27 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Napak Tilasi Jejak Troussier

DRAWING Piala Konfederasi 2013 sangat jelas menempatkan Jepang di grup yang sangat berat. Lihat saja lawannya. Brasil tidak hanya tuan rumah dan juara bertahan, melainkan juga jawara lima kali Piala Dunia. Juga ada peraih empat kali Piala Dunia Italia serta pemenang medali emas Olimpiade London 2012 Meksiko.

Tapi, itu tidak membuat keder pelatih Jepang Alberto Zaccheroni.  Zac, sapaan akrabnya, bahkan tertantang mengekor sukses pendahulunya yang dianggap sebagai pelatih asing tersukses dalam sejarah Samurai Biru – sebutan Jepang, Philippe Troussier.

Dalam periode 1998-2002, Troussier membawa Jepang menjuarai Piala Asia 2000, finis runner-up Piala Konfederasi setahun berikutnya, dan menembus 16 besar Piala Dunia 2002. “Saya akan berusaha memberikan yang terbaik di Piala Konfederasi,” kata Zac kepada Tokyo Times.

Seperti Troussier, Zac juga telah sukses membawa Jepang menjuarai Piala Asia 2011 di Qatar. Itu menjadikan Makoto Hasebe cs menorehkan titel terbanyak (titel keempat) di ajang sepak bola terbesar Benua Asia tersebut.
Zac saat ini juga selangkah lagi meloloskan Jepang ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil.

Jepang yang tengah memuncaki klasemen grup B di putaran keempat kualifikasi zona Asia bakal lolos ke Brasil apabila menang di kandang Jordania pada 26 Maret tahun depan. Jika itu terjadi, Jepang praktis menjadi negara pertama yang lolos pertama dari kualifikasi.

Kinerja Zac bersama Jepang selama ini pun menuai apresiasi. Sepekan lalu, dia menerima penghargaan Commendatore della Stella d”Italia dari kedutaan besar Italia di Jepang. Penghargaan itu diberikan kepada Zac karena dianggap memberikan kontribusi atas terjalinnya hubungan bilateral Italia dengan Jepang.

“Saya merasa bangga dan tersanjung karena kinerja saya bersama timnas Jepang mendapatkan apresiasi. Ini tidak akan terjadi tanpa penampilan luar biasa para pemain di lapangan,” tutur Zac.

“Saya juga berterima kasih kepada JFA (Federasi Sepak Bola Jepang) karena serta fans atas dukungannya,” sambung pelatih yang hanya tiga kali kalah dalam 31 laga bersama Jepang tersebut.(dns/jpnn)

DRAWING Piala Konfederasi 2013 sangat jelas menempatkan Jepang di grup yang sangat berat. Lihat saja lawannya. Brasil tidak hanya tuan rumah dan juara bertahan, melainkan juga jawara lima kali Piala Dunia. Juga ada peraih empat kali Piala Dunia Italia serta pemenang medali emas Olimpiade London 2012 Meksiko.

Tapi, itu tidak membuat keder pelatih Jepang Alberto Zaccheroni.  Zac, sapaan akrabnya, bahkan tertantang mengekor sukses pendahulunya yang dianggap sebagai pelatih asing tersukses dalam sejarah Samurai Biru – sebutan Jepang, Philippe Troussier.

Dalam periode 1998-2002, Troussier membawa Jepang menjuarai Piala Asia 2000, finis runner-up Piala Konfederasi setahun berikutnya, dan menembus 16 besar Piala Dunia 2002. “Saya akan berusaha memberikan yang terbaik di Piala Konfederasi,” kata Zac kepada Tokyo Times.

Seperti Troussier, Zac juga telah sukses membawa Jepang menjuarai Piala Asia 2011 di Qatar. Itu menjadikan Makoto Hasebe cs menorehkan titel terbanyak (titel keempat) di ajang sepak bola terbesar Benua Asia tersebut.
Zac saat ini juga selangkah lagi meloloskan Jepang ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil.

Jepang yang tengah memuncaki klasemen grup B di putaran keempat kualifikasi zona Asia bakal lolos ke Brasil apabila menang di kandang Jordania pada 26 Maret tahun depan. Jika itu terjadi, Jepang praktis menjadi negara pertama yang lolos pertama dari kualifikasi.

Kinerja Zac bersama Jepang selama ini pun menuai apresiasi. Sepekan lalu, dia menerima penghargaan Commendatore della Stella d”Italia dari kedutaan besar Italia di Jepang. Penghargaan itu diberikan kepada Zac karena dianggap memberikan kontribusi atas terjalinnya hubungan bilateral Italia dengan Jepang.

“Saya merasa bangga dan tersanjung karena kinerja saya bersama timnas Jepang mendapatkan apresiasi. Ini tidak akan terjadi tanpa penampilan luar biasa para pemain di lapangan,” tutur Zac.

“Saya juga berterima kasih kepada JFA (Federasi Sepak Bola Jepang) karena serta fans atas dukungannya,” sambung pelatih yang hanya tiga kali kalah dalam 31 laga bersama Jepang tersebut.(dns/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/