CIANJUR, SUMUTPOS.CO – Jenazah dua anak dan seorang ibu korban gempa, ditemukan dalam kondisi berpelukan di Desa Cijedil Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11) sore. Posisi ibu dalam keadaan memeluk anaknya, dan seorang anaknya lagi memeluk ibunya dari belakang.
JENAZAH mereka ditemukan setelah hari keempat proses evakuasi. Petugas evakuasi Basarnas sempat mengeruk longsoran berkali-kali untuk pencarian korban jiwa di lokasi tersebut. Kemudian proses evakuasi korban dilanjutkan secara manual. Mengingat, medan terbilang terjal dan sangat berlumpur akibat tanah longsoran terkena air hujan.
Menurut informasi yang dihimpun di lokasi kejadian dari anggota Basarnas setempat, longsor membuat jenazah ibu dan anak-anaknya tersebut terseret dari Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang, ke Desa Cijedil. Jenazah mereka berhasil dievakuasi dan dibawa menuju RSUD Sayang Cianjur untuk dilakukan identifikasi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, korban meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, naik menjadi sebanyak 310 orang setelah ditemukan 17 jenazah pada hari kelima proses pencarian pada Jumat (25/11). “Per hari ini (kemarin) mendapatkan jenazah 17 orang, sehingga jumlah meninggal menjadi 310 orang. Dan yang masih belum diketemukan 24 orang,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Posko Tanggap Darurat, Kantor Bupati Cianjur.
Ia mengatakan, dari 17 korban tewas itu, 8 orang di antaranya sudah teridentifikasi. Mereka merupakan warga Cugenang, Cianjur. Sementara sisanya, 9 korban belum teridentifikasi. “Sembilan jenazah ini karena pelintas warga luar Cugenang ini masih diidentifikasi,” kata Suharyanto.
Sementara itu, kata dia, total 24 orang yang masih hilang telah teridentifikasi sebagai warga Cugenang. Suharyanto pun berharap bagi warga Cugenang, Cianjur dan sekitarnya yang merasa kehilangan anggota keluarganya dalam bencana ini, diminta segera melapor.
Adapun sebelumnya pada Kamis (24/11), BNPB menyatakan ada 272 korban yang meninggal dunia. Kemudian pada Jumat, ada sembilan jenazah yang ditemukan di area pencarian Warung Sate Sinta dan ada delapan jenazah ditemukan di area Desa Cijedil Kecamatan Cugenang.
Terhambat Hujan
Tim SAR gabungan terpaksa menghentikan proses evakuasi korban gempa Cianjur yang masih tertimbun longsor karena hujan deras mengguyur sejak Jumat (25/11) siang. Hujan deras turun sejak pukul 13.00 WIB sampai sore hari.
Seharusnya proses evakuasi akan kembali dilakukan usai istirahat Salat Jumat. Namun hujan deras yang mengguyur lokasi longsor, membuat hal tersebut urung terlaksana. Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jabar Supriono memastikan evakuasi tidak akan dilakukan sampai cuaca kembali membaik. “Kami sudah kerja sama dengan BMKG, dihentikan sementara. Dihentikan sementara sampai menunggu perkembangan cuaca,” ujarnya ketika dikonfirmasi.
Kendati demikian, dirinya belum dapat memastikan apakah proses evakuasi akan kembali dilanjutkan atau tidak. Ia menegaskan, proses evakuasi baru akan kembali dilakukan setelah kondisi cuaca dirasa benar-benar aman. “Memungkinkan tidak kalau menempatkan orang ditempat bahaya dengan cuaca seperti itu. Tentunya kita harus bijak, daripada menambah korban,” katanya.
Kepala Basarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi mengatakan, per Jumat (25/11) pukul 10.45 WIB, setidaknya terdapat tambahan penemuan tujuh jenazah korban gempa Cianjur. “Yang tiga itu di Cijedil, kemudian pinggir jalan rumah makan Shinta dan satu lagi kampung Cicadas. Ketiga tempat inilah diperkirakan 39 orang hilang itu menurut laporan berada di situ,” ujarnya kepada wartawan.
Berdasarkan data per Kamis (24/11), BNPB menyebut total korban dalam bencana tersebut telah mencapai 272 jiwa dan baru 162 orang yang teridentifikasi. Sementara 39 warga dikabarkan masih hilang imbas gempa berkekuatan magnitudo 5,6 tersebut.
BNPB juga mencatat sebanyak 2.064 orang mengalami luka-luka dan 62.000 orang harus mengungsi. Sebanyak 56.311 rumah warga dilaporkan rusak meliputi kerusakan ringan hingga berat.
Tanah Labil
Tim SAR gabungan menduga masih ada korban yang tertimbun longsoran di kawasan Jalan Cianjur–Cipanas, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Eko Sulistiyo, relawan dari Sabawana, mengungkapkan, tim SAR gabungan kemarin menemukan kembali satu jenazah perempuan yang diperkirakan berusia 40 tahun. “Selain jenazah, hari ini juga ditemukan beberapa kendaraan. Ada Avanza, pikap bermuatan buah, dan sepeda motor,” katanya, kemarin (24/11).
Namun, karena baru ditemukan sore, kendaraan-kendaraan tersebut belum bisa dievakuasi. Evakuasi rencananya dilakukan hari ini. “Memang di bawah sana itu masih berpotensi ditemukan jenazah. Selain dari dalam kendaraan, juga ada seperti dari bangunan kamar,” jelas Eko.
Untuk memudahkan evakuasi, tim SAR gabungan telah memberikan tanda di titik-titik yang akan diperiksa. Setidaknya ada empat titik yang telah ditandai. “Di titik-titik itu memang berpotensi ada jenazahnya. Soalnya tercium bau,” terangnya.
Apakah Avanza yang ditemukan merupakan mobil rombongan tujuh orang yang dilaporkan hilang? “Kemungkinan iya,” katanya. Namun, dia tidak dapat memastikannya sebelum kendaraan tersebut terangkat. Eko menjelaskan, proses evakuasi terkendala hujan yang masih sering turun. Selain itu, tim SAR sulit menurunkan alat berat. “Juga masih ada gempa-gempa susulan,” terangnya.
Pada bagian lain, pemerintah membuka opsi relokasi rumah atau bangunan lain yang rusak akibat gempa Cianjur. Rencana tersebut disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat kunjungan kerja di Garut, Jawa Barat, kemarin (24/11). ’’(Bangunan) yang tidak mungkin bisa dibangun lagi karena situasinya membahayakan, mungkin akan direlokasi,’’ kata Ma’ruf. Dia menjelaskan, saat ini tim di lapangan masih melakukan pendataan atau inventarisasi kondisi kerusakan bangunan. Termasuk bangunan publik seperti sekolah, madrasah, tempat ibadah, hingga pesantren. Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu sudah meminta Kementerian Agama mengambil langkah penanganan pada pesantren dan madrasah yang terdampak gempa.
Kementerian Agama sendiri menerjunkan 31 orang penghulu dan penyuluh agama Islam di Kabupaten Cianjur untuk mendampingi korban gempa. Informasi tersebut disampaikan Kasubdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Agus Suryo Suripto. Dia mengatakan, tim yang diterjunkan tersebut berada di bawah koordinasi Kantor Kemenag Kabupaten Cianjur.
Sebelum turun ke lapangan, mereka mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dari tim ahli trauma healing. Rencananya, tim trauma healing tersebut diterjunkan mulai pekan depan. ’’Tim Bimas Islam Kemenag masih fokus melaksanakan mapping dan membantu distribusi bantuan darurat bersama Baznas,’’ jelasnya.
Dia berharap layanan trauma healing oleh tim penyuluh agama dan penghulu itu bisa membantu korban. Apalagi, mereka sudah mendapatkan pembekalan dari para ahli atau psikolog. Kamis (24/11) kemarin, Presiden Joko Widodo kembali ke Kabupaten Cianjur. Dia mengunjungi pusat pengungsian hingga rumah sakit tempat korban gempa dirawat. Jokowi juga mengunjungi Kecamatan Cugenang yang merupakan pusat gempa. “Ini adalah episentrumnya dan yang paling parah,” kata Jokowi saat kunjungan.
Menurut data yang didapatnya, di Kecamatan Cugenang banyak rumah roboh. Begitu juga korban meninggal. Dia menegaskan bahwa rehabilitasi bagi rumah-rumah yang mengalami kerusakan akan dilakukan. Namun, harus menunggu proses evakuasi dan distribusi bantuan selesai. “Babak berikutnya adalah rehabilitasi untuk rumah-rumah yang roboh berat, sedang, maupun yang ringan,’’ tuturnya.
Untuk pemberian bantuan, pemerintah tidak terpaku pada satu skema. Pemerintah akan menyerahkan langsung kepada masyarakat untuk memilih skema mana yang dinilai dapat mempercepat proses rehabilitasi. “Ada yang nanti dibangun oleh Kementerian PU, ada yang juga dibangun dibantu oleh TNI,” ucap Jokowi.
Dalam perjalanan kembali ke Istana Kepresidenan Bogor, rombongan berhenti di SDN Cugenang yang merupakan lokasi terdampak gempa terparah. Jokowi ingin memastikan mobilisasi alat berat untuk melakukan evakuasi korban bencana.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang berada satu mobil dengan presiden menyampaikan, semula dirinya hanya melaporkan bahwa alat berat telah siap dimobilisasi. ’’Beliau ingin melihat langsung dan memastikan bahwa alat gerak mulai dimobilisasi,” ucap Basuki.
Alat berat tersebut, ucap dia, tidak dapat bergerak lurus menuju lokasi longsoran. Sebab, akses rusak. Sehingga harus berputar untuk menghindari kondisi tanah yang tidak stabil. Dia memperkirakan kemarin sore alat berat sudah sampai Kecamatan Cugenang.
Di sisi lain, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas mengerahkan personel yang dibekali life detector. Kepala Kantor SAR Bandung Jumaril menyatakan, pihaknya membagi dua tim untuk fokus pada dua titik. Yakni, Warung Sate Shinta dan Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. “Melaksanakan pencarian dan evakuasi terhadap warga yang masih dilaporkan hilang,” terangnya kepada awak media. Selain life detector, dua tim itu diperkuat dengan anjing pelacak.
Kemarin Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto juga bertolak ke Cianjur. Dia mendatangi lokasi terdampak untuk memberikan bantuan secara langsung.”Saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada mereka yang bereaksi cepat sehingga penderitaan rakyat bisa segera dimitigasi,” ujarnya. (jpc/bbs/adz)