Penyidik Kejar Suplier Ekstasi Apriyani
JAKARTA- Penyebab tragedi Xenia sasak trotoar di kawasan Tugu Tani terungkap. Apriyani Susanti, sopir mobil Xenia yang menewaskan sembilan orang ternyata positif menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.
Tes urine dengan tes kit sederhana pada sopir tragedi Tugu Tani Apriyani Susanti, Minggu (22/1) sore, awalnya negatif. Namun, penyidik curiga. Tes ulang dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium yang melibatkan tim dokter RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Hasilnya dalam urine dan darah ditemukan unsur yang bisa membuktikan tersangka mengkonsumsi narkoba,” ujar Direktur Reserse Narkoba (Direskoba) Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji pada koran ini, kemarin (23/1). Apriyani menjalani tes ulang sekitar pukul 22.30 WIB Minggu malam.
Unsur itu adalah zat metaphetamine yang lazim ditemukan pada ekstasi dan juga sabu-sabu. “Sekarang Apriyani dan tiga rekannya sudah kami jadikan tersangka dalam kasus narkoba,” katanya. Nugroho menjelaskan, Apriyani dan tiga temannya masing-masing Arisendi, Deni dan Agustina dikenakan pasal 127 UU Narkotika dengan ancaman hukuman satu tahun penjara. “Penyidik kami sekarang sedang menelusuri darimana mereka mendapatkan barangnya,” katanya.
Dari pemeriksaan gabungan antara penyidik Dirlantas dan penyidik Direskoba Polda Metro Jaya diperoleh keterangan, Apriyani mabuk kombinasi. “Mereka menghadiri pesta di Hotel Botrobudur sampai Sabtu sekitar pukul 10 malam,” katanya.
Saat itu, Apriyani masih fit. Mereka lantas pergi ke sebuah kafe kawasan Kemang, Jakarta Selatan. “Minum-minum wiski dan bir, ada salah satu dari mereka yang juga mencicipi ganja di sana,” kata perwira tiga mawar di pundak itu.
Belum puas, empat sekawan ini melaju ke Diskotik Stadium di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Mereka membeli dua butir ekstasi seharga Rp200 ribu per butir. “Saat dugem di diskotik itu, mereka masing-masing pakai ekstasi setengah butir. Ini baru pengakuan awal, masih mungkin ada perkembangan,” kata Nugroho.
Lalu, mereka kembali ke Hotel Borobudur. Pagi sekitar jam 10 pagi, mereka melaju ke Kemang lagi dengan tujuan mengambil mobil salah seorang dari mereka yang ditinggal di Cafe Rute yang digunakan dari hotel, masuk Jalan Pejambon, lalu kiri ke arah Tugu Tani dan akhirnya menabrak sembilan orang pas di depan kantor Kementerian Perdagangan.
Nugroho menjamin penyidikan untuk kasus narkoba berjalan tanpa mengganggu penyidikan kasus kecelakaan lalulintas. “Kita sebagai satu tim, nanti saling bantu. Yang jelas kami akan kembangkan lagi pengakuan mereka,” ujarnya.
Seharian kemarin beredar dua foto di jejaring twitter yang menunjukkan wajah pelaku sedang berpesta bersama delapan orang . Baju yang dipakai pelaku dalam foto itu sama persis dengan yang dikenakan saat kecelakaan. Yakni atasan putih dan rok panjang ungu bermotif bunga kecil.
Apakah teman-teman Apriyani yang ada dalam foto di twitter akan dipanggil? Nugroho menilai hal itu tergantung penyidikan. “Bisa saja nanti kami perlu keterangan mereka sebagai saksi,” ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Kombes Dwi Sigit menjelaskan, keterangan pelaku saat diperiksa penyidik Subdit gakkkum Dirlantas berubah-ubah. Awalnya rem blong, lalu mengantuk, baru setelah tengah malam mengaku hilang kesadaran dan pusing karena habis minum minuman keras.
“Dari hasil olah TKP, kami tidak menemukan bekas rem. Jadi mobil benar-benar tanpa kendali dan baru berhenti setelah menabrak orang, beton baja dan halte,” katanya. Karena itu, penyidik Dirlantas lantas berkoordinasi dengan penyidik narkoba. “Malam hari kita cek ulang dengan peralatan yang lebih canggih,” katanya.
Dari sisi pidana kecelakaan lalulintas, tiga teman Apriyani masih aman. “Untuk lalulintasnya mereka masih saksi,” kata Dwi. Saat kejadian ketiganya mengaku tidur.
Setelah terus ditanya oleh penyidik, Apriyani mengakui sempat memacu mobil hingga 100 km per jam. Tepatnya setelah belokan Gambir. Mobil mulai tak terkendali di depan Markas Polisi Militer dan benar-benar oleng dan menyasak trotoar.
Mobil bernomor B2979 XI itu diketahui milik temannya yang sedang dipinjam. Secara umum Xenia itu sebenarnya layak jalan. “Fungsi awalnya normal. Jadi, ini bukan karena kualitas mobil Xenianya tapi kelalaian pengemudi,” katanya.
Apriyani dan tiga temannya diketahui bekerja sebagai staf di sebuah production house (rumah produksi). Saat menyetir. Apriyani tak membawa SIM dan STNK. “Dia mengaku punya SIM tapi mati tahun 2003,” jelasnya.
Saat diinetrogasi, Apriyani juga memberi keterangan berbelit-belit. Awalnya dia mengaku hanya menjadi sopir pengganti karena Deny salah seorang temannya mengantuk berat. “Tapi, terbukti sejak awal dia yang menyetir. Dia mengaku sudah biasa pegang mobil sejak SMA,” ujarnya.
Seharian kemarin, akun twitter milik Apriyani yakni @sinengapril banjir caci maki dari jutaan pengguna situs sosial media itu. Bahkan, akun @sinengapril sempat menjadi trending topic atau topic terpopuler di twitter.
Sejak kejadian, akun @sinengapril dikunci sehingga hanya teman-temannya yang sudah menjadi follower yang bisa membaca time line Apriyani.
Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menambahkan Apriyani ditahan karena ancaman hukumannya lebih dari lima tahun. Dia masih akan diperiksa maraton selama beberapa hari kedepan. Penahanan penyidik sudah sesuai ketentuan, katanya.
Rikwanto menjelaskan, kondisi Apriyani sejak ditangkap masih shock. Keterangan yang diberikan juga berubah-ubah. ?Kami sertakan juga penyidik wanita agar memperlancar pemeriksaan,? katanya.(rdl/jpnn)