakilannya,” kata Ki Kusumo di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Jumat (22/11).

Menurut Ki Kusumo, aksi yang mereka lakukan untuk membela harga diri bangsa. Pasalnya tidak boleh ada siapa pun yang melecehkan negara Indonesia. “NKRI harga mati,” katanya.

Lebih lanjut, Ki Kusumo mempertanyakan sikap Australia yang enggan meminta maaf. Padahal menurutnya, Australia telah melakukan kesalahan dengan menyadap para pemimpin Indonesia. “Apa susahnya sih minta maaf,” ujarnya.

Bukan hanya KPMP yang melakukan aksi demonstrasi. Ratusan anggota Front Pembela Islam menyambangi kantor Kedutaan Besar Australia.
Sembari menyanyikan Indonesia Raya, massa melempari kantor kedutaan dengan telur. Massa juga mencoba mendekati pagar kedutaan sehingga terjadi saling dorong dengan polisi yang menjaga jalannya aksi demonstrasi.

“Bapak polisi kita sesama komponen anak bangsa, jadi jangan sampai kita mau diadu domba. Kita di sini ingin menunjukan, bahwa kami tidak ridho harkat martabat negara kami di injak. Polisi dan TNI merasa tersinggung dengan soal ini. Apabila bapak tidak berani serahkan senjata anda, serahkan kepada kami, biar kami yang berperang,” kata Koordinator aksi, Awit.

Awit menyatakan, FPI adalah ormas Islam yang cinta tanah air. Sebab penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pemimpin bangsa Indonesia adalah penghinaan yang tidak bisa diterima. “Kami tidak ridho presiden dan bangsa Indonesia dihinakan,” katanya.
Menurut Awit, FPI marah karena sikap keras pemerintah Australia yang tidak bersedia meminta maaf. “Mereka enggak mau minta maaf. Kita harus usir Dubes Australia dan seluruh jajarannya,” ujarnya.

FPI, lanjut Awit, menuntut pemerintah bersikap tegas. “ Kita juga akan usir para wartawan Australia. Mereka memperkeruh suasana,” katanya. Pada saat melakukan aksinya, massa FPI membakar bendera Australia di depan gerbang Kedutaan Besar Australia. Mereka terus berorasi menuntut penutupan kedutaan Australia. (gil/jpnn)

JAKARTA – Ratusan massa melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Jumat (22/11). Ketika melakukan demo, massa Komando Peluang Merah Putih (KPMP) melempari kantor kedutaan dengan tomat dan telur.

Koordinator aksi Ki Kusumo menyatakan, mereka melempar telur dan tomat karena Australia enggan meminta maaf kepada pemerintah Indonesia.
“Kami hanya menuntut permintaan maaf dari Australia. Kita lempar telur dan tomat karena mereka tidak mau minta maaf. Kita menuntut negara mengusir Dubes Australia dan perwakilannya,” kata Ki Kusumo di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Jumat (22/11).

Menurut Ki Kusumo, aksi yang mereka lakukan untuk membela harga diri bangsa. Pasalnya tidak boleh ada siapa pun yang melecehkan negara Indonesia. “NKRI harga mati,” katanya.

Lebih lanjut, Ki Kusumo mempertanyakan sikap Australia yang enggan meminta maaf. Padahal menurutnya, Australia telah melakukan kesalahan dengan menyadap para pemimpin Indonesia. “Apa susahnya sih minta maaf,” ujarnya.

Bukan hanya KPMP yang melakukan aksi demonstrasi. Ratusan anggota Front Pembela Islam menyambangi kantor Kedutaan Besar Australia.
Sembari menyanyikan Indonesia Raya, massa melempari kantor kedutaan dengan telur. Massa juga mencoba mendekati pagar kedutaan sehingga terjadi saling dorong dengan polisi yang menjaga jalannya aksi demonstrasi.

“Bapak polisi kita sesama komponen anak bangsa, jadi jangan sampai kita mau diadu domba. Kita di sini ingin menunjukan, bahwa kami tidak ridho harkat martabat negara kami di injak. Polisi dan TNI merasa tersinggung dengan soal ini. Apabila bapak tidak berani serahkan senjata anda, serahkan kepada kami, biar kami yang berperang,” kata Koordinator aksi, Awit.

Awit menyatakan, FPI adalah ormas Islam yang cinta tanah air. Sebab penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pemimpin bangsa Indonesia adalah penghinaan yang tidak bisa diterima. “Kami tidak ridho presiden dan bangsa Indonesia dihinakan,” katanya.
Menurut Awit, FPI marah karena sikap keras pemerintah Australia yang tidak bersedia meminta maaf. “Mereka enggak mau minta maaf. Kita harus usir Dubes Australia dan seluruh jajarannya,” ujarnya.

FPI, lanjut Awit, menuntut pemerintah bersikap tegas. “ Kita juga akan usir para wartawan Australia. Mereka memperkeruh suasana,” katanya. Pada saat melakukan aksinya, massa FPI membakar bendera Australia di depan gerbang Kedutaan Besar Australia. Mereka terus berorasi menuntut penutupan kedutaan Australia. (gil/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/