JAKARTA- Setelah menetapkan Miranda Goeltom sebagai tersangka, kini pekerjaan rumah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah mengungkap siapa sponsor di balik pemenangan sosialita kelas atas itu sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia. Mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisa Keuangan (PPATK) Yunus Husein menduga, sponsor Miranda adalah bank-bank bermasalah.
Dugaan yang disebutkan Yunus tersebut tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, pria yang gagal dalam pemilihan pimpinan KPK itu menerangkan, salah satu Deputi Gubernur BI yang pernah diperiksa KPK di ruangannya saat dia masih menjabat sebagai Ketua PPATK mengatakan, pemilihan DGS BI itu sudah biasa disponsori pihak perbankan. “Biasanya sponsornya bank-bank bermasalah,” kata dia saat ditemui di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) kemarin (27/1).
Karena itulah, kata Yunus, berdasarkan pengalaman tersebut, kuat dugaan bahwa sponsor Miranda adalah bank-bank bermasalah. Lebih lanjut, pria kelahiran Mataram itu menuturkan, memang wajar jika pemilihan posisi DGS BI menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama kalangan perbankan. Katanya, dengan menjadi sponsor pemenangan kandidat tertentu, maka pihak yang membiayai itu akan memperoleh timbal balik.
“Dengan menjadi sponsor Deputi Senior Gubernur BI, seseorang bisa menguasai informasi dan akses dunia perbankan. Apalagi di BI banyak policy seperti open market operation, jual beli SBI, dalam rangka intervensi di pasar. Berapa mengintervensi dengan rate berapa. Valuta asing misalnya. Mau turun ke pasar atau nggak kalau info itu diperoleh itu bisa dilirik pemodal. Bisa mengambil keuntungan dan mencegah kerugian,” kata dia. Dengan begitu, pengakses informasi dengan porsi lebih akan bisa mengeruk keuntungan. Atau paling tidak bisa mencegah terjadinya kerugian.
Sementara itu KPK terus mendalami keterlibatan Nunun Nurbaeti dan Miranda dalam kasus suap cek perjalanan. Lembaga yang dipimpin Abraham Samad itu nampaknya sedang mendalami pertemuan yang dilakukan Miranda dengan para anggota Fraksi PDIP.(kuh/dim/jpnn)