JAKARTA -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh bermanuver dengan melaporkan dugaan korupsi di lingkungannya ke Komisi Pemerintah Korupsi (KPK). Dokumen yang dibawa ke KPK adalah hasil pemeriksaan keuangan Ditjen Kebudayan oleh tim Itjen Kemendikbud dan klarifikasi dari Wamendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti.
Ditemui di sela rapat kerja (raker) pembahasan APBNP 2013 di Komisi X DPR kemarin, Nuh sempat menolak jika kunjungannya itu adalah upaya pelaporan dugaan korupsi.
“Kunjungan itu silaturahmi biasa. Saya sudah membuat jadwal ketemuan dengan pak Abraham (Ketua KPK Abraham Samad, red),” ujar mantan rektor ITS itu.
Namun setelah didesak dia akhirnya membenarkan jika persoalan yang dia bawa ke Kuningan (markas KPK) adalah urusan laporan keuangan di Ditjen Kebudayaan. Secara spesifik tim Itjen Kemendikbud telah memeriksa laporan keuangan APBNP 2012 Ditjen Kebudayaan senilai Rp 700 miliar. Tim Itjen Kemendikbud yang dipimpin Haryono Umar mencium ada yang tidak beres dalam penggunaan angaran tadi.
Terkait segala tudingan jika ada bawahannya yang bermain anggaran, Nuh enggan berkomentar. Dia mengatakan wewenang pemeriksaan saat ini ada di tangan KPK. “Silahkan KPK mulai bekerja. Sampai kapan waktunya, itu urusan KPK,” tandasnya.
Mantan rektor ITS itu hanya mengatakan, dirinya sebatas menerima laporan pemeriksaan dari tim Itjen Kemendikbud. Selanjutnya Nuh menyampiakan laporan Itjen tadi kepada Wamendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti untuk diklarifikasi. Nuh mengatakan ada selisih penggunaan anggaran antara laporan tim Itjen dengan klarifikasi dari Wiendu. Tetapi tida tidak hafal angkanya.
“Dugaan (korupsi, red) jika tidak diselesaikan akan menjadi rumor. Rumor jika dibiarkan menjadi fitnah. Fitnah bisa mengganggu kinerja,” ujar Nuh. Untuk itu dia berharap langkahnya membawa urusan ini ke KPK bisa menjernihkan dugaan korupsi tadi.
Jika benar ada korupsi harus diusut sampai tuntas. Tetapi jika tidak ada, harus disampaikan ke publik apa adanya.
Nama Wamendikbud Bidang Kebudayaan tersangkut urusan ini karena saat itu dia merangkap jabatan menjadi Plt Dirjen Kebudayaan. Tetapi saat ini Plt Dirjen Kebudayaan sudah diisi oleh Kacung Marjian, guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Pada kesempatan sebelumnya, Haryono dengan mantap mengatakan ada kejanggalan. Diantara yang paling menyengat adalah aroma permainan tender dalam setiap even-even di Ditjen Kebudayaan. Ditengarai ada pihak-pihak yang mengintervensi panitia tender, sehingga memenangkan event organizer (EO) tertentu untuk ditetapkan sebagai pemenang lelang.
Di dalam ikhtiar atau hasil pemeriksaan keuangan Itjen Kebudayaan, terangkum jika anggaran even-even kebudayaan di Kemendikbud mencapai puluhan miliar. Sehingga potensi kerugian negaranya juga diperkirakan Haryono lumayan besar. Saat ini tim Itjen Kemendikbud sedang memelototi penggunaan anggaran untuk kegiatan World Culture Forum 2013 yang diselenggarakan November mendatang. Kegiatan ini ber-budget Rp 60 miliar.
Ketika dikonfirmasi Wiendu mengatakan jika dirinya siap jika pihak KPK ingin mendapatkan keterangan lebih mendalam. Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga mengatakan, hubungannya dengan tim Itjen Kemendikbud tetap baik-baik saja. Terkait intervensi pelelangan, Wiendu mengatakan tidak mungkin dirinya bisa mengintervensi. “Panitia lelang itu banyak sekali, tidak mungkin saya intervensi,” tegas dia. (wan/dim/jpnn)