30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menetap di Medan, setelah Menikah Pergi ke Jawa

DETASEMEN Khusus (Densus) 88 Mabes Polri di Tulungagung, Jawa Timur memastikan, seorang diantara dua jenazah tersangka teroris yang tewas ditembak karena melawan saat ditangkap di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Senin (22/7) kemarin, sekitar Pukul 08.45 WIB adalah warga Medan Johor. “Untuk sementara kita menduga tersangka Dayah (Muhammad Hidayah, Red) merupakan penduduk Medan Johor. Orangtuanya seorang dosen di salah satu universitas ternama di Sumut,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, di Jakarta, Selasa (23/7).

SEPI: Rumah bertingkat yangpernah dihuni Dayah  Jalan Suka Cerdas Lingkungan XIII Kelurahan Sukamju, Medan.//Andika/sumut pos
SEPI: Rumah bertingkat yangpernah dihuni Dayah di Jalan Suka Cerdas Lingkungan XIII Kelurahan Sukamju, Medan.//Andika/sumut pos

Kini, Kata Ronny, jenazah keduanya dibawa ke Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta. Belum dapat dipastikan kapan akan diterbangkan ke Sumatera Utara. Sebab, diperlukan pengambilan sampel DNA, untuk memastikan jatidiri keduanya.

Sumut Pos kemudian menelusuri keberadaan rumah Muhammad Hidayah di Medan Johor, tepatnya di Jalan Suka Cerdas, Lingkungan XIII, Kelurahan Sukamaju. Menurut beberapa tetangganya Dayah dikenal tertutup semenjak mengikuti pengajian.

Padahal sebelum mengikuti pengajian, Dayah merupakan anak yang gampang bergaul. Pengajian itu diikuti Dayah setelah ayahnya, Yahya Bahri meninggal dunia sekitar 5 tahun silam. “Dia (Dayah) ikut pengajian tidak lama setelah ayahnya meninggal,” ujar Desi warga sekitar Jalan Suka Cerdas, Selasa (23/7).
Dari sisi penampilan juga berubah. Seketika itu  Dayah lebih sering menggunakan pakaian jubah serta janggut panjang. “Rumah itu pun sering digunakan untuk melaksanakan pengajian,” tambahnya.

Dayah juga menikah dengan seorang wanita dari pengajian itu. Hal itu dapat dilihat dari penampilan istrinya yang mengenakan pakaian tertutup dan bercadar. “Pembantunya sering beli sesuatu di sini, dia juga bilang Dayah beserta istrinya pergi ke Malaysia untuk bekerja,” ujar Desi menirukan perkataan pembantu itu kepada dirinya.

Wahyu, temannya menjelaskan Dayah pada tahun 2010 menikah dengan seorang wanita dari pulau Jawa. Enam bulan menikah Hidayah berpamitan pergi ke Jawa  lalu tak pernah kembali. (gir/dik)

DETASEMEN Khusus (Densus) 88 Mabes Polri di Tulungagung, Jawa Timur memastikan, seorang diantara dua jenazah tersangka teroris yang tewas ditembak karena melawan saat ditangkap di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Senin (22/7) kemarin, sekitar Pukul 08.45 WIB adalah warga Medan Johor. “Untuk sementara kita menduga tersangka Dayah (Muhammad Hidayah, Red) merupakan penduduk Medan Johor. Orangtuanya seorang dosen di salah satu universitas ternama di Sumut,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, di Jakarta, Selasa (23/7).

SEPI: Rumah bertingkat yangpernah dihuni Dayah  Jalan Suka Cerdas Lingkungan XIII Kelurahan Sukamju, Medan.//Andika/sumut pos
SEPI: Rumah bertingkat yangpernah dihuni Dayah di Jalan Suka Cerdas Lingkungan XIII Kelurahan Sukamju, Medan.//Andika/sumut pos

Kini, Kata Ronny, jenazah keduanya dibawa ke Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta. Belum dapat dipastikan kapan akan diterbangkan ke Sumatera Utara. Sebab, diperlukan pengambilan sampel DNA, untuk memastikan jatidiri keduanya.

Sumut Pos kemudian menelusuri keberadaan rumah Muhammad Hidayah di Medan Johor, tepatnya di Jalan Suka Cerdas, Lingkungan XIII, Kelurahan Sukamaju. Menurut beberapa tetangganya Dayah dikenal tertutup semenjak mengikuti pengajian.

Padahal sebelum mengikuti pengajian, Dayah merupakan anak yang gampang bergaul. Pengajian itu diikuti Dayah setelah ayahnya, Yahya Bahri meninggal dunia sekitar 5 tahun silam. “Dia (Dayah) ikut pengajian tidak lama setelah ayahnya meninggal,” ujar Desi warga sekitar Jalan Suka Cerdas, Selasa (23/7).
Dari sisi penampilan juga berubah. Seketika itu  Dayah lebih sering menggunakan pakaian jubah serta janggut panjang. “Rumah itu pun sering digunakan untuk melaksanakan pengajian,” tambahnya.

Dayah juga menikah dengan seorang wanita dari pengajian itu. Hal itu dapat dilihat dari penampilan istrinya yang mengenakan pakaian tertutup dan bercadar. “Pembantunya sering beli sesuatu di sini, dia juga bilang Dayah beserta istrinya pergi ke Malaysia untuk bekerja,” ujar Desi menirukan perkataan pembantu itu kepada dirinya.

Wahyu, temannya menjelaskan Dayah pada tahun 2010 menikah dengan seorang wanita dari pulau Jawa. Enam bulan menikah Hidayah berpamitan pergi ke Jawa  lalu tak pernah kembali. (gir/dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/