32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ganjar: Entaskan Kemiskinan Melalui Pendidikan

SUMUTPOS.CO – BAKAL calon presiden (bacapres) 2024 Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pendidikan menjadi salah satu kunci utama dalam pemberantasan kemiskinan. Karena itu, mantan gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut mencanangkan program satu keluarga miskin satu sarjana.

“Saya meyakini, untuk menyelesaikan problem kemiskinan yang terbaik adalah dengan pendidikan. Kenapa saya bilang begitu, karena saya sendiri contohnya,”ujar Ganjar saat memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, pada Rabu (11/10).

Ganjar menceritakan, dia yang berasal dari keluarga sangat sederhana hingga bisa berhasil seperti saat ini karena pendidikan. Kalau saja dia tidak bersekolah, maka mungkin nasibnya tidak seperti saat ini. “Nah, di situlah peran negara hadir. Bagaimana agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses pendidikan dengan baik,”jelasnya.

Di hadapan ribuan mahasiswa, Ganjar memaparkan ide dan gagasannya untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, satu diantaranya terkait penghapusan kemiskinan.Ganjar berbagi pengalamannya dalam memutus kemiskinan melalui pendidikan saat menjabat sebagai gubernur Jateng.

Saat memimpin Jawa Tengah,Ganjar membuat boarding school gratis untuk warga miskin bernama SMK Negeri Jateng.”Semuanya gratis, tidur gratis, makan, sepatu, seragam, tas semuanya kami biayai. Dan yang bias masuk kesekolah itu syaratnya dari keluarga miskin,”jelasnya.

Program itu terbukti ampuh. Anak-anak miskin yang terancam tidak bisa sekolah akhirnya bisa mengenyam pendidikan. Hebatnya lagi, 100 persen lulusannya tidak ada yang menganggur.

“Mereka bekerja di perusahaan besar, ada yang di Jepang, Jerman, Korea dan lainnya. Dan mereka menjadi tulang punggung keluarga. Saya terharu ketika mereka mengatakan bisa melunasi hutang keluarga, membeli rumah, tanah dan lainnya. Mereka bisa mengangkat keluarga dari jurang kemiskinan,”ucapnya.

Untuk itu, program tersebut bisa diperluas se-Indonesia. Dia juga akan mendorong pendidikan gratis mulai PAUD hingga SMA.”Kita ingin mendorong satu keluarga miskin satu sarjana. Kalau itu bias terwujud, maka saya percaya kemiskinan bisa diselesaikan,”tegasnya.

Ganja roptimistis, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kemauan dan strong leadership dalam pengambilan keputusan.”Makanya anggaran negara harus dinaikkan dua kali lipat, system pemerintahan harus digital dan korupsi harus diberantas. Kalau itu bisa, maka anggaran negara bisa diotimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya,”pungkasnya.

Sejak kali pertama berdiri pada 2014, sekolah asrama gratis khusus siswa miskin itu telah meluluskan ribuan siswa. Total sudah ada tujuh angkatan dengan 1.837 orang lulusan.Presiden Joko Widodo saat berkunjungke SMKN Jateng bahkan menginginkan konsepnya bisa ditiru dan diterapkan di daerah-daerah lain.

Sementara itu, Ketua Lembaga Konsultasi Pendidikan Citra Sumut, Dionisius Sihombing, mengaku sependapat dengan pandangan yang disampaikan Ganjar Pranowo bahwa salah satu cara mengentaskan kemiskinan adalah melalui mengenyam pendidikan.

Tidak saja cukup dengan pendidikan yang tinggi, tetapi pendidikan yang menyiapkan lulusan yang terampil, kreatif, inovatif, produktif. Dalam artian, pendidikan yang bisa menjawab mengatasi kemiskinan.

“Tidak jarang juga terjadi lulusan sarjana menganggur karena tidak benar disiapkan di bangku kuliah keterampilan-keterampilan tertentu, melainkan hanya miliki pengetahuan saja,” ucap Dionisius. Untuk itu, Dionisius menilai, perlu program menyiapkannya sarjana yang kreatif, inovatif dan produktif, lewat cara memastikan calon-calon sarjana itu kelak mendapatkan pendampingan dari dunia usaha atau dunia industri. “Sarjana yang bisa menghasilkan atau bisa membuka lapangan kerja, setidaknya untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain,” pungkasnya. (wir/map)

SUMUTPOS.CO – BAKAL calon presiden (bacapres) 2024 Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pendidikan menjadi salah satu kunci utama dalam pemberantasan kemiskinan. Karena itu, mantan gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut mencanangkan program satu keluarga miskin satu sarjana.

“Saya meyakini, untuk menyelesaikan problem kemiskinan yang terbaik adalah dengan pendidikan. Kenapa saya bilang begitu, karena saya sendiri contohnya,”ujar Ganjar saat memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, pada Rabu (11/10).

Ganjar menceritakan, dia yang berasal dari keluarga sangat sederhana hingga bisa berhasil seperti saat ini karena pendidikan. Kalau saja dia tidak bersekolah, maka mungkin nasibnya tidak seperti saat ini. “Nah, di situlah peran negara hadir. Bagaimana agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses pendidikan dengan baik,”jelasnya.

Di hadapan ribuan mahasiswa, Ganjar memaparkan ide dan gagasannya untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, satu diantaranya terkait penghapusan kemiskinan.Ganjar berbagi pengalamannya dalam memutus kemiskinan melalui pendidikan saat menjabat sebagai gubernur Jateng.

Saat memimpin Jawa Tengah,Ganjar membuat boarding school gratis untuk warga miskin bernama SMK Negeri Jateng.”Semuanya gratis, tidur gratis, makan, sepatu, seragam, tas semuanya kami biayai. Dan yang bias masuk kesekolah itu syaratnya dari keluarga miskin,”jelasnya.

Program itu terbukti ampuh. Anak-anak miskin yang terancam tidak bisa sekolah akhirnya bisa mengenyam pendidikan. Hebatnya lagi, 100 persen lulusannya tidak ada yang menganggur.

“Mereka bekerja di perusahaan besar, ada yang di Jepang, Jerman, Korea dan lainnya. Dan mereka menjadi tulang punggung keluarga. Saya terharu ketika mereka mengatakan bisa melunasi hutang keluarga, membeli rumah, tanah dan lainnya. Mereka bisa mengangkat keluarga dari jurang kemiskinan,”ucapnya.

Untuk itu, program tersebut bisa diperluas se-Indonesia. Dia juga akan mendorong pendidikan gratis mulai PAUD hingga SMA.”Kita ingin mendorong satu keluarga miskin satu sarjana. Kalau itu bias terwujud, maka saya percaya kemiskinan bisa diselesaikan,”tegasnya.

Ganja roptimistis, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kemauan dan strong leadership dalam pengambilan keputusan.”Makanya anggaran negara harus dinaikkan dua kali lipat, system pemerintahan harus digital dan korupsi harus diberantas. Kalau itu bisa, maka anggaran negara bisa diotimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya,”pungkasnya.

Sejak kali pertama berdiri pada 2014, sekolah asrama gratis khusus siswa miskin itu telah meluluskan ribuan siswa. Total sudah ada tujuh angkatan dengan 1.837 orang lulusan.Presiden Joko Widodo saat berkunjungke SMKN Jateng bahkan menginginkan konsepnya bisa ditiru dan diterapkan di daerah-daerah lain.

Sementara itu, Ketua Lembaga Konsultasi Pendidikan Citra Sumut, Dionisius Sihombing, mengaku sependapat dengan pandangan yang disampaikan Ganjar Pranowo bahwa salah satu cara mengentaskan kemiskinan adalah melalui mengenyam pendidikan.

Tidak saja cukup dengan pendidikan yang tinggi, tetapi pendidikan yang menyiapkan lulusan yang terampil, kreatif, inovatif, produktif. Dalam artian, pendidikan yang bisa menjawab mengatasi kemiskinan.

“Tidak jarang juga terjadi lulusan sarjana menganggur karena tidak benar disiapkan di bangku kuliah keterampilan-keterampilan tertentu, melainkan hanya miliki pengetahuan saja,” ucap Dionisius. Untuk itu, Dionisius menilai, perlu program menyiapkannya sarjana yang kreatif, inovatif dan produktif, lewat cara memastikan calon-calon sarjana itu kelak mendapatkan pendampingan dari dunia usaha atau dunia industri. “Sarjana yang bisa menghasilkan atau bisa membuka lapangan kerja, setidaknya untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain,” pungkasnya. (wir/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/