25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Gara-gara tak Diberi Komisi

Dua Pembantai Keluarga Polisi Diringkus

BANDUNG- Hanya kurang dari 12 jam, dua tersangka pembantaian keluarga Polisi dengan korban Apo (66), Lilis Liesyeti (64), dan Keisha (4), tertangkap, Sabtu (30/7) dini hari pukul 02.30 WIB.

Gabungan anggota Satreskrim Polres  Bandung dibantu Resmob Polda Metro Jaya, Polrestabes Bandung dan Dit Reskrim Polda Jabar menangkap dua tersangka di tempat yang berbeda.

Kedua tersangka adalah ADB (31), warga Sumedang yang berhasil ditangkap di Jati Raya, Cengkareng Timur, Jakarta, Sabtu (30/7) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Sedangkan tersangka lainnya Ja (36), yakni oknum TNI yang ditangkap di rumahnya, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (30/7).

Kapolres Bandung AKBP Sony Sonjaya membeberkan, tersangka ADB sebagai pelaksana pembunuhan yang hanya dilakukan sendirian. Sedangkan, aktor dibalik pembunuhan diatur Ja yang menata langkah ADB untuk membunuh para korban.

“Tersangka ADB  itu sebagai eksekutor yang membantai sendirian. Sedangkan  Ja yang mengajari ADB cara-cara membunuh,” ujar Sony kepada wartawan, di Mapolres Bandung, kemarin.

Motif pembunuhan yang dilakukan tersangka ADB, sebut Sony, karena sakit hati setelah dijanjikan akan diberi imbalan uang seusai membeli mobil baru. Namun, janji itu tidak ditepati korban.

Lantas, ADB ini saking dendamnya merencanakan pembunuhan dengan mengajak Ja. Nah, secara kebetulan dua tersangka itu sama-sama memiliki utang piutang secara pribadi sehingga mereka berinisiatif mencuri kendaraan Suzuki Karimun Estilo baru milik korban dengan plat nomor D 1273 LX dan tiga buah telepon genggam milik korban.
Sony mengungkapkan, tersangka ADB pertama kali bertemu  korban Apo saat keduannya berziarah ke Makam Jafar Umar Sidik di daerah Garut sekitar 3 bulan lalu. Dari pertemuan itulah ADB mulai sering menginap di rumah korban. Karena sudah akrab, Apo mengajak ADB untuk diantar membeli mobil baru.

“Sejak itulah, ADB mengenal korban lainnya di rumah korban di Banjaran.Tapi ketika dijanjikan akan diberi uang setelah membeli mobil malah tidak dipenuhi. Kesal karena ingkar janji, akhirnya ADB merencanakan pencurian disertai pembunuhan,” tandas Sony.

Sony menambahkan, pembunuhan itu dilakukan ADB Senin (25/7) ketika ADB bertamu ke rumah korban sekitar pukul 20.00 WIB dan sekaligus menginap. Tersangka juga sempat gelisah dan terbangun pada 01.00 WIB dan mondar-mandir ke toilet sambil berpikir akan mengurungkan niatnya untuk membunuh atau tidak.

Entah setan apa yang berbisik, ADB membulatkan tekad untuk membunuh. Karena ADB tidak mempersiapkan perlengkapan membunuh kemudian mencari senjata tajam yang ada di sekitar rumah korban. Dan menemukan sebilah golok dan martil di gudang rumah korban.

Lantas, ADB langsung menggorok leher Apo yang memang tengah tidur di ruang keluarga bersama tersangka. Setelah Apo tewas tanpa perlawanan, kemudian berlanjut menggorok istri Apo, Lilis dan cucunya Keisha di kamar tidur.
“Kondisi di kamar tidur menurut pengakuan tersangka tanpa penerangan, yang juga menghabisi Lilis dengan cara digorok. Tetapi Lilis terbangun sehingga membuat ADB panik yang kemudian secara membabi buta menyabet Lilis dengan golok hingga tewas,” tambahnya.

Karena pembantain itu gaduh membuat Keisha terbangun dan menjerit minta tolong. ABD pun tak tanggung-tangung langsung menggorok leher bocah berusia empat tahun itu hingga tewas. “Pembunuhan dilakukan Senin (29/7) sekitar pukul 02.00 WIB,” katanya singkat.

Setelah para korban tewas, lanjut Sony, tersangka ADB dengan santainya sempat membersihkan diri dengan mandi di rumah itu hingga keesokan harinya pada Selasa (26/7) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB ADB ditelepon Ja yang sudah menunggu di depan rumah korban.

Tersangka Ja, memang tidak ikut melakukan pembunuhan. Tetapi, ikut juga dalam merencanakannya. Kemudian kendaraan itu, kata Sony, terjual dengan harga Rp76 juta di sebuah show room mobil di Jalan Buahbatu, Kota Bandung . Uang haram itu dibagi kepada Ja Rp38 juta, Rp2 juta untuk orang yang membantu mencarikan pembeli mobil dan ADB mendapatkan jatah Rp25 juta.
Kemudian ADB kabur ke Jakarta Barat tempat tinggal kakaknya. Sedangkan, Ja pulang ke rumahnya di KBB. Akibat perbuatannya itu, kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUH Pidana, tentang pembunuhan berencana.(apt/jpnn)

Dan kedua tersangka terancam kurungan pidana 15 tahun penjara,” pungkas Sony
Sementara itu, Menurut pengakuan ADB dirinya mengenal Ja pada saat  melakukan ziarah di makam daerah Cicalengka Kabupaten Bandung. Disanalah ia dan Ja kemudian merencanakan pencurian disertai pembunuhan.
“Kami ini sama-sama terlilit hutang, sehingga kami merencanakan pencurian itu. Kemudian Ja mengajarkan saya cara untuk  membunuh,” ucap ADB.

Sedangkan, golok untuk menghabisi korban dibuangnya di Situ Ciburuy dan kemudian membakar baju yang dikenakan saat membunuh. “Kami juga sempat pergi Situ Ciburuy dan Garut untuk menghilangkan jejak. Kemudian, menjual mobil itu setelah dinilai aman,”akunya.

Ketiga korban sendiri, Sabtu (30/7) sekitar pukul 10.00 WIB dimakamkan di  TPU Astana Handap, di Desa Banjaran Wetan. Ratusan warga ikut menghadiri pemakaman ini. Dari pihak keluarga korban yang paling terpukul dengan kejadian ini adalah pasangan suami istri Wawan dan Weni, keduanya adalah orang tua dari Keisha yang turut dihabisi oleh Asep.

Wawan sendiri adalah anggota polisi yang bertugas di Kalimantan. Weni anak pasangan Apo dan Lilis lah yang menyuruh Agus (39) kerabatnya untuk mengecek keberaan ayah dan ibunya yang selama lima hari ini beberapa kali ditelepon tak menjawab.

Dua Pembantai Keluarga Polisi Diringkus

BANDUNG- Hanya kurang dari 12 jam, dua tersangka pembantaian keluarga Polisi dengan korban Apo (66), Lilis Liesyeti (64), dan Keisha (4), tertangkap, Sabtu (30/7) dini hari pukul 02.30 WIB.

Gabungan anggota Satreskrim Polres  Bandung dibantu Resmob Polda Metro Jaya, Polrestabes Bandung dan Dit Reskrim Polda Jabar menangkap dua tersangka di tempat yang berbeda.

Kedua tersangka adalah ADB (31), warga Sumedang yang berhasil ditangkap di Jati Raya, Cengkareng Timur, Jakarta, Sabtu (30/7) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Sedangkan tersangka lainnya Ja (36), yakni oknum TNI yang ditangkap di rumahnya, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (30/7).

Kapolres Bandung AKBP Sony Sonjaya membeberkan, tersangka ADB sebagai pelaksana pembunuhan yang hanya dilakukan sendirian. Sedangkan, aktor dibalik pembunuhan diatur Ja yang menata langkah ADB untuk membunuh para korban.

“Tersangka ADB  itu sebagai eksekutor yang membantai sendirian. Sedangkan  Ja yang mengajari ADB cara-cara membunuh,” ujar Sony kepada wartawan, di Mapolres Bandung, kemarin.

Motif pembunuhan yang dilakukan tersangka ADB, sebut Sony, karena sakit hati setelah dijanjikan akan diberi imbalan uang seusai membeli mobil baru. Namun, janji itu tidak ditepati korban.

Lantas, ADB ini saking dendamnya merencanakan pembunuhan dengan mengajak Ja. Nah, secara kebetulan dua tersangka itu sama-sama memiliki utang piutang secara pribadi sehingga mereka berinisiatif mencuri kendaraan Suzuki Karimun Estilo baru milik korban dengan plat nomor D 1273 LX dan tiga buah telepon genggam milik korban.
Sony mengungkapkan, tersangka ADB pertama kali bertemu  korban Apo saat keduannya berziarah ke Makam Jafar Umar Sidik di daerah Garut sekitar 3 bulan lalu. Dari pertemuan itulah ADB mulai sering menginap di rumah korban. Karena sudah akrab, Apo mengajak ADB untuk diantar membeli mobil baru.

“Sejak itulah, ADB mengenal korban lainnya di rumah korban di Banjaran.Tapi ketika dijanjikan akan diberi uang setelah membeli mobil malah tidak dipenuhi. Kesal karena ingkar janji, akhirnya ADB merencanakan pencurian disertai pembunuhan,” tandas Sony.

Sony menambahkan, pembunuhan itu dilakukan ADB Senin (25/7) ketika ADB bertamu ke rumah korban sekitar pukul 20.00 WIB dan sekaligus menginap. Tersangka juga sempat gelisah dan terbangun pada 01.00 WIB dan mondar-mandir ke toilet sambil berpikir akan mengurungkan niatnya untuk membunuh atau tidak.

Entah setan apa yang berbisik, ADB membulatkan tekad untuk membunuh. Karena ADB tidak mempersiapkan perlengkapan membunuh kemudian mencari senjata tajam yang ada di sekitar rumah korban. Dan menemukan sebilah golok dan martil di gudang rumah korban.

Lantas, ADB langsung menggorok leher Apo yang memang tengah tidur di ruang keluarga bersama tersangka. Setelah Apo tewas tanpa perlawanan, kemudian berlanjut menggorok istri Apo, Lilis dan cucunya Keisha di kamar tidur.
“Kondisi di kamar tidur menurut pengakuan tersangka tanpa penerangan, yang juga menghabisi Lilis dengan cara digorok. Tetapi Lilis terbangun sehingga membuat ADB panik yang kemudian secara membabi buta menyabet Lilis dengan golok hingga tewas,” tambahnya.

Karena pembantain itu gaduh membuat Keisha terbangun dan menjerit minta tolong. ABD pun tak tanggung-tangung langsung menggorok leher bocah berusia empat tahun itu hingga tewas. “Pembunuhan dilakukan Senin (29/7) sekitar pukul 02.00 WIB,” katanya singkat.

Setelah para korban tewas, lanjut Sony, tersangka ADB dengan santainya sempat membersihkan diri dengan mandi di rumah itu hingga keesokan harinya pada Selasa (26/7) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB ADB ditelepon Ja yang sudah menunggu di depan rumah korban.

Tersangka Ja, memang tidak ikut melakukan pembunuhan. Tetapi, ikut juga dalam merencanakannya. Kemudian kendaraan itu, kata Sony, terjual dengan harga Rp76 juta di sebuah show room mobil di Jalan Buahbatu, Kota Bandung . Uang haram itu dibagi kepada Ja Rp38 juta, Rp2 juta untuk orang yang membantu mencarikan pembeli mobil dan ADB mendapatkan jatah Rp25 juta.
Kemudian ADB kabur ke Jakarta Barat tempat tinggal kakaknya. Sedangkan, Ja pulang ke rumahnya di KBB. Akibat perbuatannya itu, kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUH Pidana, tentang pembunuhan berencana.(apt/jpnn)

Dan kedua tersangka terancam kurungan pidana 15 tahun penjara,” pungkas Sony
Sementara itu, Menurut pengakuan ADB dirinya mengenal Ja pada saat  melakukan ziarah di makam daerah Cicalengka Kabupaten Bandung. Disanalah ia dan Ja kemudian merencanakan pencurian disertai pembunuhan.
“Kami ini sama-sama terlilit hutang, sehingga kami merencanakan pencurian itu. Kemudian Ja mengajarkan saya cara untuk  membunuh,” ucap ADB.

Sedangkan, golok untuk menghabisi korban dibuangnya di Situ Ciburuy dan kemudian membakar baju yang dikenakan saat membunuh. “Kami juga sempat pergi Situ Ciburuy dan Garut untuk menghilangkan jejak. Kemudian, menjual mobil itu setelah dinilai aman,”akunya.

Ketiga korban sendiri, Sabtu (30/7) sekitar pukul 10.00 WIB dimakamkan di  TPU Astana Handap, di Desa Banjaran Wetan. Ratusan warga ikut menghadiri pemakaman ini. Dari pihak keluarga korban yang paling terpukul dengan kejadian ini adalah pasangan suami istri Wawan dan Weni, keduanya adalah orang tua dari Keisha yang turut dihabisi oleh Asep.

Wawan sendiri adalah anggota polisi yang bertugas di Kalimantan. Weni anak pasangan Apo dan Lilis lah yang menyuruh Agus (39) kerabatnya untuk mengecek keberaan ayah dan ibunya yang selama lima hari ini beberapa kali ditelepon tak menjawab.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/