27 C
Medan
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Sebagian Jamaah Tidak Turun di Muzdalifah, Kemenag Minta Fatwa MUI

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kemenag meminta fatwa dari MUI, terkait adanya jamaah yang nanti tidak turun di Muzdalifah untuk mabit, setelah wukuf di Arafah. Lewat skema yang oleh Saudi disebut Murur, ada sekitar 40 ribu jamaah haji Indonesia yang langsung bergeser dari Arafah menuju Mina.

Meskipun melewati Muzdalifah, mereka tidak turun dari bus. Skema itu diambil untuk antisipasi kepadatan di Muzdalifah. Pasalnya di Muzdalifah sedang ada renovasi toilet. Sehingga space menjadi lebih sempit dari biasanya.

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh membenarkan adanya permintaan mengenai skema Murur tersebut. “Mereka mengajukan permohonan fatwa sebagai panduan,” katanya.

Asrorun mengatakan penyelenggaraan ibadah haji harus memperhatikan ketepatan secara syari dalam menjalankan manasik. Jangan hanya memikirkan aspek teknis dan kemudahan semata.

Dia mengatakan, persoalan perhajian itu, akan dibawa ke forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia di Babel, pada 28-31 Mei mendatang. Dia menyebutkan mabit di Muzdalifah itu bagian dari wajib haji. Dilakukan dengan cara berdiam di Muzdalifah sampai dengan selepas tengah malam atau 10 Dzulhijjah dini hari.

 

Jamaah Sumut Diimbau Pakai Smart Card

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, mengingatkan calon jamaah haji (CJH) Sumatera Utara untuk menggunakan smart card selama mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ketua PPIH Embarkasi Medan, H Ahmad Qosbi mengatakan, saat ini Pemerintah Arab Saudi sesuai fatwa yang dikeluarkan otoritas di sana untuk mengimplementasikan pelaksanaan bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa.

“Ada yang berbeda dalam gelaran ibadah haji tahun ini. Agar bisa mengakses dan mengikuti rangkaian ibadah khususnya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) seluruh tamu Allah khususnya di Sumatera Utara maka diterapkan penggunaan Smart Card oleh Pemerintah Arab Saudi,” ungkapnya, Kamis (23/5).

Lebih lanjut, kata dia, kebijakan tersebut harus ditaati seluruh jamaah haji dan diminta untuk membawa smart card selama berada di tanah suci terutama pada puncak haji di Armuzna.

“Kita harus mengikuti aturan tersebut agar aman dan nyaman dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, terutama pada puncak haji di Armuzna. Dan wajib digunakan pada tiga tempat itu,” tambahnya.

Selain itu, Qosbi meminta seluruh petugas kloter terutama ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu, termasuk seluruh jamaah agar bertanggung jawab memastikan kartu tersebut terjaga sebaik mungkin dan jangan sampai hilang.

Kartu tersebut, kata dia, akan dibagikan saat disektor masing-masing kemudian di distribusikan kepada kloter untuk dibagikan ke calon jamaah haji. Kartu ini di dominasi warna coklat dan putih. Pada bagian depan terdapat foto dan data profil jamaah. Disana juga terdapat barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jamaah.

“Adapun yang termuat dalam smart card antara lain berisi nama jamaah, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jamaah di Makkah,” pungkasnya.

 

CJH Diimbau Pakai Ihram

Sementara itu, Sekretaris PPIH Embarkasi Medan, H Zulfan Efendi mengimbau kepada calon jamaah haji (CJH) untuk memakai kain ihram sejak dari embarkasi. Hal ini diberlakukan saat keberangkatan gelombang kedua, pada Jumat (24/5) ini.

“Sejak di embarkasi jamaah sudah menggunakan kain ihram. Sehingga, nanti pada saat tiba di Bandara Jeddah tinggal niat umrah saja, langsung diberangkatkan ke Makkah,” katanya.

Zulfan menjelaskan, imbauan tersebut untuk memberikan kemudahan kepada calon jamaah haji agar perjalanan menuju hotel pemondokan bisa berjalan lancar. Sebab, jika jemaah tidak memakai kain ihram dari embarkasi, maka mereka harus berganti mengenakan kain ihram saat tiba di bandara di Jeddah.

Keberangkatan gelombang 2 ini, kata dia, akan dimulai tanggal 24 Mei sampai 10 Juni 2024. Ada 15 kloter yang akan diterbangkan langsung ke Bandara King Abdul Aziz, Jedah, mulai kloter 11 sampai dengan kloter 25.

Zulfan menambahkan, sampai dengan kloter 9, CJH gelombang 1 yang telah diberangkatkan ke tanah suci berjumlah 3.261 orang atau 37,29 persen.

“Hari ini kloter 10 merupakan kloter terakhir gelombang 1 asal Kabupaten Padanglawas dan Kota Medan dijadwalkan berangkat ke tanah suci, tanggal 23 Mei 2024 take off dari Bandara Kualanamu pukul 19.50 WIB,” pungkasnya. (wan/agf/jpg/man/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kemenag meminta fatwa dari MUI, terkait adanya jamaah yang nanti tidak turun di Muzdalifah untuk mabit, setelah wukuf di Arafah. Lewat skema yang oleh Saudi disebut Murur, ada sekitar 40 ribu jamaah haji Indonesia yang langsung bergeser dari Arafah menuju Mina.

Meskipun melewati Muzdalifah, mereka tidak turun dari bus. Skema itu diambil untuk antisipasi kepadatan di Muzdalifah. Pasalnya di Muzdalifah sedang ada renovasi toilet. Sehingga space menjadi lebih sempit dari biasanya.

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh membenarkan adanya permintaan mengenai skema Murur tersebut. “Mereka mengajukan permohonan fatwa sebagai panduan,” katanya.

Asrorun mengatakan penyelenggaraan ibadah haji harus memperhatikan ketepatan secara syari dalam menjalankan manasik. Jangan hanya memikirkan aspek teknis dan kemudahan semata.

Dia mengatakan, persoalan perhajian itu, akan dibawa ke forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia di Babel, pada 28-31 Mei mendatang. Dia menyebutkan mabit di Muzdalifah itu bagian dari wajib haji. Dilakukan dengan cara berdiam di Muzdalifah sampai dengan selepas tengah malam atau 10 Dzulhijjah dini hari.

 

Jamaah Sumut Diimbau Pakai Smart Card

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, mengingatkan calon jamaah haji (CJH) Sumatera Utara untuk menggunakan smart card selama mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ketua PPIH Embarkasi Medan, H Ahmad Qosbi mengatakan, saat ini Pemerintah Arab Saudi sesuai fatwa yang dikeluarkan otoritas di sana untuk mengimplementasikan pelaksanaan bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa.

“Ada yang berbeda dalam gelaran ibadah haji tahun ini. Agar bisa mengakses dan mengikuti rangkaian ibadah khususnya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) seluruh tamu Allah khususnya di Sumatera Utara maka diterapkan penggunaan Smart Card oleh Pemerintah Arab Saudi,” ungkapnya, Kamis (23/5).

Lebih lanjut, kata dia, kebijakan tersebut harus ditaati seluruh jamaah haji dan diminta untuk membawa smart card selama berada di tanah suci terutama pada puncak haji di Armuzna.

“Kita harus mengikuti aturan tersebut agar aman dan nyaman dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, terutama pada puncak haji di Armuzna. Dan wajib digunakan pada tiga tempat itu,” tambahnya.

Selain itu, Qosbi meminta seluruh petugas kloter terutama ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu, termasuk seluruh jamaah agar bertanggung jawab memastikan kartu tersebut terjaga sebaik mungkin dan jangan sampai hilang.

Kartu tersebut, kata dia, akan dibagikan saat disektor masing-masing kemudian di distribusikan kepada kloter untuk dibagikan ke calon jamaah haji. Kartu ini di dominasi warna coklat dan putih. Pada bagian depan terdapat foto dan data profil jamaah. Disana juga terdapat barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jamaah.

“Adapun yang termuat dalam smart card antara lain berisi nama jamaah, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jamaah di Makkah,” pungkasnya.

 

CJH Diimbau Pakai Ihram

Sementara itu, Sekretaris PPIH Embarkasi Medan, H Zulfan Efendi mengimbau kepada calon jamaah haji (CJH) untuk memakai kain ihram sejak dari embarkasi. Hal ini diberlakukan saat keberangkatan gelombang kedua, pada Jumat (24/5) ini.

“Sejak di embarkasi jamaah sudah menggunakan kain ihram. Sehingga, nanti pada saat tiba di Bandara Jeddah tinggal niat umrah saja, langsung diberangkatkan ke Makkah,” katanya.

Zulfan menjelaskan, imbauan tersebut untuk memberikan kemudahan kepada calon jamaah haji agar perjalanan menuju hotel pemondokan bisa berjalan lancar. Sebab, jika jemaah tidak memakai kain ihram dari embarkasi, maka mereka harus berganti mengenakan kain ihram saat tiba di bandara di Jeddah.

Keberangkatan gelombang 2 ini, kata dia, akan dimulai tanggal 24 Mei sampai 10 Juni 2024. Ada 15 kloter yang akan diterbangkan langsung ke Bandara King Abdul Aziz, Jedah, mulai kloter 11 sampai dengan kloter 25.

Zulfan menambahkan, sampai dengan kloter 9, CJH gelombang 1 yang telah diberangkatkan ke tanah suci berjumlah 3.261 orang atau 37,29 persen.

“Hari ini kloter 10 merupakan kloter terakhir gelombang 1 asal Kabupaten Padanglawas dan Kota Medan dijadwalkan berangkat ke tanah suci, tanggal 23 Mei 2024 take off dari Bandara Kualanamu pukul 19.50 WIB,” pungkasnya. (wan/agf/jpg/man/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/