31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Tembak Polisi Karena Baasyir Diadili

JAKARTA- Motif penembakan terhadap pos penjagaan kantor bank BCA di Palu yang menewaskan dua personel polisi masih menjadi tanda-tanya. Penyerangan tersebut diduga sebagai upaya perampokan, namun ada pula yang meyakini penyerangan tersebut terkait dengan tindak terorisme.

Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan termasuk mencari motif penyerangan. Namun, karena polisi yang ditembak berada di dekat kantor bank dan memang ditugaskan untuk mengamankan bank, dia menduga penyerangan tersebut berkaitan dengan keamanan bank.

“Sekali lagi ini masih (dugaan) awal. Petugas masih melakukan langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan. Kita juga sedang melakukan pemeriksaan di laboratorium forensik,” katanya di Kantor Presiden kemarin (26/5).
Keterangan berbeda disampaikan sebuah sumber di Mabes Polri kemarin. Dia mengatakan penembakan terhadap Bripda Yudhistira, Bripda Irbar, dan Bripda Dedi tersebut dilakukan pelaku karena kecewa dengan proses pengadilan terhadap Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir.

Berdasarkan pengakuan dua tersangka yang tertangkap, aksi terhadap polisi akan terus dilakukan, apalagi kalau Baasyir divonis berat dalam dugaan membantu terorisme. “Berdasarkan interogasi sementara, sasaran (penembakan) polisi karena Ba’asyir yang dianggap orangtua mereka diadili,” katanya.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam membantah keterangan tersebut. Dia menegaskan pihaknya belum bisa memastikan bahwa motif pelaku penembakan terkait pengadilan Ba’asyir. “Itu perlu pendalaman dan harus diselidiki lagi,” kata Anton. Anton meminta masyarakat bersabar .

menunggu hasil pemeriksaan dan tidak berandai-andai sebelum pemeriksaan selesai dilakukan. “Itu kan masih katanya-katanya. Nanti-lah tunggu pemeriksaan selesai. Kita belum mendapati apa motif (penyerangan) sesungguhnya,” terangnya.

Polisi kemarin memang berhasil membekuk dua tersangka pelaku eksekutor penembakan, berinisial H, 27 tahun, dan Fur, 23 tahun. H beralamat di Desa Webone, Kabupaten Ampana, Palu. Sementara Fur beralamat di Desa Mpane, Kabupaten Ampana, Palu. Keduanya bekerja sebagai buruh.

“Mereka ditangkap saat razia kendaraan di Jalan Donggala, Kecamatan Papela, sekitar pukul 18.00 WITA,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar.

Dari keduanya, polisi menyita tiga senjata, yakni dua US Carbine dan M-16 serta satu SS-1 V2 yang diduga milik korban. Kedua senjata yang digunakan pelaku adalah jenis senjata tua yang sudah layak digudangkan. Polisi juga menyita 30  butir peluru dan magazen. ??Kita masih mendalami dari mana pelaku mendapatkan senjata-senjata itu,” terangnya.

Polisi saat ini masih memburu dua pelaku lain yang berinisial C dan Far. Keduanya sempat terlibat baku tembak dengan polisi pada Rabu (25/5), namun berhasil meloloskan diri. Keduanya diduga masih membawa senjata M-16 dan SS-1 V2 yang dirampas dari korban penembakan.

Empat penembak misterius menembak secara membabi-buta di BCA Jl Emy Saelan, Palu Selatan, Sulawesi Tengah pada Rabu (25/5) siang. Dua anggota polisi dari Satuan Pengamanan Objek Vital tewas dengan luka tembak di kepala dan dada, sementara sementara anggota polisi lain terkena luka tembak di kaki. (fal/kuh/jpnn)

JAKARTA- Motif penembakan terhadap pos penjagaan kantor bank BCA di Palu yang menewaskan dua personel polisi masih menjadi tanda-tanya. Penyerangan tersebut diduga sebagai upaya perampokan, namun ada pula yang meyakini penyerangan tersebut terkait dengan tindak terorisme.

Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan termasuk mencari motif penyerangan. Namun, karena polisi yang ditembak berada di dekat kantor bank dan memang ditugaskan untuk mengamankan bank, dia menduga penyerangan tersebut berkaitan dengan keamanan bank.

“Sekali lagi ini masih (dugaan) awal. Petugas masih melakukan langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan. Kita juga sedang melakukan pemeriksaan di laboratorium forensik,” katanya di Kantor Presiden kemarin (26/5).
Keterangan berbeda disampaikan sebuah sumber di Mabes Polri kemarin. Dia mengatakan penembakan terhadap Bripda Yudhistira, Bripda Irbar, dan Bripda Dedi tersebut dilakukan pelaku karena kecewa dengan proses pengadilan terhadap Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir.

Berdasarkan pengakuan dua tersangka yang tertangkap, aksi terhadap polisi akan terus dilakukan, apalagi kalau Baasyir divonis berat dalam dugaan membantu terorisme. “Berdasarkan interogasi sementara, sasaran (penembakan) polisi karena Ba’asyir yang dianggap orangtua mereka diadili,” katanya.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam membantah keterangan tersebut. Dia menegaskan pihaknya belum bisa memastikan bahwa motif pelaku penembakan terkait pengadilan Ba’asyir. “Itu perlu pendalaman dan harus diselidiki lagi,” kata Anton. Anton meminta masyarakat bersabar .

menunggu hasil pemeriksaan dan tidak berandai-andai sebelum pemeriksaan selesai dilakukan. “Itu kan masih katanya-katanya. Nanti-lah tunggu pemeriksaan selesai. Kita belum mendapati apa motif (penyerangan) sesungguhnya,” terangnya.

Polisi kemarin memang berhasil membekuk dua tersangka pelaku eksekutor penembakan, berinisial H, 27 tahun, dan Fur, 23 tahun. H beralamat di Desa Webone, Kabupaten Ampana, Palu. Sementara Fur beralamat di Desa Mpane, Kabupaten Ampana, Palu. Keduanya bekerja sebagai buruh.

“Mereka ditangkap saat razia kendaraan di Jalan Donggala, Kecamatan Papela, sekitar pukul 18.00 WITA,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar.

Dari keduanya, polisi menyita tiga senjata, yakni dua US Carbine dan M-16 serta satu SS-1 V2 yang diduga milik korban. Kedua senjata yang digunakan pelaku adalah jenis senjata tua yang sudah layak digudangkan. Polisi juga menyita 30  butir peluru dan magazen. ??Kita masih mendalami dari mana pelaku mendapatkan senjata-senjata itu,” terangnya.

Polisi saat ini masih memburu dua pelaku lain yang berinisial C dan Far. Keduanya sempat terlibat baku tembak dengan polisi pada Rabu (25/5), namun berhasil meloloskan diri. Keduanya diduga masih membawa senjata M-16 dan SS-1 V2 yang dirampas dari korban penembakan.

Empat penembak misterius menembak secara membabi-buta di BCA Jl Emy Saelan, Palu Selatan, Sulawesi Tengah pada Rabu (25/5) siang. Dua anggota polisi dari Satuan Pengamanan Objek Vital tewas dengan luka tembak di kepala dan dada, sementara sementara anggota polisi lain terkena luka tembak di kaki. (fal/kuh/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/