JAKARTA- Pihak-pihak tidak bertanggung jawab mulai bermunculan paska ditetapkannya Apriyani Susanti sebagai tersangka dalam kecelakaan maut di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Minggu (22/1) lalu. Beberapa orang mulai menawarkan jasa instan agar perempuan berusia 29 tahun itu agar bisa lolos dari hukum. Bayarannya, uang dalam jumlah berlimpah.
Tawaran itu masuk dalam sebuah sambungan telepon ke rumah Apriyani yang berada di Jalan Ganggeng Raya 148, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sadar kalau peristiwa maut yang menewaskan sembilan orang itu rawan untuk disalahgunakan, warga memilih untuk berjaga di depan rumah Apriyani.
Seorang warga yang akrab dipanggil Aco mengatakan, dirinya bersama tiga warga lain sengaja duduk di depan rumah Apriyani. Kebetulan, rumah mereka berada tepat di depan rumah milik perempuan yang bekerja di sebuah production house (PH) perfilman itu. “Sudah ada yang meminta uang lewat telepon. Kami khawatir ada yang aneh-aneh lagi,” ujarnya.
Pemilik nama asli Winson itu menambahkan, penjagaan yang dimaksud juga tidak seseram yang dibayangkan. Beberapa warga duduk-duduk sambil memfalitasi wartawan yang ingin mendapatkan informasi dari empunya rumah. Warga diminta untuk menolak wartawan yang ingin bertatap muka dengan keluarga.
“Bukannya apa-apa, keluarga bilang baru mau ketemu besok (hari ini, Red),” imbuhnya. Saat ini, Yurnelly (ibu Apriyani), menurut Aco, belum siap bertemu banyak orang. Kondisi psikologis perempuan 51 tahun itu disebutnya masih labil dan gampang pingsan. “Kalau mau dapat info lebih banyak, ke Pak RT saja,” terangnya.
Meski sedang “berjaga”, dia mengaku apa yang dilakukan warga tidak lebih dari solidaritas saja. Musibah tersebut bagi warga sekitar memang terasa sangat berat bagi keluarga Apriyani. Apalagi, sudah tidak ada lagi sosok bapak dirumah itu. Ayah Apriani meninggal dunia sekitar tiga tahun lalu.
Itulah mengapa, Aco mengatakan kalau beban yang ditanggung Yurnelly saat ini sangat berat. Dia harus bisa bertahan tanpa dampingan suami. (dim/nw/jpnn)