Ledakan bom bunuh diri itu terjadi di dekat Grace Lilyana. Akibat ledakan, jemaat yang aktif di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, itu syok. Saking kerasnya ledakan, Grace sempat tak bisa mendengar apa-apa setelah ledakan terjadi.
Beberapa ambulans tampak hilir mudik di jalanan kota Solo siang itu. Suara sirine menggema begitu keras di jalan-jalan sekitar kepatihan. Kabar yang terdengar telah terjadi bom bunuh diri di gereja Kepunton, Kepatihan, Solo.
Begitu banyak korban yang berjatuhan dalam insiden bom bunuh diri tersebut. Luka-luka bakar akibat percikan api dan serpihan logam atau paku banyak diderita para korbannya. Salah satu remaja putri jamaah gereja Kepunton yang menjadi korban selamat bernama Grace Lilyana. Grace warga Kampung Gondang, Kelurahan Manahan ini mengaku saat terjadinya bom itu, berada sekitar empat langkah dari pelaku“Saat itu saya berada sekitar dua meter di depan pelaku,” ujarnya.
Luka yang diderita Grace lumayan cukup parah. Dia mengalami luka di punggung kanannya dan harus dijahit. Tak hanya itu kaki kirinya terluka, tangannya sedikit melepuh serta rambutnya terbakar karena terkena percikan api yang ditimbulkan dari ledakan tersebut. “Di bagian kaki juga terkena serpihan logam namun hanya luka ringan. Saya kira darah yang ada di kaki saya itu dari luka yang saya alami. Ternyata darah tersebut entah dari mana asalnya dan terciprat di kaki saya,” terang siswa SMK Sahid Surakarta ini.
Bom bunuh diri tersebut terjadi setelah acara kebaktian selesai. Saat itu suasana begitu ramai. Para jamaah gereja yang hendak pulang menuju pintu keluar dikejutkan oleh ledakan yang begitu keras didepan pintu keluar tersebut. Beberapa orang melihat pelaku ikut keluar dari dalam gereja dan berada di tengah-tengah orang. Pelaku sempat berhenti seperti akan bersiap-siap untuk meledakkan bom tersebut. Ciri-ciri pelaku menurut korban adalah seorang pria, menggunakan kemeja putih layaknya jamaah gereja yang akan ikut kebaktian.
Tampak seperti bola api keluar dari salah satu barang bawaan jamaah gereja tersebut yang mirip dengan alkitab. Kemudian asap hitam segera keluar mengepul di seluruh penjuru ruang gereja tersebut. Para jamaah yang panik segera berlarian menyelamatkan diri.
Grace merupakan jamaah aktif di gereja tersebut. Setiap minggu pagi Grace selalu beribadah ke gereja Kapunton pada pukul 09.00 hingga 11.00. Grace yang saat itu tengah berjalan menuju luar gereja untuk segera pulang. Begitu mendengar bom tersebut meledak dia kaget dan shock sehingga tidak bisa ke mana-mana. Dia hanya berdiri. Saking kerasnya ledakan dan posisinya yang dekat dengan pelaku, telinga Grace sempat tak bisa mendengar apa-apa setelah ledakan terjadi. “Saya mengira itu suara ledakan trafo, tapi ternyata bom bunuh diri,” jelas gadis ini.
Karena panik dan takut adanya bom susulan, Grace dengan tubuhnya terluka sempat pulang ke rumahnya naik becak. Kemudian karena lukanya dirasa cukup parah, oleh keluarganya dibawa ke RS Brayat Minulya untuk ditangani lebih lanjut. Grace tidak merasakan firasat apa-apa sebelum kejadian tersebut. Hanya saja dia sempat mengalami mimpi yang aneh sebelum kejadian ini. “Saya sempat bermimpi aneh, waktu itu saya naik kereta lalu kereta tersebut mengalami kecelakaan dan saya berada didalam kereta tersebut,” ujar perempuan muda 18 tahun ini.
Kedua sahabat Grace yang sama-sama berada di gereja tersebut juga mengalami syok, namun justru kedua teman yang berada di belakang Grace justru tidak mengalami luka apa-apa hanya mengalami telinga sakit akibat suara dentuman bom tersebut. Saat diwawancarai pun Grace masih terlihat syok dan kesakitan di bagian punggungnya. Dia merasa trauma dengan kejadian bom seperti ini. Dan mungkin dia akan berpindah gereja untuk sementara waktu.(isn/nan/jpnn)