JAKARTA – Sejumlah pertemuan politik terus dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, kemarin (27/12) giliran politikus PDIP Jokowi. Keduanya menggelar pertemuan di Kantor Presiden.
Pertemuan antara SBY dan Jokowi tersebut terkesan mendadak. Pertemuan tersebut berlangsung gayeng. SBY bahkan menanyakan kabar Jokowi. “Pak Jokowi sehat?” tanya SBY saat menerima Jokowi di ruang kerjanya. “Alhamdulillah”, jawab Jokowi sembari tersenyum.
Pertemuan tersebut membahas secara garis besar persoalan perkotaan di DKI Jakarta. Salah satunya banjir. SBY pun sempat berpesan agar Jokowi memperhatikan ancaman banjir di ibukota. “Kalau sudah bulan Desember, kita harus antisipasi banjir lima tahunan. Tetapi mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa,” kata SBY. Kemudian pertemuan pun berlangsung secara tertutup.
Usai pertemuan, Jokowi menuturkan Presiden SBY memberikan arahan dan banyak menanyakan soal permasalahan-permasalahan di Jakarta, seperti banjir dan macet. Dia pun menjelaskan bahwa pemerintah DKI Jakarta telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk penanganan banjir dan macet.
“Tadi kami sampaikan progress penanganan banjir dan macet. Kami sampaikan penanganan sudah emapt sungai besar oleh Kemen PU (Pekerjaan Umum). Sungai-sungai mana yang sudah dikeruk, waduk-waduk yang jadi tanggung jawab DKI. Saya juga bilang dukungan kementrian sudah bagus. Kalau tidak ada yang perlu naik langsung ke Presiden ya lebih baik,”paparnya.
Ketika ditanya apakah pertemuan tersebut juga membahas pesta demokrasi tahun 2014, Jokowi mengakui hal tersebut juga dibicarakan. Dia menjelaskan, SBY meminta agar pihaknya bisa membantu mengawal dan memantau pemilu legislative dan pemilu presiden tahun depan. “Juga dibicarakan (2014), agar kesiapan pemilu legislatif dan presiden agar dicermati. Dikawal, KPU-nya juga dipantau. Ya termasuk di dalamnya pengamanan,”paparnya.
Namun, ketika disinggung bahwa pertemuan juga membahas pencapresan dirinya, Jokowi kembali mengelak. Dia menekankan bahwa urusan pencapresan dirinya adalah urusan politik. “Kalau masalah itu silahkan tanyakan ke Ibu Mega atau DPP,”imbuhnya.
Meski begitu, Jokowi mengakui ini pertama kalinya dirinya dipanggil oleh Presiden ke istana, secara pribadi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebenarnya, pemanggilan tersebut berlaku bagi dirinya dan Wagub DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. “Pertama memang kami diundang lewat undangan oleh Bapak Presiden. Saya tahu semuanya sejak memimpin Jakarta, saya dan pak Wahub Ahok belum pernah dipanggil secara khusus dan diberikan arahan. Pak Wagub nggak bisa, jadi saya sendiri,”imbuhnya. (ken/jpnn/rbb)