Dua Warga Afrika Tewas
JAKARTA – Satu di antara tujuh pesawat Susi Air buatan Swiss jatuh di pedalaman Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, saat menjalankan misi pemotretan udara dari Kementerian Pertahanan, Rabu (25/4) lalu.
Musibah yang menimpa pesawat Pilatus Porter milik Susi Air bernomor registrasi PK VVQ tersebut terjadi di Desa Mauritan, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Pesawat diketahui hilang kontak pada pukul 17.00 Wita (25/4) hingga akhirnya ditemukan pada pukul 02.00 Wita (26/4).
Pesawat nahas tersebut jatuh 30 kilometer dari Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dengan koordinat PT. 1160065080 00304898. Dua orang yang ada di pesawat itu, McDougal Ian Rusel (57), ahli pemotretan udara dari Australia, dan Jonnatan Wilis (28) pilot Susi Air berkebangsaan Afrika Selatan, tewas.
“Pesawat itu memang biasa untuk pemotretan udara karena ada lubang di bawahnya,” katanya.
Dalam kecelakaan tragis kemarin, salah satu anak perusahaan Susi Air, PT ASI Pudjiastuti Geosurvey, sedang mengerjakan pemotretan wilayah dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Dengan teknologi yang ada, mereka dapat menghasilkan gambar dengan kerapatan kontur setiap 0,5 meter sehingga bisa memproduksi peta topografi skala 1 : 1000, skala 1 : 2000 atau skala yang lebih kecil.
Menurut Susi, seharusnya tidak ada kendala teknis dari pesawat tersebut. Sebab, usia pesawat itu tergolong muda, yaitu produksi 2009 atau baru tiga tahun beroperasi. Susi Air mengoperasikan pesawat tersebut karena cukup andal bermanuver mengikuti elevasi daratan. “Kalau hanya untuk penumpang, bisa muat sembilan orang. Tapi, kemarin cuma dua orang,” lanjutnya. (wir/c2/ttg/jpnn)