25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pneumonia Pembunuh Bayi Nomor Satu

JAKARTA- Pneumonia merupakan pembunuh balita nomor satu. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 20 persen kematian balita di seluruh Indonesia disebabkan pneumonia. Ini berarti satu dari lima kematian anak disebabkan karena penyakit tersebut.

Selain itu, data IDAI juga menunjukan angka kematian akibat pneumonia sangat tinggi dibandingkan penyebab lain misalnya HIV, tuberculosis, dan diare digabung, yang angkanya tidak sampai 20 persen.
Ironisnya, kata Ketua Peneliti Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI),  Prof DR Dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) pneumonia masih belum banyak diperhatikan, meski menjadi pembunuh balita nomor satu.

Masyarakat di pedesaan maupun perkotaan banyak yang belum menyadari ancaman serius akibat penyakit ini. Masyarakat lebih memperhatikan penyakit balita seperti diare, campak, polio bahkan HIV/ AIDS. Padahal sejak awal 1980-an sampai saat ini,di puskesmas- puskesmas pneumonia selalu menjadi penyakit yang paling banyak diderita balita. Karenanya diperlukan edukasi dan penatalaksanaan untuk mneingkatkan kewaspadaan masyarakat.
“Di sisi lain perlu kesadaran pentingnya vaksinasi atau imunisasi sebagai upaya preventif mengantisipasi pneumonia,” ujar Sri Rezeki dalam keterangan persnya, Sabtu (29/9).

Seperti diketahui, Streptococcus pneumoniae atau yang juga disebut dengan Pneumokokus adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit yang ringan maupun berat pada manusia.  Penyakit berat yang ditimbulkannya disebut dengan Penyakit Pneumokokal Invasif atau Invasif Pneumococcal Disease (IPD), yaitu Radang Paru Akut, Bakteremia dan Radang Selaput Otak.  Infeksi pneumokokus dapat menyebabkan penyakit yang sering terjadi pada anak khususnya yang berusia kurang dari lima tahun. (esy/jpnn)

JAKARTA- Pneumonia merupakan pembunuh balita nomor satu. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 20 persen kematian balita di seluruh Indonesia disebabkan pneumonia. Ini berarti satu dari lima kematian anak disebabkan karena penyakit tersebut.

Selain itu, data IDAI juga menunjukan angka kematian akibat pneumonia sangat tinggi dibandingkan penyebab lain misalnya HIV, tuberculosis, dan diare digabung, yang angkanya tidak sampai 20 persen.
Ironisnya, kata Ketua Peneliti Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI),  Prof DR Dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) pneumonia masih belum banyak diperhatikan, meski menjadi pembunuh balita nomor satu.

Masyarakat di pedesaan maupun perkotaan banyak yang belum menyadari ancaman serius akibat penyakit ini. Masyarakat lebih memperhatikan penyakit balita seperti diare, campak, polio bahkan HIV/ AIDS. Padahal sejak awal 1980-an sampai saat ini,di puskesmas- puskesmas pneumonia selalu menjadi penyakit yang paling banyak diderita balita. Karenanya diperlukan edukasi dan penatalaksanaan untuk mneingkatkan kewaspadaan masyarakat.
“Di sisi lain perlu kesadaran pentingnya vaksinasi atau imunisasi sebagai upaya preventif mengantisipasi pneumonia,” ujar Sri Rezeki dalam keterangan persnya, Sabtu (29/9).

Seperti diketahui, Streptococcus pneumoniae atau yang juga disebut dengan Pneumokokus adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit yang ringan maupun berat pada manusia.  Penyakit berat yang ditimbulkannya disebut dengan Penyakit Pneumokokal Invasif atau Invasif Pneumococcal Disease (IPD), yaitu Radang Paru Akut, Bakteremia dan Radang Selaput Otak.  Infeksi pneumokokus dapat menyebabkan penyakit yang sering terjadi pada anak khususnya yang berusia kurang dari lima tahun. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/