JAKARTA- Wakil Ketua Komisi I DPR, Ramadhan Pohan, menegaskan, jangan anggap enteng insiden buruk terbakarnya Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Klewang milik TNI Angkatan Laut, Jumat (28/9) lalu, yang baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 lalu dari galangan kapal PT Lundin Industrty Invest, Banyuwangi.
Ramadhan menegaskan, masalah ini bukan hanya persoalan ganti rugi semata tapi banyak yang harus diketahui di balik insiden tersebut. Ramadhan menegaskan, PT Lundin Industry Invest sebagai kontraktor pembuat kapal tak bisa tinggal diam dan lepas tanggung jawab.
“Kebakaran ini harus diselidiki. Lakukan investigasi menyeluruh. Bukan sekadar soal ganti rugi full oleh PT Lundin Industrty Invest sebagai kontraktor pembuat kapal. Ini soal image. Trust atau kepercayaan. Jadi tak boleh main-main dan anggap enteng kasus ini,” ungkap Ramadhan, Sabtu (29/9) siang.
Kapal seharga Rp114 miliar itu sebenarnya untuk menjaga pertahanan negara, tapi sebelum digunakan sudah terbakar. Saat ditanya apakah ini tidak mengganggu sistem pertahanan? Ramadan menegaskan, sebenarnya mengganggu. Namun dia meminta untuk menunggu hasil investigasi.
“Secara image, ini mengganggu sebenarnya. Saya harap TNI-AL dan rakyat jangan demoralisasi. Ini kan kecelakaan. Makanya kita sabar aja dulu menunggu investigasi menyeluruh terkait insiden buruk ini,” lanjut Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat itu.
Dia pun memertanyakan kenapa kapal semahal itu pengamanan anti kebakarannya lemah dan buruk. “Ada banyak tanya di balik kebakaran ini. Kita tunggu saja progres investigasinya,” kata mantan wartawan itu.
Seperti diketahui, KCR KRI Klewang milik TNI AL yang baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 lalu dari galangan kapal PT Lundin Industrty Invest, Banyuwangi, ludes terbakar Jumat (28/9) sore. Tidak satupun barang dari kapal yang kini bersandar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi itu berhasil diselamatkan.
Belum diketahui secara pasti penyebab terbakarnya kapal perang jenis Trimaran milik TNI AL yang konon tercanggih ini. Saat kapal perang ini terbakar, sebenarnya masih dalam proses finishing. Puluhan pekerja, hingga kemarin masih ada yang memasang mesin. (boy/jpnn)