SUMUTPOS.CO – Calon jamaah haji (CJH) estimasi keberangkatan 2024 harus sudah mulai bersiap. Khususnya terkait dengan aspek kesehatan. Sebab Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan screening atau pemeriksaan kesehatan dimulai bulan depan.
Keterangan tersebut disampaikan Direktur Bina Haji dan Umrah Kemenag Arsad Hidayat dalam Mudzakarah Perhajian yang diselenggarakan Ditjen PHU Kemenag kemarin (24/10). Dia mengatakan Kemenkes dan Kemenag saat ini sedang menyusun kebijakan baru terkait istitha’ah atau kemampuan dari sisi kesehatan.
Dia mengatakan, jamaah akan menjalani dua kali pemeriksaan kesehatan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini. Kemudian jika dinyatakan kurang sehat, ada waktu untuk penanganan kesehatannya. Ketika pada pemeriksaan kedua nanti dinyatakan sehat atau memenuhi ketentuan istitha’ah kesehatan, CJH bersangkutan bisa melunasi biaya haji. ’’Rencananya awal November pelaksanaan screening kesehatan sudah dapat dilakukan,’’ katanya.
Dia berharap pada pelaksanaan screening awal, jamaah dinyatakan sehat. Sehingga saat screening kedua menjelang pelunasan nanti lancar serta bisa melunasi biaya haji.
Di bagian lain Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo menuturkan pelaksanaan haji tahun ini jadi pelajaran berharga. Pasalnya angka kematian jamaah haji tahun ini lumayan tinggi. Yaitu mencapai 774 orang.
Selain itu, lanjutnya, ada sejumlah penyakit terbanyak yang diderita jamaah haji tahun ini. Yaitu pneumonia, penyakit paru obstruksi kronik, infark miokard akut, dan penyakit jantung koroner. Kemudian gagal jantung, stroke, dan dispnea.
Faktor kesehatan jemaah haji juga menjadi perhatian Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Anggota BPKH Harry Alexander mengatakan aspek kesehatan atau kekuatan fisik bagi para CJH sangat penting. Untuk itu dia terus mengedukasi supaya CJH yang ada di daftar antrean untuk terus menjaga kesehatannya. ’’Kami memiliki komitmen membangun kesadaran menjaga kesehatan bagi para jemaah haji,’’ tuturnya di sela paparan BPKH Hajj Run & Fun Walk kemarin (25/10).
Alexander menjelaskan dimensi berhaji bukan hanya soal kesadaran menjalankan ibadah saja. Tetapi juga ada dimensi kesehatan dan kekuatan fisik juga.
Dia mengatakan hampir seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan kesehatan dan kekuatan fisik. Mulai dari tawaf atau mengelilingi ka’bah sampai dengan sai atau lari kecil dari Safa ke Marwa. Belum lagi saat puncak haji yaitu wukuf di Arafah. Dilanjutkan dengan ibadah melempar jumrah di Mina. ’’Perjalanan dari tenda sampai ke tempat melempar jumrah bisa 8 km sampai 13 km,’’ katanya.
Dia berkoordinasi dengan Kemenag dan bank penerima setoran untuk menekankan aspek kesehatan dalam manasik haji. (wan/jpg/ila)