25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Korsel vs Brasil: Awas Kejutan

SUMUTPOS.CO – Korea Selatan (Korsel) tertatih-tatih melewati persaingan grup H Piala Dunia Qatar 2022. Meski begitu, Brasil tetap harus waspada jika tak ingin kalah secara mengejutkan dari tim Asia.

Sepanjang pertandingan di klasemen Grup G, Brasil mengumpulkan 6 poin berkat 2 kemenangan berturut-turut melawan Serbia dan Swiss. Akan tetapi, catatan impresif tim berjuluk Selecao Canarinho tersebut tercoreng setelah kalah dari Kamerun dengan skor 1-0 di matchday Sabtu (3/12) dini hari lalu. Beruntung bagi Brasil, raihan 6 poin tak dapat diimbangi oleh tim lain di grup G.

Berbeda cerita dengan Korsel, tim berjuluk Ksatria Taegeuk tersebut harus menunggu hasil akhir dari pertandingan Ghana kontra Uruguay. Dengan kemenangan atas Portugal, Korea Selatan dan Uruguay sama-sama mengumpulkan 4 poin. Ksatria Taegeuk lolos karena unggul selisih gol.

Di babak 16 besar, anak asuh Paulo Bento harus bertemu juara Piala Dunia 5 kali, Brazil. Laga ini bakal jadi ajang pembuktian bagi Son Heung-min dan kawan-kawan sebagai salah satu wakil tim dari Asia yang mampu lolos ke 16 besar.

Sang kapten Son, mengatakan, mereka belum siap untuk pulang dari Qatar. Setelah membuat kejutan di Piala Dunia kali ini dengan mengalahkan Portugal di laga terakhir penyisihan grup, Korsel ingin menciptakan suatu keajaiban lagi. “Ini luar biasa tapi turnamen kami belum usai,” kata striker Tottenham Hotspur itu menyusul kemenangan emosional melawan Portugal.

“Kami selalu bicara soal mencapai 16 besar sebagai tujuan kami, tapi kami sekarang harus mencoba melampauinya,” kata Son yang bermain mengenakan masker wajah menyusul operasi yang ia dapati bulan lalu untuk retakan di sekitar mata kirinya, kepada media Korsel di Doha seperti dilansir AFP. “Saya harap kami dapat menciptakan keajaiban lagi,” tambahnya.

Publik di Korsel mulai membayangkan, timnas mereka dapat mengulangi kesuksesan saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 dan mengejutkan dunia dengan mencapai semifinal. Pelatih Korsel saat ini Sergio Costa, yang mengambil alih kepemimpinan dari pinggir lapangan saat laga Grup H melawan Portugal karena pelatih Paulo Bento terkena sanksi, tak ingin membuat perbandingan dengan prestasi pada 2002 tersebut. “Saya tak bisa membandingkan karena saya melihat Piala Dunia 2002 lewat televisi dan saya tidak mengenal mereka,” kata Costa, yang mengarsiteki kemenangan atas Portugal, yang notabene adalah negara asalnya, di saat bosnya absen.

“Saya melihat beberapa pertandingan pada masa lalu tapi saya tidak dapat membuat perbandingan karena saya tidak mengenal tim Korea waktu itu. “Saya bisa memberi tahu Anda yang sekarang, ini adalah tim yang sangat jujur. Itu menjadi sesuatu yang kami sangat banggakan, kami melihat para pemain dengan kepribadian yang kuat dan mereka layak dengan apa yang mereka telah raih,” kata dia.

Di sisi lain, Brasil masih memegang status sebagai kolektor trofi Piala Dunia terbanyak dengan 5 trofi. Status itu masih tetap aman karena Jerman dan Italia yang punya 4 trofi tak berpartisipasi lagi.

Maka tak heran jika laga nanti bisa teramat berat bagi Korsel. Pasalnya dari sejarah pertemuan, mereka sudah kalah 6 kali dari 7 duel dengan Brasil. Hanya 1 kemenangan yang bisa dipetik Korsel. Menariknya ketujuh pertemuan itu selalu terjadi di laga persahabatan. Bahkan keduanya juga saling adu kemampuan pada Juni 2022 lalu dalam laga uji coba yang digelar di Seoul. Brasil kala itu sukses mengalahkan Korsel 5-1. (trt/bbs/adz)

SUMUTPOS.CO – Korea Selatan (Korsel) tertatih-tatih melewati persaingan grup H Piala Dunia Qatar 2022. Meski begitu, Brasil tetap harus waspada jika tak ingin kalah secara mengejutkan dari tim Asia.

Sepanjang pertandingan di klasemen Grup G, Brasil mengumpulkan 6 poin berkat 2 kemenangan berturut-turut melawan Serbia dan Swiss. Akan tetapi, catatan impresif tim berjuluk Selecao Canarinho tersebut tercoreng setelah kalah dari Kamerun dengan skor 1-0 di matchday Sabtu (3/12) dini hari lalu. Beruntung bagi Brasil, raihan 6 poin tak dapat diimbangi oleh tim lain di grup G.

Berbeda cerita dengan Korsel, tim berjuluk Ksatria Taegeuk tersebut harus menunggu hasil akhir dari pertandingan Ghana kontra Uruguay. Dengan kemenangan atas Portugal, Korea Selatan dan Uruguay sama-sama mengumpulkan 4 poin. Ksatria Taegeuk lolos karena unggul selisih gol.

Di babak 16 besar, anak asuh Paulo Bento harus bertemu juara Piala Dunia 5 kali, Brazil. Laga ini bakal jadi ajang pembuktian bagi Son Heung-min dan kawan-kawan sebagai salah satu wakil tim dari Asia yang mampu lolos ke 16 besar.

Sang kapten Son, mengatakan, mereka belum siap untuk pulang dari Qatar. Setelah membuat kejutan di Piala Dunia kali ini dengan mengalahkan Portugal di laga terakhir penyisihan grup, Korsel ingin menciptakan suatu keajaiban lagi. “Ini luar biasa tapi turnamen kami belum usai,” kata striker Tottenham Hotspur itu menyusul kemenangan emosional melawan Portugal.

“Kami selalu bicara soal mencapai 16 besar sebagai tujuan kami, tapi kami sekarang harus mencoba melampauinya,” kata Son yang bermain mengenakan masker wajah menyusul operasi yang ia dapati bulan lalu untuk retakan di sekitar mata kirinya, kepada media Korsel di Doha seperti dilansir AFP. “Saya harap kami dapat menciptakan keajaiban lagi,” tambahnya.

Publik di Korsel mulai membayangkan, timnas mereka dapat mengulangi kesuksesan saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 dan mengejutkan dunia dengan mencapai semifinal. Pelatih Korsel saat ini Sergio Costa, yang mengambil alih kepemimpinan dari pinggir lapangan saat laga Grup H melawan Portugal karena pelatih Paulo Bento terkena sanksi, tak ingin membuat perbandingan dengan prestasi pada 2002 tersebut. “Saya tak bisa membandingkan karena saya melihat Piala Dunia 2002 lewat televisi dan saya tidak mengenal mereka,” kata Costa, yang mengarsiteki kemenangan atas Portugal, yang notabene adalah negara asalnya, di saat bosnya absen.

“Saya melihat beberapa pertandingan pada masa lalu tapi saya tidak dapat membuat perbandingan karena saya tidak mengenal tim Korea waktu itu. “Saya bisa memberi tahu Anda yang sekarang, ini adalah tim yang sangat jujur. Itu menjadi sesuatu yang kami sangat banggakan, kami melihat para pemain dengan kepribadian yang kuat dan mereka layak dengan apa yang mereka telah raih,” kata dia.

Di sisi lain, Brasil masih memegang status sebagai kolektor trofi Piala Dunia terbanyak dengan 5 trofi. Status itu masih tetap aman karena Jerman dan Italia yang punya 4 trofi tak berpartisipasi lagi.

Maka tak heran jika laga nanti bisa teramat berat bagi Korsel. Pasalnya dari sejarah pertemuan, mereka sudah kalah 6 kali dari 7 duel dengan Brasil. Hanya 1 kemenangan yang bisa dipetik Korsel. Menariknya ketujuh pertemuan itu selalu terjadi di laga persahabatan. Bahkan keduanya juga saling adu kemampuan pada Juni 2022 lalu dalam laga uji coba yang digelar di Seoul. Brasil kala itu sukses mengalahkan Korsel 5-1. (trt/bbs/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/