26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

“Marnipi Au Dapotan Emas, Madabu Mas On Tu Orbuk”

Darwis Halawa/SMG/sumut pos
SEDIH: Polorina menunjukkan foto anaknya Rudi Lumbantoruan sambil menangis, Selasa (30/10).

SUMUTPOS.CO – Musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT610 pada Senin (29/10) pagi, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Rudi Roni Lumbantoruan (39). Hingga kemarin, Selasa (30/10), kediaman orang tua Rudi di Gang Saroha, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng), masih diselimuti isak tangis keluarga dan para kerabatnya.

DITEMUI di kediamannya, Polorina br Hutauruk, ibu dari Rudi Roni Lumbantoruan menuturkan bahwa sebelum keberangkatan anaknya pada Minggu (28/10) lalu, ia sempat bermimpi menemukan kepingan-kepingan emas. Namun, sebagian emas tersebut terjatuh ke dalam debu. Ia juga mengenang Rudi sempat mencium dan mengelus kepalanya sebelum berangkat.

“Di Hari Minggu i do au marnipi, mulak gareja, siang do on (Di hari Minggu itu aku bermimpi).

Marnipi au dapotan emas, mas on kurabu gelleng-gelleng madabu tu orbuk (Mimpi dapat emas berbentuk anting kecil-kecil dan jatuh ke debu), hu papungu ma, dapot do deba, deba do dang dapot madabu tu orbuk on (kukumpulkan, dapatlah sebagian, sebagian lagi tak dapat dan jatuh ke debu), ho ma amang mas hi da (kaulah anakku emasku itu), homa mas hi da hasian (kaulah emas itu anak kesayanganku),” ucap Polorina sambil menangis melihat foto anaknya saat wisuda.

Tidak hanya itu, dengan berurai air mata, Polorina juga mengisahkan, sebelum Rudi berangkat ke tempatnya bekerja di Bangka Belitung, Rudi sempat meminta untuk pergi bersama ke kebun mereka dan berpesan kepada Ibunya (Polorina,Red) untuk membawa makanan.

“Na di hari kamis i, diajak anak hon do hami tu kobun (Hari Kamis, diajak anakku ininya kami ke kebun), boan indahan godang da umak (bawa nasi ya mak). Belikkan ikan ninna (belikan ikan katanya), mangan disan hami (makan di sana kami), gogo hian mangan (kuat sekali makan), martamba do ibana (tambah makannya dia),” kata Polorina.

Namun, lanjut Polorina, tak bisa dibayangkannya, bahwa kebersamaan dengan anaknya itu hanya tinggal kenangan. “Begitukah kepergianmu Nak? Begitukan kepergianmu sayangku? Masih kecil anak perempuanmu kau tinggalkan. Anakmu si Unggul. Tak bisa ku lihat fotomu ini, tinggi sekali kau nak,” jerit Polorina dalam Bahasa Batak sembari terus memandangi foto Rudi yang ia pegang.

“Bapak Quinsah, yang dimananya kau nak. Datanglah nak, sudah capek sekali ibumu ini ya. Satu malam ini aku tidak tidur Nak. Berat sekali cobaan ini Tuhan. Tunjukkan anakku itu Tuhan. Angkatlah dia dari dalam air itu,” isak Polorina.

Dikisahnya lagi, sebelum keberangkatan anaknya itu hendak menuju tempatnya bekerja, Rudi menyempatkan menciumnya dan berpesan ke ibunya agar tidak sakit. “Terakhir ini diciumnya aku. Saat pulang selalunya aku dicium. Dielus-elus kepalaku. Jangan sakit kau ya Omak, katanya,” tutur Polorina.

Atas peristiwa yang menimpa anaknya itu, Polorina berharap kiranya agar anaknya secepatnya dapat ditemukan. “Mudah-mudahan diberikan Tuhan jalan, ditemukanlah anakku itu, dibawa ke sini biar jumpa kami,” harap Polorina dengan nada yang terdengar telah letih menangisi anaknya itu.

Ia juga menuturkan, saat ini adik kandung Rudi, Eddi Lumbantoruan (36) serta Dewi br Manik yang merupakan istri Rudi telah berangkat ke Jakarta untuk menunggu proses evakuasi yang dilakukan petugas terhadap korban Pesawat Lion Air yang jatuh. “Istri sama adiknya sudah berangkat ke Jakarta,” ucapnya.

Sementara, Operator Bandara Kualanamu Deliserdang berkoordinasi dengan pihak maskapai Lion Air dalam memberikan layanan informasi bagi pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Menurut Senior Maneger Bandara Kualanamu, Muh Suwito, hingga kemarin baru satu keluarga korban yang berasal dari Sibolga meminta informasi terkait korban pesawat jatuh itu. Dan pihak keluarga sudah difasilitasi pihak maskapai Lion Air Station Bandara Kualanamu.

“Baru satu keluarga korban yang melapor. Mereka berasal dari Sibolga dan sudah diberangkatkan pihak Lion Air ke Jakarta,” ujar Suwito.

Sementara itu, terkait dengan kondisi operasional penerbangan di Bandara Kualanamu pasca insiden kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, tetap berjalan normal. Tidak ada penurunan jumlah penumpang.

Untuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak keluarga korban, Bandara Kualanamu akan memberikan informasi yang diminta. Dan bila nantinya ada jenazah korban yang dipulangkan melalui Bandara Kualanamu, juga akan difasilitasi kelancaran pemulangannya.(dh/smg/btr)

Darwis Halawa/SMG/sumut pos
SEDIH: Polorina menunjukkan foto anaknya Rudi Lumbantoruan sambil menangis, Selasa (30/10).

SUMUTPOS.CO – Musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT610 pada Senin (29/10) pagi, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Rudi Roni Lumbantoruan (39). Hingga kemarin, Selasa (30/10), kediaman orang tua Rudi di Gang Saroha, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng), masih diselimuti isak tangis keluarga dan para kerabatnya.

DITEMUI di kediamannya, Polorina br Hutauruk, ibu dari Rudi Roni Lumbantoruan menuturkan bahwa sebelum keberangkatan anaknya pada Minggu (28/10) lalu, ia sempat bermimpi menemukan kepingan-kepingan emas. Namun, sebagian emas tersebut terjatuh ke dalam debu. Ia juga mengenang Rudi sempat mencium dan mengelus kepalanya sebelum berangkat.

“Di Hari Minggu i do au marnipi, mulak gareja, siang do on (Di hari Minggu itu aku bermimpi).

Marnipi au dapotan emas, mas on kurabu gelleng-gelleng madabu tu orbuk (Mimpi dapat emas berbentuk anting kecil-kecil dan jatuh ke debu), hu papungu ma, dapot do deba, deba do dang dapot madabu tu orbuk on (kukumpulkan, dapatlah sebagian, sebagian lagi tak dapat dan jatuh ke debu), ho ma amang mas hi da (kaulah anakku emasku itu), homa mas hi da hasian (kaulah emas itu anak kesayanganku),” ucap Polorina sambil menangis melihat foto anaknya saat wisuda.

Tidak hanya itu, dengan berurai air mata, Polorina juga mengisahkan, sebelum Rudi berangkat ke tempatnya bekerja di Bangka Belitung, Rudi sempat meminta untuk pergi bersama ke kebun mereka dan berpesan kepada Ibunya (Polorina,Red) untuk membawa makanan.

“Na di hari kamis i, diajak anak hon do hami tu kobun (Hari Kamis, diajak anakku ininya kami ke kebun), boan indahan godang da umak (bawa nasi ya mak). Belikkan ikan ninna (belikan ikan katanya), mangan disan hami (makan di sana kami), gogo hian mangan (kuat sekali makan), martamba do ibana (tambah makannya dia),” kata Polorina.

Namun, lanjut Polorina, tak bisa dibayangkannya, bahwa kebersamaan dengan anaknya itu hanya tinggal kenangan. “Begitukah kepergianmu Nak? Begitukan kepergianmu sayangku? Masih kecil anak perempuanmu kau tinggalkan. Anakmu si Unggul. Tak bisa ku lihat fotomu ini, tinggi sekali kau nak,” jerit Polorina dalam Bahasa Batak sembari terus memandangi foto Rudi yang ia pegang.

“Bapak Quinsah, yang dimananya kau nak. Datanglah nak, sudah capek sekali ibumu ini ya. Satu malam ini aku tidak tidur Nak. Berat sekali cobaan ini Tuhan. Tunjukkan anakku itu Tuhan. Angkatlah dia dari dalam air itu,” isak Polorina.

Dikisahnya lagi, sebelum keberangkatan anaknya itu hendak menuju tempatnya bekerja, Rudi menyempatkan menciumnya dan berpesan ke ibunya agar tidak sakit. “Terakhir ini diciumnya aku. Saat pulang selalunya aku dicium. Dielus-elus kepalaku. Jangan sakit kau ya Omak, katanya,” tutur Polorina.

Atas peristiwa yang menimpa anaknya itu, Polorina berharap kiranya agar anaknya secepatnya dapat ditemukan. “Mudah-mudahan diberikan Tuhan jalan, ditemukanlah anakku itu, dibawa ke sini biar jumpa kami,” harap Polorina dengan nada yang terdengar telah letih menangisi anaknya itu.

Ia juga menuturkan, saat ini adik kandung Rudi, Eddi Lumbantoruan (36) serta Dewi br Manik yang merupakan istri Rudi telah berangkat ke Jakarta untuk menunggu proses evakuasi yang dilakukan petugas terhadap korban Pesawat Lion Air yang jatuh. “Istri sama adiknya sudah berangkat ke Jakarta,” ucapnya.

Sementara, Operator Bandara Kualanamu Deliserdang berkoordinasi dengan pihak maskapai Lion Air dalam memberikan layanan informasi bagi pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Menurut Senior Maneger Bandara Kualanamu, Muh Suwito, hingga kemarin baru satu keluarga korban yang berasal dari Sibolga meminta informasi terkait korban pesawat jatuh itu. Dan pihak keluarga sudah difasilitasi pihak maskapai Lion Air Station Bandara Kualanamu.

“Baru satu keluarga korban yang melapor. Mereka berasal dari Sibolga dan sudah diberangkatkan pihak Lion Air ke Jakarta,” ujar Suwito.

Sementara itu, terkait dengan kondisi operasional penerbangan di Bandara Kualanamu pasca insiden kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, tetap berjalan normal. Tidak ada penurunan jumlah penumpang.

Untuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak keluarga korban, Bandara Kualanamu akan memberikan informasi yang diminta. Dan bila nantinya ada jenazah korban yang dipulangkan melalui Bandara Kualanamu, juga akan difasilitasi kelancaran pemulangannya.(dh/smg/btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/