SUMUTPOS.CO – Kesepakatan jeda kemanusiaan di Gaza disambut positif oleh Indonesia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Indonesia mengapresiasi terhadap upaya mediasi yang diprakarsai oleh Qatar, berkoordinasi dengan Mesir dan Amerika Serikat hingga tercapainya jeda kemanusiaan ini.
“Indonesia secara konsisten menyerukan pentingnya penghentian kekerasan secara berkelanjutan guna membuka akses bagi bantuan kemanusiaan secara luas ke Gaza, termasuk bantuan dari Pemerintah dan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Kesepakatan tersebut, kata dia, juga diharapkan akan membuka peluang bagi pengakhiran konflik secara permanen. Termasuk, dimulainya pembahasan yang serius bagi perdamaian yang menyeluruh dan adil.
Retno sendiri tengah berkeliling ke sejumlah negara bersama dengan Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, dan Palestina untuk menggalang dukungan dari negara-negara anggota dewan keamanan PBB dalam upaya penghentian kekerasan di Gaza.
Terakhir, dia bertemu dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Moskow, Rusia. Pertemuan hanya berlangsung singkat. Rombongan hanya di sana kurang lebih 4 jam. Namun menurut Retno, pertemuan dengan Lavrov berlangsung dengan hangat dan terbuka.
“Dalam pertemuan, para Menlu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) kembali sampaikan kutukan terhadap apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza,” ungkapnya.
Retno juga menegaskan, bahwa alasan Israel bahwa apa yang dilakukan saat ini merupakan self defence sangat tidak dapat diterima. Karena, alasan tersebut tidak dapat dipakai oleh penjajah seperti Israel.
“Kedua, aasan self defence tidak dapat dijadikan “a licence to kill civilian”, tidak dapat dijadikan alasan untuk membunuh masyarakat sipil dan menyerang fasilitas sipil,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, kata dia, Rusia menyambut baik kunjungan para Menlu OKI yang merupakan follow up dari KTT Bersama OKI-Liga Arab dengan tujuan untuk menghentikan kekejaman di Gaza dan melancarkan bantuan kemanusiaan. Rusia juga sepakat dengan butir-butir yang ada di dalam resolusi KTT OKI-Liga arab.
“Kami menyampaikan pentingnya semua negara melihat secara jernih isu Gaza dan mengambil sikap yang adil,” ungkapnya.
Dia menegaskan, bahwa sangat urgen untuk segera mengambil tindakan agar kekerasan dapat dihentikan, gencatan senjata dapat terwujud, dan bantuan kemanusian dapat diberikan secara lancar atau unhindered. Untuk itu diperlukan dukungan dari banyak negara, terutama negara-negara anggota tetap DK PBB termasuk Rusia.
Penyerangan Israel terhadap RS Indonesia juga dibahas dalam pertemuan. Dibahas pula mengenai upaya menyusun langkah strategis guna mewujudkan “two state solution”, termasuk kemungkinan penyelenggaraan Konferensi Internasional tentang perdamaian di Palestina
“Besok pagi (hari ini,red), kami akan melakukan pertemuan dengan Secretary David Cameroon mengenai Gaza. Dan siangnya setelah pertemuan, kami akan langsung terbang ke Paris untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Macron mengenai isu yang sama,” pungkasnya. (mia/jpg/ila)