25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Produsen Tempe Mogok 3 Hari

Harga Kedelai di Luar Kendali

JAKARTA-Harga tempe di pasaran untuk tiga hari ke depan terancam melambung. Pasalnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan untuk tak memproduksi tempe selama tiga hari ke depan, mulai 25 Juli hingga 27 Juli 2012.

Akibatnya, dikhawatirkan terjadi krisis tempe di pasaran. Aksi mogok ini dipicu makin tingginya harga bahan baku , yakni kedelai di pasar.
Ketua II Bidang Usaha Gakoptindo Sutaryo mengatakan, aksi penghentian produksi tahap awal ini bakal dilangsungkan di beberapa kota seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Banten. “Sebenarnya aksi ini akan kita laksanakan secara serentak setelah Lebaran, namun harga sudah tidak tahan lagi,” ungkap Sutaryo kepada Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin (23/7).

Sutaryo menjelaskan, para perajin tempe sudah tidak mampu lagi menahan fluktuasi harga kedelai yang berada di luar kendali. Dibeberkan, harga kedelai pada Januari-Februari tahun ini masih Rp5.500 per kilo. Angkanya makin naik pada April-Mei sebesar Rp6 ribu per kilo. Bahkan, pada Juni, rata-rata harga kedelai di pasaran sudah mencapai Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kilo. “Tentu saja harga tersebut sudah tidak masuk akal untuk bahan baku kedelai,” terangnya.

Di dalam aksi tersebut, Sutaryo menegaskan ada beberapa poin yang diharapkan mampu diselesaikan oleh Pemerintah. Pertama, Sutaryo menyebutkan, pemerintah sudah harus masuk untuk mengintervensi pasar kedelai, supaya harga bisa terkendali. Kedua, intervensi tersebut bisa termasuk pembebasan bea masuk kedelai yang saat ini dipatok lima persen.

Ketiga, Bulog  diharapkan kembali menjadi penyangga kedelai. Dan permintaan keempat adalah, pihaknya menginginkan swasembada kedelai pada 2014 segera terlaksana, karena pelaksanaannya selalu mundur dari target.  (gal/kim/jpnn)

Harga Kedelai di Luar Kendali

JAKARTA-Harga tempe di pasaran untuk tiga hari ke depan terancam melambung. Pasalnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan untuk tak memproduksi tempe selama tiga hari ke depan, mulai 25 Juli hingga 27 Juli 2012.

Akibatnya, dikhawatirkan terjadi krisis tempe di pasaran. Aksi mogok ini dipicu makin tingginya harga bahan baku , yakni kedelai di pasar.
Ketua II Bidang Usaha Gakoptindo Sutaryo mengatakan, aksi penghentian produksi tahap awal ini bakal dilangsungkan di beberapa kota seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Banten. “Sebenarnya aksi ini akan kita laksanakan secara serentak setelah Lebaran, namun harga sudah tidak tahan lagi,” ungkap Sutaryo kepada Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin (23/7).

Sutaryo menjelaskan, para perajin tempe sudah tidak mampu lagi menahan fluktuasi harga kedelai yang berada di luar kendali. Dibeberkan, harga kedelai pada Januari-Februari tahun ini masih Rp5.500 per kilo. Angkanya makin naik pada April-Mei sebesar Rp6 ribu per kilo. Bahkan, pada Juni, rata-rata harga kedelai di pasaran sudah mencapai Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kilo. “Tentu saja harga tersebut sudah tidak masuk akal untuk bahan baku kedelai,” terangnya.

Di dalam aksi tersebut, Sutaryo menegaskan ada beberapa poin yang diharapkan mampu diselesaikan oleh Pemerintah. Pertama, Sutaryo menyebutkan, pemerintah sudah harus masuk untuk mengintervensi pasar kedelai, supaya harga bisa terkendali. Kedua, intervensi tersebut bisa termasuk pembebasan bea masuk kedelai yang saat ini dipatok lima persen.

Ketiga, Bulog  diharapkan kembali menjadi penyangga kedelai. Dan permintaan keempat adalah, pihaknya menginginkan swasembada kedelai pada 2014 segera terlaksana, karena pelaksanaannya selalu mundur dari target.  (gal/kim/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/