26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kisah di Balik Penggerebekan Rumah Raffi Ahmad

Petugas Mengaku Sales Mebel

Sejak Sabtu (26/01) petugas BNN sudah mengintai rumah Raffi Ahmad. Ojih, salah satu pembantu Raffi melihat tiga orang asing yang hilir mudik di kediaman majikannya yang beralamat di Jalan Gunung Balong I Blok F no 16 RT 09/ RW 4 Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

KETERANGAN PERS: Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar saat keterangan  pers  kantor BNN Jakarta, Minggu (27/1). //Angger Bondan/Jawa Pos/jpnn
KETERANGAN PERS: Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar saat keterangan pers di kantor BNN Jakarta, Minggu (27/1). //Angger Bondan/Jawa Pos/jpnn

“Saya tanya mereka bilang dari perusahaan mebel (furniture, red) mau nawarin sofa,” ujar Ojih pada Jawa Pos (grup Sumut Pos) di rumah Raffi kemarin (27/01). Pria asal Kebumen, Jawa Tengah ini mengaku masih kaget dengan penangkapan bosnya.

“Pas pagi saya dibangunin, orangnya sama seperti yang nawarin sofa itu, ternyata polisi,” katanya. Bahkan, Ojih awalnya sempat mencegah petugas itu karena mereka berpakaian preman. “Saya bilang sudah lapor pak RT belum, eh malah dibentak,” katanya.

Rupanya, Ketua RT setempat Maksum sudah bersama para petugas. “Yang masuk ada lima atau enam orang,” katanya. Mereka langsung menyita semua ponsel. “Kalau saya hitung sih, tamunya mas Rafi tidak sampai 10 orang, makanya kaget lihat berita kok katanya 17 orang,” tambahnya.

Sehari-hari Oji dan kakaknya Nia ikut sebagai pembantu di rumah yang sejatinya milik Amy Qanita, ibunda Raffi itu. Iparnya, Umar ikut diperiksa BNN sebagai saksi. “Saya kaget sekali karena Mas Raffi selama ini tidak pernah berbuat aneh-aneh, pada kami juga sangat baik,” katanya.

Raffi juga menggemari burung pleci dan burung pentet raja. Ada tiga pleci dan dua pentet raja di rumahnya. “Saya yang merawatnya,” katanya.
Oji mengaku tidak tahu jam berapa tamu-tamu Raffi datang. “Yang jelas ini mobil mas Raffi semua,” katanya sembari membuka selimut mobil Chevrolet Camaro kuning milik Raffi berplat B 17 AFI. Di lokasi juga terparkir Fortuner putih dan Hummer.

Saat polisi datang dia langsung menangis di samping rumah. “Saya sedih banget Mas,” katanya. Denia, kakak Ojih  juga mengaku sangat shock. “Polisinya pakai jaket hitam, tubuhnya besar-besar sekali, anak-anak saya nangis,” tambahnya.

Ketua RT setempat, Maksum menyatakan Raffi sangat tenang saat penggerebekan. “Dia bilang ke polisi, itu bukan ganja saya, “kata Maksum menirukan Raffi.

Raffi justru meminta polisi menggeledah kamarnya. “Silahkan Pak kalau mau dicari barang bukti lainnya,” kata Maksum menirukan. Selama ini, dia mengaku tak pernah mengamati rumah Raffi secara khusus karena terletak di ujung gang. “Kalau dengan lingkungan baik, sering juga menyapa,” katanya.
Hingga tadi malam rumah Raffi belum diberi police line. Mobil operasional penyidik berupa Toyota Kijang Merah juga masih terparkir kira-kira 20 meter dari lokasi penggerebegan.

Terpisah, terseretnya nama Wanda Hamidah dalam kasus ini membuat pusing kalangan PAN. “Sebagai teman, saya seperti kena palu godam mendengarnya. Soalnya, selama ini Wanda termasuk legislator yang sangat bagus. Dia aktif memperjuangkan pendidikan dan kaum perempuan,” kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Drajad Wibowo.

Drajad menegaskan PAN menerapkan prinsip zero tolerance untuk kejahatan seperti narkoba. Kalau terbukti menggunakan narkoba, dipastikan Wanda akan langsung dicopot dari DPRD DKI Jakarta. Saat ini, Wanda duduk sebagai anggota Komisi E yang membidangi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat.

Tapi, dari hasil lab sejauh ini Wanda dinyatakan negatif menggunakan narkoba. Meskipun begitu, Drajad menegaskan Wanda tetap akan mendapatkan sanksi etika dan kepatutan dari partai. Hanya saja dia belum bisa menyebut bentuk sanksi itu. “Mengapa Wanda ada di sana? Sanksinya akan berat sekali dari DPP,” tegasnya.

Soal Raffi Ahmad, Drajad mengakui memang sudah ada pembicaraan informal untuk menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) PAN. Namun, sampai saat ini, Raffi belum memasukkan aplikasi atau berkas administrasi. “Yang jelas dengan kasus ini, Raffi langsung dicoret dari PAN. Bukan hanya sebagai bacaleg, sebagai calon anggota pun tidak layak,” tegas Drajad.

Artis lain yang ikut terjaring, yakni Irwansyah, juga dikabarkan berminat untuk bergabung dengan Partai Gerindra. Hal ini sempat diungkapkan dua minggu lalu oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Sayangnya, saat coba dihubungi, ponsel Muzani sedang tidak aktif.

Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat menegaskan saat ini Partai Gerindra baru membuka pendaftaran caleg. Proses pendaftaran dibuka sampai akhir Februari. Dari sana, baru akan disusun Daftar Caleg Sementara (DCS). Soal Irwansyah sendiri, Martin mengaku tidak kenal artis muda itu.

“Saya nggak tahu. Pasti akan kami tolak menjadi caleg Gerindra kalau terbukti positif,” tegas anggota Komisi III DPR, itu. (dim/jan/rdl/pri/jpnn)

Petugas Mengaku Sales Mebel

Sejak Sabtu (26/01) petugas BNN sudah mengintai rumah Raffi Ahmad. Ojih, salah satu pembantu Raffi melihat tiga orang asing yang hilir mudik di kediaman majikannya yang beralamat di Jalan Gunung Balong I Blok F no 16 RT 09/ RW 4 Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

KETERANGAN PERS: Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar saat keterangan  pers  kantor BNN Jakarta, Minggu (27/1). //Angger Bondan/Jawa Pos/jpnn
KETERANGAN PERS: Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar saat keterangan pers di kantor BNN Jakarta, Minggu (27/1). //Angger Bondan/Jawa Pos/jpnn

“Saya tanya mereka bilang dari perusahaan mebel (furniture, red) mau nawarin sofa,” ujar Ojih pada Jawa Pos (grup Sumut Pos) di rumah Raffi kemarin (27/01). Pria asal Kebumen, Jawa Tengah ini mengaku masih kaget dengan penangkapan bosnya.

“Pas pagi saya dibangunin, orangnya sama seperti yang nawarin sofa itu, ternyata polisi,” katanya. Bahkan, Ojih awalnya sempat mencegah petugas itu karena mereka berpakaian preman. “Saya bilang sudah lapor pak RT belum, eh malah dibentak,” katanya.

Rupanya, Ketua RT setempat Maksum sudah bersama para petugas. “Yang masuk ada lima atau enam orang,” katanya. Mereka langsung menyita semua ponsel. “Kalau saya hitung sih, tamunya mas Rafi tidak sampai 10 orang, makanya kaget lihat berita kok katanya 17 orang,” tambahnya.

Sehari-hari Oji dan kakaknya Nia ikut sebagai pembantu di rumah yang sejatinya milik Amy Qanita, ibunda Raffi itu. Iparnya, Umar ikut diperiksa BNN sebagai saksi. “Saya kaget sekali karena Mas Raffi selama ini tidak pernah berbuat aneh-aneh, pada kami juga sangat baik,” katanya.

Raffi juga menggemari burung pleci dan burung pentet raja. Ada tiga pleci dan dua pentet raja di rumahnya. “Saya yang merawatnya,” katanya.
Oji mengaku tidak tahu jam berapa tamu-tamu Raffi datang. “Yang jelas ini mobil mas Raffi semua,” katanya sembari membuka selimut mobil Chevrolet Camaro kuning milik Raffi berplat B 17 AFI. Di lokasi juga terparkir Fortuner putih dan Hummer.

Saat polisi datang dia langsung menangis di samping rumah. “Saya sedih banget Mas,” katanya. Denia, kakak Ojih  juga mengaku sangat shock. “Polisinya pakai jaket hitam, tubuhnya besar-besar sekali, anak-anak saya nangis,” tambahnya.

Ketua RT setempat, Maksum menyatakan Raffi sangat tenang saat penggerebekan. “Dia bilang ke polisi, itu bukan ganja saya, “kata Maksum menirukan Raffi.

Raffi justru meminta polisi menggeledah kamarnya. “Silahkan Pak kalau mau dicari barang bukti lainnya,” kata Maksum menirukan. Selama ini, dia mengaku tak pernah mengamati rumah Raffi secara khusus karena terletak di ujung gang. “Kalau dengan lingkungan baik, sering juga menyapa,” katanya.
Hingga tadi malam rumah Raffi belum diberi police line. Mobil operasional penyidik berupa Toyota Kijang Merah juga masih terparkir kira-kira 20 meter dari lokasi penggerebegan.

Terpisah, terseretnya nama Wanda Hamidah dalam kasus ini membuat pusing kalangan PAN. “Sebagai teman, saya seperti kena palu godam mendengarnya. Soalnya, selama ini Wanda termasuk legislator yang sangat bagus. Dia aktif memperjuangkan pendidikan dan kaum perempuan,” kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Drajad Wibowo.

Drajad menegaskan PAN menerapkan prinsip zero tolerance untuk kejahatan seperti narkoba. Kalau terbukti menggunakan narkoba, dipastikan Wanda akan langsung dicopot dari DPRD DKI Jakarta. Saat ini, Wanda duduk sebagai anggota Komisi E yang membidangi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat.

Tapi, dari hasil lab sejauh ini Wanda dinyatakan negatif menggunakan narkoba. Meskipun begitu, Drajad menegaskan Wanda tetap akan mendapatkan sanksi etika dan kepatutan dari partai. Hanya saja dia belum bisa menyebut bentuk sanksi itu. “Mengapa Wanda ada di sana? Sanksinya akan berat sekali dari DPP,” tegasnya.

Soal Raffi Ahmad, Drajad mengakui memang sudah ada pembicaraan informal untuk menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) PAN. Namun, sampai saat ini, Raffi belum memasukkan aplikasi atau berkas administrasi. “Yang jelas dengan kasus ini, Raffi langsung dicoret dari PAN. Bukan hanya sebagai bacaleg, sebagai calon anggota pun tidak layak,” tegas Drajad.

Artis lain yang ikut terjaring, yakni Irwansyah, juga dikabarkan berminat untuk bergabung dengan Partai Gerindra. Hal ini sempat diungkapkan dua minggu lalu oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Sayangnya, saat coba dihubungi, ponsel Muzani sedang tidak aktif.

Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat menegaskan saat ini Partai Gerindra baru membuka pendaftaran caleg. Proses pendaftaran dibuka sampai akhir Februari. Dari sana, baru akan disusun Daftar Caleg Sementara (DCS). Soal Irwansyah sendiri, Martin mengaku tidak kenal artis muda itu.

“Saya nggak tahu. Pasti akan kami tolak menjadi caleg Gerindra kalau terbukti positif,” tegas anggota Komisi III DPR, itu. (dim/jan/rdl/pri/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/