30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tambahan 10 Ribu Jamaah tak Diambil Pemerintah

SUMUTPOS.CO – KABAR bahwa Arab Saudi memberikan tambahan kuota haji untuk Indonesia dibenarkan sejumlah pemilik travel haji. Namun, tambahan kuota sebanyak 10 ribu kursi itu tidak diambil pemerintah. Alasannya, waktu yang tersedia mepet.

Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Wawan Suhada menyatakan, memang ada informasi tambahan kuota haji tersebut. Dia menyambut baik tambahan kuota haji tersebut. Bahkan, Wawan menjelaskan, jika tidak diambil pemerintah, kuota haji itu bisa diberikan ke travel haji. Salah satunya digunakan untuk menambahn

kuota haji khusus atau bahkan haji mujamalah. “Kami sangat siap menerima limpahan tambahan kuota tersebut,” katanya.

Meski begitu, Wawan menyebut alokasi tambahan kuota haji tersebut sebagai kewenangan pemerintah Saudi dan Indonesia. Sejatinya tambahan kuota haji hampir setiap tahun diberikan pemerintah Saudi. Biasanya, tambahan diberikan sebelum misi penyelenggaraan haji dimulai. Atau selambatnya di awal-awal pengiriman jamaah. Namun, tahun ini tambahan kuota itu diberikan di tengah masa pemberangkatan jamaah.

Wawan menuturkan, menambah kuota haji jelas butuh banyak persiapan. Mulai penyediaan transportasi penerbangan, hotel, hingga katering. Belum lagi terkait dengan penetapan ongkos hajinya. Sementara itu, hingga tadi malam waktu Indonesia atau pukul 18.00 waktu Arab Saudi, sebanyak 60.458 CJH Indonesia tiba di Tanah Suci. Jumlah tersebut berasal dari 154 kelompok terbang (kloter). Sejauh ini, 447 CJH sempat mendapat perawatan karena sakit. Dari jumlah itu, 142 orang menjalani rawat inap di KKHI dan 3 orang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Sedangkan jamaah Indonesia yang wafat berjumlah 11 orang.

Kurang dua pekan puncak haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab menginformasikan pembayaran dam (denda) oleh jamaah Indonesia. Untuk diketahui, jamaah membayar dam lantaran melaksanakan haji tamattu. Yakni, melakukan umrah terlebih dulu, baru berhaji.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah PPIH Daker Makkah Ansor menuturkan, pemerintah mengimbau jamaah membayar dam melalui bank atau saluran resmi dengan pertimbangan kenyamanan dan keselamatan. “Kalau pemerintah sudah jelas karena lembaga formal yang pasti bertanggung jawab atas pelaksanaan dam,” katanya kemarin.

Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief mengaku belum mendapat informasi resmi terkait kabar, Indonesia mendapatkan tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu. “Kemenag masih menunggu kepastian informasi terakhir secara resmi terkait adanya tambahan kuota haji dari pihak Arab Saudi,” kata Hilman Latief kepada wartawan, Jumat (24/6).

Hilman mengatakan, operasional pemberangkatan jamaah haji sudah berlangsung lebih 20 hari. Gelombang pertama yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah sudah selesai.

Sekarang sudah memasuki hari kelima pemberangkatan gelombang kedua yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. “Data per hari ini, 57.100 jamaah sudah tiba di Arab Saudi. Artinya sudah lebih 50 persen yang diberangkatkan,” jelas Hilman.

“Kemenag saat ini terus fokus memberikan layanan terbaik kepada mereka, para jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Arab Saudi dan juga yang masih dalam tahap pemberangkatan. Jadi, kita sekarang fokus pada pemberangkatan kuota haji yang ada sampai tuntas,” tegasnya.

Proses pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi akan berlangsung hingga 3 Juli 2022. Setelah itu, jamaah akan memasuki fase puncak haji, yaitu Wukuf di Arafah. (jpc)

SUMUTPOS.CO – KABAR bahwa Arab Saudi memberikan tambahan kuota haji untuk Indonesia dibenarkan sejumlah pemilik travel haji. Namun, tambahan kuota sebanyak 10 ribu kursi itu tidak diambil pemerintah. Alasannya, waktu yang tersedia mepet.

Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Wawan Suhada menyatakan, memang ada informasi tambahan kuota haji tersebut. Dia menyambut baik tambahan kuota haji tersebut. Bahkan, Wawan menjelaskan, jika tidak diambil pemerintah, kuota haji itu bisa diberikan ke travel haji. Salah satunya digunakan untuk menambahn

kuota haji khusus atau bahkan haji mujamalah. “Kami sangat siap menerima limpahan tambahan kuota tersebut,” katanya.

Meski begitu, Wawan menyebut alokasi tambahan kuota haji tersebut sebagai kewenangan pemerintah Saudi dan Indonesia. Sejatinya tambahan kuota haji hampir setiap tahun diberikan pemerintah Saudi. Biasanya, tambahan diberikan sebelum misi penyelenggaraan haji dimulai. Atau selambatnya di awal-awal pengiriman jamaah. Namun, tahun ini tambahan kuota itu diberikan di tengah masa pemberangkatan jamaah.

Wawan menuturkan, menambah kuota haji jelas butuh banyak persiapan. Mulai penyediaan transportasi penerbangan, hotel, hingga katering. Belum lagi terkait dengan penetapan ongkos hajinya. Sementara itu, hingga tadi malam waktu Indonesia atau pukul 18.00 waktu Arab Saudi, sebanyak 60.458 CJH Indonesia tiba di Tanah Suci. Jumlah tersebut berasal dari 154 kelompok terbang (kloter). Sejauh ini, 447 CJH sempat mendapat perawatan karena sakit. Dari jumlah itu, 142 orang menjalani rawat inap di KKHI dan 3 orang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Sedangkan jamaah Indonesia yang wafat berjumlah 11 orang.

Kurang dua pekan puncak haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab menginformasikan pembayaran dam (denda) oleh jamaah Indonesia. Untuk diketahui, jamaah membayar dam lantaran melaksanakan haji tamattu. Yakni, melakukan umrah terlebih dulu, baru berhaji.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah PPIH Daker Makkah Ansor menuturkan, pemerintah mengimbau jamaah membayar dam melalui bank atau saluran resmi dengan pertimbangan kenyamanan dan keselamatan. “Kalau pemerintah sudah jelas karena lembaga formal yang pasti bertanggung jawab atas pelaksanaan dam,” katanya kemarin.

Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief mengaku belum mendapat informasi resmi terkait kabar, Indonesia mendapatkan tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu. “Kemenag masih menunggu kepastian informasi terakhir secara resmi terkait adanya tambahan kuota haji dari pihak Arab Saudi,” kata Hilman Latief kepada wartawan, Jumat (24/6).

Hilman mengatakan, operasional pemberangkatan jamaah haji sudah berlangsung lebih 20 hari. Gelombang pertama yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah sudah selesai.

Sekarang sudah memasuki hari kelima pemberangkatan gelombang kedua yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. “Data per hari ini, 57.100 jamaah sudah tiba di Arab Saudi. Artinya sudah lebih 50 persen yang diberangkatkan,” jelas Hilman.

“Kemenag saat ini terus fokus memberikan layanan terbaik kepada mereka, para jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Arab Saudi dan juga yang masih dalam tahap pemberangkatan. Jadi, kita sekarang fokus pada pemberangkatan kuota haji yang ada sampai tuntas,” tegasnya.

Proses pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi akan berlangsung hingga 3 Juli 2022. Setelah itu, jamaah akan memasuki fase puncak haji, yaitu Wukuf di Arafah. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/