25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Kemenangan Emosional Nadal

SEVILLA – Kesuksesan meraih Piala Davis untuk Spanyol membuat Rafael Nadal merasa istimewa. Itu karena sepanjang musim 2011 kompetisi yang diikutinya tak berjalan susuai harapan.

Pada tahun 20 10, Nadal mencatatkan kemenangan demi kemenangan sampai akhirnya menyabet tiga gelar juara, dari total empat, grand slam yakni di Prancis Terbuka, Wimbledon dan AS Terbuka.

Setahun setelahnya, Nadal berhasil mempertahankan gelar juara di Roland Garros meski di dua turnamen clay sebelumnya, Madrid Masters dan Roma Masters, dua kali dipukul Novak Djokovic di final—kali pertama Nadal kalah di dua lapangan clay dari seorang petenis yang sama di dalam satu musim.

Petenis yang sama yang kemudian juga membuat Nadal gagal mempertahankan gelar di Wimbledon. Djokovic menundukkan Nadal di final, 6–4, 6–1, 1–6, dan 6–3. Kekalahan itu ikut membuat Nadal kehilangan peringkat satu dunia dan turun satu posisi ke rangking dua, untuk kali pertama sejak Juni 2010.

Setelah itu lagi-lagi Nadal harus kehilangan gelar juara yang semusim sebelumnya digenggam, usai dikalahkan Djokovic di final AS Terbuka. Kali ini Djokovic mengungguli Nadal dengan 6–2, 6–4, 6–7(3–7), dan 6–1.

Di ATP World Tour Finals yang dihelat 20-27 November lalu, Nadal kembali menelan kekecewaan. Di fase round robin, Nadal dibekuk Roger Federer 3-6, 0-6 dalam waktu 60 menit, salah satu partai tercepat dalam pertemuan kedua petenis. Nadal pada prosesnya dipastikan tersingkir setelah di partai berikutnya kalah 6-7, 6-4, dan 3-6 dari Jo-Wilfried Tsonga.

Pelipur kecewa Nadal musim ini akhirnya tiba di ajang Piala Davis. Kemenangan Nadal atas Juan Martin del Potro, Minggu (4/12) lalu, memastikan Spanyol menang 3-1 atas Argentina sekaligus berhak menjadi juara ajang itu untuk kali kelima.

“Kami memberikan segalanya, ini adalah sebuah kemenangan emosional di akhir sebuah tahun yang berat,” ujar Nadal seperti dilansir Reuters.
“Menang dengan cara seperti ini, kami sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat Spanyol. Ini adalah atmosfer terbaik yang aku alami sepanjang karirku,” imbuhnya merujuk pada kondisi di Estadio Olímpico, Sevilla, tempat partai dihelat. (net/jpnn)

SEVILLA – Kesuksesan meraih Piala Davis untuk Spanyol membuat Rafael Nadal merasa istimewa. Itu karena sepanjang musim 2011 kompetisi yang diikutinya tak berjalan susuai harapan.

Pada tahun 20 10, Nadal mencatatkan kemenangan demi kemenangan sampai akhirnya menyabet tiga gelar juara, dari total empat, grand slam yakni di Prancis Terbuka, Wimbledon dan AS Terbuka.

Setahun setelahnya, Nadal berhasil mempertahankan gelar juara di Roland Garros meski di dua turnamen clay sebelumnya, Madrid Masters dan Roma Masters, dua kali dipukul Novak Djokovic di final—kali pertama Nadal kalah di dua lapangan clay dari seorang petenis yang sama di dalam satu musim.

Petenis yang sama yang kemudian juga membuat Nadal gagal mempertahankan gelar di Wimbledon. Djokovic menundukkan Nadal di final, 6–4, 6–1, 1–6, dan 6–3. Kekalahan itu ikut membuat Nadal kehilangan peringkat satu dunia dan turun satu posisi ke rangking dua, untuk kali pertama sejak Juni 2010.

Setelah itu lagi-lagi Nadal harus kehilangan gelar juara yang semusim sebelumnya digenggam, usai dikalahkan Djokovic di final AS Terbuka. Kali ini Djokovic mengungguli Nadal dengan 6–2, 6–4, 6–7(3–7), dan 6–1.

Di ATP World Tour Finals yang dihelat 20-27 November lalu, Nadal kembali menelan kekecewaan. Di fase round robin, Nadal dibekuk Roger Federer 3-6, 0-6 dalam waktu 60 menit, salah satu partai tercepat dalam pertemuan kedua petenis. Nadal pada prosesnya dipastikan tersingkir setelah di partai berikutnya kalah 6-7, 6-4, dan 3-6 dari Jo-Wilfried Tsonga.

Pelipur kecewa Nadal musim ini akhirnya tiba di ajang Piala Davis. Kemenangan Nadal atas Juan Martin del Potro, Minggu (4/12) lalu, memastikan Spanyol menang 3-1 atas Argentina sekaligus berhak menjadi juara ajang itu untuk kali kelima.

“Kami memberikan segalanya, ini adalah sebuah kemenangan emosional di akhir sebuah tahun yang berat,” ujar Nadal seperti dilansir Reuters.
“Menang dengan cara seperti ini, kami sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat Spanyol. Ini adalah atmosfer terbaik yang aku alami sepanjang karirku,” imbuhnya merujuk pada kondisi di Estadio Olímpico, Sevilla, tempat partai dihelat. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/