30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Buah Indonesia Dilarang Masuk China

JAKARTA- Kebijakan pemerintah membatasi impor hortikultura berbuntut panjang. Setelah Amerika Serikat menggugat Indonesia lantaran peraturan tersebut diduga tidak sesuai dengan semangat perdagangan internasional, kini giliran China. Beberapa buah asal Indonesia yakni manggis, salak, dan alpukat dilarang masuk ke negara tirai bambu tersebut.

Ilustrasi
Ilustrasi

Menteri Pertanian Suswono menjelaskan China menuding manggis, alpukat, dan salak Indonesia mengandung logam berat dan organisme penyakit tanaman (OPT). Atas tudingan tersebut pihaknya sedang melakukan evaluasi. “Kami terbuka saja. Begitu juga pihak China. Kami saling mengevaluasi produk hortikultura masing-masing agar bisa saling memenuhi persyaratan pasar,” terangnya saat ditemui usai Raker dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR kemarin.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut pihaknya telah berbicara dengan Menteri Administrasi Umum untuk Supervisi Kualitas, Inspeksi, dan Karantina Republik Rakyat China Zhi Shuping minggu lalu. Dalam pertemuan tersebut telah disepakati salak telah dibebaskan dari persyaratan administrasi.

Sedangkan untuk alpukat dan manggis masih belum disepakati penyelesaiannya. “Saat ini masih terus kami bicarakan dan persyaratan apa saja yang harus kami dilengkapi dua buah itu agar bisa masuk ke sana,” katanya.

Selain buah, lanjut Suswono, saat ini Chinajuga melarang sarang burung walet masuk. Sarang burung walet Indonesia diduga belum memenuhi syarat administrasi kesehatan pangan. Padahal, lanjut Suswono, sebenarnya sarang burung walet Indonesia sudah masuk ke China melalui Malaysia. Pemerintah ingin memutus rantai itu, sehingga bisa diekspor langsung ke China. Dengan memotong rantai distribusi itu dapat meningkatkan harga jual sehingga peternak Indonesia menerima harga yang lebih tinggi.

Untuk masalah walet, Suswono telah berbicara dengan pihak China dan telah terjadi kesepakatan. Namun saat ini realisasi dari kesepakatan tersebut belum dilaksanakan. Untuk itu pihaknya mendesak pihak China agar segera melaksanakannya.

Suswono menambahkan, pihaknya menangkap tujuan lain China melakukan pengetatan produk hortikultura Indonesia. China ingin produk hortikulturanya masuk ke Tanjungpriok. Seperti yang diketahui, selama ini impor hortikultura yang diperbolehkan hanya dibatasi di empat pintu yaitu pelabuhan Tanjungperak, Surabaya; Belawan, Medan; Makassar, dan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. “Yang boleh masuk ke Tanjungpriok kan negara-negara yang mengajukan MRA (Mutual Recognition Agreement,Red). Nah selama ini negaranya itu Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. China ingin mengajukan juga,” katanya.

Untuk mengabulkan MRA China diperlukan proses yang panjang. Sebab selama ini produk hortikultura China masih belum aman dikonsumsi. Pada kesempatan berbeda pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengimbau pemerintah untuk bersikap tegas menghadapi China. Jika memang sikap China dipandang merugikan kinerja ekspor maka pemerintah juga harus tegas membatasi impor barang dari China. “Jangan sampai mau diatur oleh negara asing. Mereka bebas memperdagangkan barangnya di sini. Sedangkan barang Indonesia dipersulit,” ungkapnya. (uma/jpnn)

JAKARTA- Kebijakan pemerintah membatasi impor hortikultura berbuntut panjang. Setelah Amerika Serikat menggugat Indonesia lantaran peraturan tersebut diduga tidak sesuai dengan semangat perdagangan internasional, kini giliran China. Beberapa buah asal Indonesia yakni manggis, salak, dan alpukat dilarang masuk ke negara tirai bambu tersebut.

Ilustrasi
Ilustrasi

Menteri Pertanian Suswono menjelaskan China menuding manggis, alpukat, dan salak Indonesia mengandung logam berat dan organisme penyakit tanaman (OPT). Atas tudingan tersebut pihaknya sedang melakukan evaluasi. “Kami terbuka saja. Begitu juga pihak China. Kami saling mengevaluasi produk hortikultura masing-masing agar bisa saling memenuhi persyaratan pasar,” terangnya saat ditemui usai Raker dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR kemarin.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut pihaknya telah berbicara dengan Menteri Administrasi Umum untuk Supervisi Kualitas, Inspeksi, dan Karantina Republik Rakyat China Zhi Shuping minggu lalu. Dalam pertemuan tersebut telah disepakati salak telah dibebaskan dari persyaratan administrasi.

Sedangkan untuk alpukat dan manggis masih belum disepakati penyelesaiannya. “Saat ini masih terus kami bicarakan dan persyaratan apa saja yang harus kami dilengkapi dua buah itu agar bisa masuk ke sana,” katanya.

Selain buah, lanjut Suswono, saat ini Chinajuga melarang sarang burung walet masuk. Sarang burung walet Indonesia diduga belum memenuhi syarat administrasi kesehatan pangan. Padahal, lanjut Suswono, sebenarnya sarang burung walet Indonesia sudah masuk ke China melalui Malaysia. Pemerintah ingin memutus rantai itu, sehingga bisa diekspor langsung ke China. Dengan memotong rantai distribusi itu dapat meningkatkan harga jual sehingga peternak Indonesia menerima harga yang lebih tinggi.

Untuk masalah walet, Suswono telah berbicara dengan pihak China dan telah terjadi kesepakatan. Namun saat ini realisasi dari kesepakatan tersebut belum dilaksanakan. Untuk itu pihaknya mendesak pihak China agar segera melaksanakannya.

Suswono menambahkan, pihaknya menangkap tujuan lain China melakukan pengetatan produk hortikultura Indonesia. China ingin produk hortikulturanya masuk ke Tanjungpriok. Seperti yang diketahui, selama ini impor hortikultura yang diperbolehkan hanya dibatasi di empat pintu yaitu pelabuhan Tanjungperak, Surabaya; Belawan, Medan; Makassar, dan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. “Yang boleh masuk ke Tanjungpriok kan negara-negara yang mengajukan MRA (Mutual Recognition Agreement,Red). Nah selama ini negaranya itu Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. China ingin mengajukan juga,” katanya.

Untuk mengabulkan MRA China diperlukan proses yang panjang. Sebab selama ini produk hortikultura China masih belum aman dikonsumsi. Pada kesempatan berbeda pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengimbau pemerintah untuk bersikap tegas menghadapi China. Jika memang sikap China dipandang merugikan kinerja ekspor maka pemerintah juga harus tegas membatasi impor barang dari China. “Jangan sampai mau diatur oleh negara asing. Mereka bebas memperdagangkan barangnya di sini. Sedangkan barang Indonesia dipersulit,” ungkapnya. (uma/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/