30 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Gunung Rokatenda Meletus Lagi

NTT -Warga di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, kembali harus mengungsi. Itu setelah gunung berapi di pulau tersebut, Gunung Rokatenda, kembali meletus. Letusan kali ini memang tidak separah letusan awal Februari lalu. Namun, tetap saja debu menutupi sejumlah desa di pulau tersebut.

Selama dua hari terakhir, gunung setingi 875 meter itu terus menyemburkan debu dan asap hitam. Dalam letusan kali ini, sedikitnya terdapat dua desa yang terdampak cukup parah. Yakni, desa Nitung dan Rokirole. Sejumlah ruas jalan dan rumah-rumah warga tertutup debu. Puskesmas dan sarana public lainnya juga terpaksa berhenti beroperasi.

Akibat letusan tersebut, warga di kedua desa memutuskan untuk mengungsi. “Tercatat 582 jiwa dari dua desa itu mengungsi ke desa lain, yakni desa Lei dan desa Tuang Geo,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Dijelaskannya, para pengungsi telah mendapat distribusi bantuan berupa makanan dan obet-obatan. Sedikitnya 4 ton beras, 40 dus mi instan dan 52 paket family kit sudah tersedia di pos pengungsian.(byu/jpnn)

Gunung Rokatenda Meletus Lagi
NTT -Warga di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, kembali harus mengungsi. Itu setelah gunung berapi di pulau tersebut, Gunung Rokatenda, kembali meletus. Letusan kali ini memang tidak separah letusan awal Februari lalu. Namun, tetap saja debu menutupi sejumlah desa di pulau tersebut.
Selama dua hari terakhir, gunung setingi 875 meter itu terus menyemburkan debu dan asap hitam. Dalam letusan kali ini, sedikitnya terdapat dua desa yang terdampak cukup parah. Yakni, desa Nitung dan Rokirole. Sejumlah ruas jalan dan rumah-rumah warga tertutup debu. Puskesmas dan sarana public lainnya juga terpaksa berhenti beroperasi.
Akibat letusan tersebut, warga di kedua desa memutuskan untuk mengungsi. “Tercatat 582 jiwa dari dua desa itu mengungsi ke desa lain, yakni desa Lei dan desa Tuang Geo,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Dijelaskannya, para pengungsi telah mendapat distribusi bantuan berupa makanan dan obet-obatan. Sedikitnya 4 ton beras, 40 dus mi instan dan 52 paket family kit sudah tersedia di pos pengungsian.(byu/jpnn)
di kedua desa tersebut.
Meski begitu, BPBD setempat masih kesulitan untuk menambah jumlah bantuan. Ketersediaan alat transportasi menjadi kendala utama dalam distribusi bantuan. “Pengungsi masih butuh masker, air bersih, dan family kit,” lanjut Sutopo.
Gelombang pengungsi akibat letusan gunung Rokatenda sudah terjadi sejak Oktober 2012. Setidaknya sudah ada 2.472 pengungsi sebelum letusan terakhir terjadi dua hari lalu. Mereka tersebar di Maumere (1.552 jiwa) dan Ende (831 jiwa). (byu)

NTT -Warga di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, kembali harus mengungsi. Itu setelah gunung berapi di pulau tersebut, Gunung Rokatenda, kembali meletus. Letusan kali ini memang tidak separah letusan awal Februari lalu. Namun, tetap saja debu menutupi sejumlah desa di pulau tersebut.

Selama dua hari terakhir, gunung setingi 875 meter itu terus menyemburkan debu dan asap hitam. Dalam letusan kali ini, sedikitnya terdapat dua desa yang terdampak cukup parah. Yakni, desa Nitung dan Rokirole. Sejumlah ruas jalan dan rumah-rumah warga tertutup debu. Puskesmas dan sarana public lainnya juga terpaksa berhenti beroperasi.

Akibat letusan tersebut, warga di kedua desa memutuskan untuk mengungsi. “Tercatat 582 jiwa dari dua desa itu mengungsi ke desa lain, yakni desa Lei dan desa Tuang Geo,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Dijelaskannya, para pengungsi telah mendapat distribusi bantuan berupa makanan dan obet-obatan. Sedikitnya 4 ton beras, 40 dus mi instan dan 52 paket family kit sudah tersedia di pos pengungsian.(byu/jpnn)

Gunung Rokatenda Meletus Lagi
NTT -Warga di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, kembali harus mengungsi. Itu setelah gunung berapi di pulau tersebut, Gunung Rokatenda, kembali meletus. Letusan kali ini memang tidak separah letusan awal Februari lalu. Namun, tetap saja debu menutupi sejumlah desa di pulau tersebut.
Selama dua hari terakhir, gunung setingi 875 meter itu terus menyemburkan debu dan asap hitam. Dalam letusan kali ini, sedikitnya terdapat dua desa yang terdampak cukup parah. Yakni, desa Nitung dan Rokirole. Sejumlah ruas jalan dan rumah-rumah warga tertutup debu. Puskesmas dan sarana public lainnya juga terpaksa berhenti beroperasi.
Akibat letusan tersebut, warga di kedua desa memutuskan untuk mengungsi. “Tercatat 582 jiwa dari dua desa itu mengungsi ke desa lain, yakni desa Lei dan desa Tuang Geo,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Dijelaskannya, para pengungsi telah mendapat distribusi bantuan berupa makanan dan obet-obatan. Sedikitnya 4 ton beras, 40 dus mi instan dan 52 paket family kit sudah tersedia di pos pengungsian.(byu/jpnn)
di kedua desa tersebut.
Meski begitu, BPBD setempat masih kesulitan untuk menambah jumlah bantuan. Ketersediaan alat transportasi menjadi kendala utama dalam distribusi bantuan. “Pengungsi masih butuh masker, air bersih, dan family kit,” lanjut Sutopo.
Gelombang pengungsi akibat letusan gunung Rokatenda sudah terjadi sejak Oktober 2012. Setidaknya sudah ada 2.472 pengungsi sebelum letusan terakhir terjadi dua hari lalu. Mereka tersebar di Maumere (1.552 jiwa) dan Ende (831 jiwa). (byu)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/