25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Pembinaan Atlet PON 2024, Perlu Kerja Sama KONI, Pemkab, dan Pemko

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) dan KONI Sumut fokus melakukan pembinaan atlet untuk disiapkan bertarung di 63 cabang olahraga (cabor) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut, yang akan berlangsung November 2024. Ketua KONI Sumut, Jhon Ismadi Lubis menjelaskan, untuk PON 2024, pihaknya menyiapkan 1.500 atlet nasional dan 500 orang official serta wasit pertandingan.

“Jadi kita masuk 4 nasional, target 2022 dari 150 jadi 250 atlet kita masuk elit nasional. Sekarang kita sudah melampaui target menjadi 158 atlet dari beberapa Kejurnas. Kalau semua cabang olahraga kita ikuti (di PON 2024), ada 1.500 atlet. Dan official, pelatih, serta wasit ada 500 orang. Jadi, disiapkan 2.000 orang,” ungkap Jhon, Kamis (3/11).

Dalam pembinaan atlet tersebut, Jhon mengungkapkan, pihaknya membuat grand design pembinaan bagi atlet dan kajian akademik dengan program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

“Kemudian, kita juga melakukan Selekda, Kejurda, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumut, yang sudah dibuka oleh Pak Gubernur 29 Oktober 2022,” tuturnya.

Jhon mengatakan dari 33 kabupaten/kota di Sumut, yang mengikuti Porprov Sumut 32 kabupaten/kota. Yang absen, Kabupaten Nias Selatan yang tidak mengirim atlet-atletnya untuk mengikuti Porprov Sumut 2022. Mirisnya lagi, dari laporan Ketua KONI Sumut, ada 4 kabupaten/kota tidak menganggarkan untuk pembinaan atlet. Namun, Jhon tidak membeberkan keempat daerah tersebut.

“Dari 32 kabupaten/kota ini, ada peserta mandiri, memang betul-betul tidak dibiayai oleh pemerintah kabupaten/kota. Ada 4 pemerintah kabupaten/Kota tidak menganggarkan di APBD untuk olahraga,” bebernya.

Jhon juga mengatakan untuk atlet mengikuti Porprov Sumut, ada 3.005 orang, ditambah official, total 5.500 orang.

“Potensi anggaran besar sampai (penutupan Porprov Sumut) 5 November 2022 nanti,” katanya.

Jhon membeberkan daerah di Sumut, yang besar menganggarkan dana pembinaan atlet adalah Kota Medan, yang mencapai Rp13 miliar. Hal ini, bisa dicontoh kabupaten/kota lainnya. Sehingga jenjang pembinaan dapat dilakukan secara bertingkat dan berkelanjutan.

“Saya berterima kasih kepada kabupaten/kota yang siap dalam pengembangan olahraga. Sehingga kita bisa sukses di PON XXI 2024. Paling banyak menganggarkan untuk olahraga Medan dengan Rp13 miliar. Karo Rp1 miliar untuk tahun ini, tahun lalu Karo tidak ada anggarannya,” beber Jhon.

Jhon mengatakan dalam persiapan PON dalam pembinaan atlet diperlukan pembinaan dan anggaran serta kerja sama antara Kabupaten/Kota dan Provinsi Sumut ini. Karena, pelaksanaan pembinaan anggaran yang besar dari anggaran pendaptan belanja daerah (APBD) Sumut.

“Kami mohon kepada bupati dan wali kota Pelatda kami lakukan ini, agak berat saya bilangnya, karena anggaran ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Sumut,” sebut Jhon.

Jhon mengatakan untuk anggaran pembinaan cukup besar bagi atlet, contohnya 1.000 atlet dibina diberikan uang saku per bulan Rp4 juta sama dengan Rp4 miliar per bulan yang harus dikeluarkan. Belum termasuk sarana dan prasarana untuk latihan para atlet.

“Ini sangat berat, kabupaten/kota ikutlah memberikan apresiasi kepada atletnya. Paling tidak ada diterima dari daerah, setidaknya semangat juang bagi atlet untuk PON 2024. Bahwa anak-anak (atlet) kita bertanding berikan dia semangat untuk menjadi atlet berprestasi,” kata Jhon.

Jhon mengucapkan terima kasih kepada Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, dan Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak sudah menjadi bapak asuh bagi atlet yang saat dalam pembinaan KONI Sumut.

“Saya mengucapkan kepada Pangdam I Bukit Barisan dan Kapolda Sumut menjadi bapak angkat sekaligus wasting seluruh Cabor. Ada 33 cabor di bawah Pak Pangdam dan 30 cabor di bawah Pak Kapolda,” jelas Jhon.

Jhon menginformasikan, meski Kabupaten Nias Selatan tidak mengirim atlet-atletnya ke Porprov Sumut. Tapi, atlet sky air berhasil meraih perunggu pada event sky air internasional di Korea Selatan.

“Tapi, semua ini 33 kabupaten/kota bekerja dan sama-sama bekerja, saya yakin Sumatera Utara akan berprestasi di PON nantinya,” harap Jhon.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahyamadi, meminta kontribusi bupati, wali kota, Dandim dan Kapolres, untuk melakukan pembinaan terhadap atlet-atlet berpotensi meraih prestasi.

“Ada kepentingan saya dalam waktu dekat ini, 2024, 4 November, ada PON di Aceh dan di Sumut,” tutur Edy.

Edy mengungkapkan, KONI Sumut tidak bisa melakukan pembinaan atlet berjenjang, bila tidak mendapatkan dukungan dari Kabupaten/Kota mengirim atlet untuk dibina dan dilatih di tingkat provinsi.

“Saya ingatkan lagi, Pak KONI dengan waktu disediakan silakan bicara. Anda tidak bisa apa-apa, kalau tidak di-support oleh kabupaten/kota,” katanya.

Dia pun mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan anggaran pembinaan bagi kabupaten/kota dalam menjaring dan seleksi atlet-atlet berprestasi itu.

“Ada dananya ini, ini bisa gagal, batal, tidak berjalan dan tak berfungsi. Jika kabupaten/kota tidak melakukan pembinaan di daerah. Anda (bupati/wali kota) anggarkan bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Kalau tidak siap, beri tahu saya. Biar saya menganggarkan, tapi personel-personel (atlet) ada di tempat anda,” pungkas Edy. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) dan KONI Sumut fokus melakukan pembinaan atlet untuk disiapkan bertarung di 63 cabang olahraga (cabor) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut, yang akan berlangsung November 2024. Ketua KONI Sumut, Jhon Ismadi Lubis menjelaskan, untuk PON 2024, pihaknya menyiapkan 1.500 atlet nasional dan 500 orang official serta wasit pertandingan.

“Jadi kita masuk 4 nasional, target 2022 dari 150 jadi 250 atlet kita masuk elit nasional. Sekarang kita sudah melampaui target menjadi 158 atlet dari beberapa Kejurnas. Kalau semua cabang olahraga kita ikuti (di PON 2024), ada 1.500 atlet. Dan official, pelatih, serta wasit ada 500 orang. Jadi, disiapkan 2.000 orang,” ungkap Jhon, Kamis (3/11).

Dalam pembinaan atlet tersebut, Jhon mengungkapkan, pihaknya membuat grand design pembinaan bagi atlet dan kajian akademik dengan program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

“Kemudian, kita juga melakukan Selekda, Kejurda, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumut, yang sudah dibuka oleh Pak Gubernur 29 Oktober 2022,” tuturnya.

Jhon mengatakan dari 33 kabupaten/kota di Sumut, yang mengikuti Porprov Sumut 32 kabupaten/kota. Yang absen, Kabupaten Nias Selatan yang tidak mengirim atlet-atletnya untuk mengikuti Porprov Sumut 2022. Mirisnya lagi, dari laporan Ketua KONI Sumut, ada 4 kabupaten/kota tidak menganggarkan untuk pembinaan atlet. Namun, Jhon tidak membeberkan keempat daerah tersebut.

“Dari 32 kabupaten/kota ini, ada peserta mandiri, memang betul-betul tidak dibiayai oleh pemerintah kabupaten/kota. Ada 4 pemerintah kabupaten/Kota tidak menganggarkan di APBD untuk olahraga,” bebernya.

Jhon juga mengatakan untuk atlet mengikuti Porprov Sumut, ada 3.005 orang, ditambah official, total 5.500 orang.

“Potensi anggaran besar sampai (penutupan Porprov Sumut) 5 November 2022 nanti,” katanya.

Jhon membeberkan daerah di Sumut, yang besar menganggarkan dana pembinaan atlet adalah Kota Medan, yang mencapai Rp13 miliar. Hal ini, bisa dicontoh kabupaten/kota lainnya. Sehingga jenjang pembinaan dapat dilakukan secara bertingkat dan berkelanjutan.

“Saya berterima kasih kepada kabupaten/kota yang siap dalam pengembangan olahraga. Sehingga kita bisa sukses di PON XXI 2024. Paling banyak menganggarkan untuk olahraga Medan dengan Rp13 miliar. Karo Rp1 miliar untuk tahun ini, tahun lalu Karo tidak ada anggarannya,” beber Jhon.

Jhon mengatakan dalam persiapan PON dalam pembinaan atlet diperlukan pembinaan dan anggaran serta kerja sama antara Kabupaten/Kota dan Provinsi Sumut ini. Karena, pelaksanaan pembinaan anggaran yang besar dari anggaran pendaptan belanja daerah (APBD) Sumut.

“Kami mohon kepada bupati dan wali kota Pelatda kami lakukan ini, agak berat saya bilangnya, karena anggaran ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Sumut,” sebut Jhon.

Jhon mengatakan untuk anggaran pembinaan cukup besar bagi atlet, contohnya 1.000 atlet dibina diberikan uang saku per bulan Rp4 juta sama dengan Rp4 miliar per bulan yang harus dikeluarkan. Belum termasuk sarana dan prasarana untuk latihan para atlet.

“Ini sangat berat, kabupaten/kota ikutlah memberikan apresiasi kepada atletnya. Paling tidak ada diterima dari daerah, setidaknya semangat juang bagi atlet untuk PON 2024. Bahwa anak-anak (atlet) kita bertanding berikan dia semangat untuk menjadi atlet berprestasi,” kata Jhon.

Jhon mengucapkan terima kasih kepada Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, dan Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak sudah menjadi bapak asuh bagi atlet yang saat dalam pembinaan KONI Sumut.

“Saya mengucapkan kepada Pangdam I Bukit Barisan dan Kapolda Sumut menjadi bapak angkat sekaligus wasting seluruh Cabor. Ada 33 cabor di bawah Pak Pangdam dan 30 cabor di bawah Pak Kapolda,” jelas Jhon.

Jhon menginformasikan, meski Kabupaten Nias Selatan tidak mengirim atlet-atletnya ke Porprov Sumut. Tapi, atlet sky air berhasil meraih perunggu pada event sky air internasional di Korea Selatan.

“Tapi, semua ini 33 kabupaten/kota bekerja dan sama-sama bekerja, saya yakin Sumatera Utara akan berprestasi di PON nantinya,” harap Jhon.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahyamadi, meminta kontribusi bupati, wali kota, Dandim dan Kapolres, untuk melakukan pembinaan terhadap atlet-atlet berpotensi meraih prestasi.

“Ada kepentingan saya dalam waktu dekat ini, 2024, 4 November, ada PON di Aceh dan di Sumut,” tutur Edy.

Edy mengungkapkan, KONI Sumut tidak bisa melakukan pembinaan atlet berjenjang, bila tidak mendapatkan dukungan dari Kabupaten/Kota mengirim atlet untuk dibina dan dilatih di tingkat provinsi.

“Saya ingatkan lagi, Pak KONI dengan waktu disediakan silakan bicara. Anda tidak bisa apa-apa, kalau tidak di-support oleh kabupaten/kota,” katanya.

Dia pun mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan anggaran pembinaan bagi kabupaten/kota dalam menjaring dan seleksi atlet-atlet berprestasi itu.

“Ada dananya ini, ini bisa gagal, batal, tidak berjalan dan tak berfungsi. Jika kabupaten/kota tidak melakukan pembinaan di daerah. Anda (bupati/wali kota) anggarkan bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Kalau tidak siap, beri tahu saya. Biar saya menganggarkan, tapi personel-personel (atlet) ada di tempat anda,” pungkas Edy. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/