26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Cegah ISIS, Bendung Internet

isis-militerJAKARTA, SUMUTPOS.CO – Warga Negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke Suriah dan disinyalir bergabung dalam jaringan kelompok oleh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) diduga menjadi korban penyebaran paham radikalisme melalui jaringan internet.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai, propaganda radikalisasi kini mudah menyebar ke seluruh dunia karena perkembangan teknologi komunikasi. Sementara, Indonesia dianggap terlambat menyadarinya.

“Kini kami konsen dalam upaya membendung radikalisasi di dunia maya yang dilakukan oleh ISIS. Kelompok ini menjadi luar biasa dan Indonesia menjadi sasaran bagi mereka untuk merekrut anggota baru,” kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Agus Surya Bakti pada Indo Pos (JPNN Group) kemarin.

Menurut suami artis Bella Saphira ini, dulu instrumen radikalisme dapat diidentifikasi seperti rumah ibadah, pendidikan atau tempat pertemuan. Kini, semuanya bergeser ke internet yang bisa diakses melalui gadget. Apalagi, warung internet murah yang tersebar di mana-mana.

“Media sosial membuka ruang tertutup menjadi terbuka. Tak heran jika beberapa remaja 18-25 tahun bergabung dengan ISIS karena pengaruh propaganda media sosial,” katanya.(dms/jos/jpnn)

isis-militerJAKARTA, SUMUTPOS.CO – Warga Negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke Suriah dan disinyalir bergabung dalam jaringan kelompok oleh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) diduga menjadi korban penyebaran paham radikalisme melalui jaringan internet.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai, propaganda radikalisasi kini mudah menyebar ke seluruh dunia karena perkembangan teknologi komunikasi. Sementara, Indonesia dianggap terlambat menyadarinya.

“Kini kami konsen dalam upaya membendung radikalisasi di dunia maya yang dilakukan oleh ISIS. Kelompok ini menjadi luar biasa dan Indonesia menjadi sasaran bagi mereka untuk merekrut anggota baru,” kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Agus Surya Bakti pada Indo Pos (JPNN Group) kemarin.

Menurut suami artis Bella Saphira ini, dulu instrumen radikalisme dapat diidentifikasi seperti rumah ibadah, pendidikan atau tempat pertemuan. Kini, semuanya bergeser ke internet yang bisa diakses melalui gadget. Apalagi, warung internet murah yang tersebar di mana-mana.

“Media sosial membuka ruang tertutup menjadi terbuka. Tak heran jika beberapa remaja 18-25 tahun bergabung dengan ISIS karena pengaruh propaganda media sosial,” katanya.(dms/jos/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/