26 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Dikira PR Perusahaan

YENTI GARNASIH

DUNIA yang digelutinya boleh jadi lekat dengan kesan keras dan kaku. Tetapi, pakar hukum pencucian uang Yenti Garnasih tak mau larut dalam image tersebut. Salah satu caranya, dia selalu tampil kasual dan feminin.
“Saya memang ingin mengecapkan image bahwa pakar atau ahli hukum itu juga bisa modis lho. Saya nggak mau penampilan yang kaku dan kolot. Apalagi saya memang senang dengan keindahan,” ujar dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu saat ditemui di kantornya kemarin (24/10).

Doktor ahli pencucian uang pertama di Indonesia tersebut menuturkan, dalam kesehariannya, dirinya memang gemar mengenakan jins dan atasan yang kasual. Saat mengajar pun, ibu dua anak itu memilih mengenakan busana semiformal.
Akibatnya, Yenti kerap disangka bekerja sebagai public relation (PR) sebuah perusahaan ketimbang sebagai dosen atau pakar hukum. “Kalau orang nggak kenal dan baru kenal, mereka sering mengira saya ini PR sebuah perusahaan atau selebritas dan semacamnya lah. Tidak apa-apa, saya malah senang. Karena di balik penampilan saya yang modis, ternyata di kepala saya bicara banyak hal soal hukum pidana. Itu perpaduan yang sangat indah,” tambahnya. (ken/c7/ttg/jpnn)

YENTI GARNASIH

DUNIA yang digelutinya boleh jadi lekat dengan kesan keras dan kaku. Tetapi, pakar hukum pencucian uang Yenti Garnasih tak mau larut dalam image tersebut. Salah satu caranya, dia selalu tampil kasual dan feminin.
“Saya memang ingin mengecapkan image bahwa pakar atau ahli hukum itu juga bisa modis lho. Saya nggak mau penampilan yang kaku dan kolot. Apalagi saya memang senang dengan keindahan,” ujar dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu saat ditemui di kantornya kemarin (24/10).

Doktor ahli pencucian uang pertama di Indonesia tersebut menuturkan, dalam kesehariannya, dirinya memang gemar mengenakan jins dan atasan yang kasual. Saat mengajar pun, ibu dua anak itu memilih mengenakan busana semiformal.
Akibatnya, Yenti kerap disangka bekerja sebagai public relation (PR) sebuah perusahaan ketimbang sebagai dosen atau pakar hukum. “Kalau orang nggak kenal dan baru kenal, mereka sering mengira saya ini PR sebuah perusahaan atau selebritas dan semacamnya lah. Tidak apa-apa, saya malah senang. Karena di balik penampilan saya yang modis, ternyata di kepala saya bicara banyak hal soal hukum pidana. Itu perpaduan yang sangat indah,” tambahnya. (ken/c7/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/