JAKARTA-Apa kabar Effendi Simbolon? Ada kah mantan calon gubernur Sumatera Utara itu tetap ingin memajukan taraf kehidupan rakyat setelah kalah dalam Pilgubsu 2013 lalu? Ya, dia masih berniat masuk ke Senayan seperti posisinya saat ini, anggota DPR RI. Namun, dalam Pemilu mendatang, dia tidak memilih daerah pemilihan (Dapil) Sumut. Dia tetap memilih Jakarta.
“Tidak masalah, dulu juga sama. Kita optimis menang, tidak ada masalah,” katanya kepada Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos) di Jakarta, Kamis (25/4).
Effendi akan bertarung Dapil DKI Jakarta III. Menurutnya, keyakinan dapat mendulang banyak suara lantaran telah melakukan pendekatan secara khusus dengan para konstituennya di Jakarta. Untuk diketahui, Effendi Simbolon akan berebut suara warga Jakarta dengan Marzuki Alie di dapil DKI Jakarta III. Selain itu, Effendi juga akan bertarung dengan pengacara kondang Farhat Abbas.
“Kita sudah melakukan pendekatan kepada pemilih yang potensial. Tentu, kita turun langsung ke bawah untuk melihat aspirasi rakyat,” tegas Effendi yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR.
Bagaimana dengan Sumut? Seperti sebelum menjadi Cagubsu, Effendi memang tidak pernah ‘memakai’ Dapil Sumut. Dia adalah putra kelahiran Kalimantan yang hidup di Jakarta. Sumut hanyalah tanah leluhurnya saja.
Namun, Effendi dan keluarga tampaknya tak melupakan Sumut. Buktinya, dalam daftar caleg sementara (DCS) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terdapat nama Bintatar P Hutabarat. Nama terakhir ini adalah adik ipar Effendi Simbolon. Dan dia terdaftar dalam nomor urut 5 untuk Dapil Sumut I.
Di sisi lain, Ketua DPR RI Marzuki Alie tak mau kalah. Dia pun merasa penuh percaya diri kembali maju dalam Pemilu 2014 mendatang. Dia tidak gentar menghadapi para pesaing, termasuk Effendi dan Abbas.
“Pemilu 2009 saya juga hadapi tokoh politik yang hebat-hebat, itu referensi. Paling tidak saya sudah somebody,” katanya. Menurut Marzuki, pemilih di DKI Jakarta kini sudah cerdas dalam menentukan calon wakilnya di parlemen. Tidak lagi sekedar memandang popularitas caleg yang ada.
“Masyarakat DKI ini masyarakat yang rasional. Artinya, tidak melihat popularitas saja yang dipilih. Mereka bisa mengelompokkan, mana yang populer karena artis, profesional atau politisi,” jelas Marzuki yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.Lalu bagaimana dengan Farhat Abbas? “Yang penting bagi saya bukan perlawanannya. Yang berat, memperjuangkan aspirasi rakyat, membawa aspirasi lewat nyaleg ini,” jelasnya.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, suami artis Nia Daniaty itu akan berebut suara dengan Andi Nurpati dan Vera Febyanthy. Selain itu tentu saja ada Effendi dan Marzuki.
Untuk melenggang menuju parlemen, Farhat telah menyiapkan ongkos politik sekitar Rp1,5 miliar guna meluluskan keinginannya baik menjadi anggota dewan, yang kemudian dilanjutkan melalui konvensi untuk menjadi capres.
“Siapkan Rp 1,5 miliar untuk sosialisasi, beli atribut awal. Tidak terlalu besar kalau buat capres. Nanti kalau sudah melalui konvensi, dan secara elektabilitas saya bisa, kan nanti bisa bikin sumbangan dari rakyat untuk memperkuat amunisi. Ini kan untuk rakyat, saya serius,” jelasnya. (dem/jpnn)