MONTREAL- Kimi Raikkonen punya kesempatan untuk menorehkan catatan khusus di GP Kanada akhir pekan ini. Raikkonen bisa saja menyamai rekor poin milik Michael Schumacher.
Kalau Raikkonen bisa finis sepuluh besar di Montreal, maka berarti dia selalu mendapatkan poin dalam 24 balapan secara berturut-turut. Raikkonen tercatat selalu dapat poin sejak GP Bahrain 2012 sampai GP Monako 2013. Terakhir kali pebalap Lotus itu tak mendapatkan angka adalah di GP China tahun lalu, ketika finis di posisi ke-14.
Finis di zona poin dalam 24 balapan secara beruntun akan membuat Raikkonen menyamai rekor Schumacher. Kendati sistem poin saat itu berbeda dengan sekarang, Schumi tercatat selalu mendapatkan poin mulai GP Hongaria 2001 sampai GP Malaysia 2003.
Raikkonen sendiri tak begitu memikirkan soal rekor itu. Dia yakin suatu saat dia akan gagal mendapatkan poin. “Tentu saja kami selalu mencoba untuk mendapatkan poin dan menjalani balapan bagus. Tapi, bisa saja ada bagian kecil yang rusak dan itu akan terhenti,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
“Di masa lalu saya cukup sering gagal finis, jadi tentu saja ini berbeda dengan di masa lalu. Tapi, saya yakin bahwa kami akan mengalami kesulitan di titik tertentu,” kata juara dunia 2007 ini.
Di tempat terpisah, kubu McLaren benar-benar mendukung Sergio Perez tindakannya yang radikal pada beberapa balapan. Direktur Olahraga Sam Michael tidak percaya Perez telah melakukan sebuah tindakan secara radikal atau tidak pantas.
Pembalap McLaren itu mendapatkan kritikan beruntun dari Jenson Button, Fernando Alonso dan Kimi Raikkonen dalam beberapa balapan terakhir. Bahkan, Kimi sampai mau menonjok muka Perez
Ketimbang menghukum Perez, Michael mengatakan pihak McLaren justru mendukung penuh pembalap 23 tahun itu. Sebab itu melambangkan nilai-nilai inti dari olahraga ini. “Perez hanya seorang pembalap dan dia hanya membalap. Di Monaco jelas merupakan balapan yang berat, tapi itulah F1,” kata Michael.
“McLaren sangat mendukung cara membalap Perez untuk sementara ini. Apa yang dilakukannya kami sangat mendukung Perez. Semua gerakan yang sudah dilakukannya adalah semua gerakan yang pernah dilakukan pembalap sebelumnya,” sambungnya.
Michael menilai gerakan agresif yang dilakukan pembalap asal Meksiko itu merupakan sebuah hal wajar. “Kesempatan untuk melakukan overtaking yang terjadi di Monaco juga pernah digunakan beberapa waktu lalu bahkan sebelum Checo lahir,” ujar Michael.
“Perez membalap untuk mempertahankan posisinya. Balapan adalah pekerjaannya, semua pembalap juga pernah melakukannya. Itu adalah Formula 1,” lanjutnya, dikutip dari Autosport. (bbs/jpnn)
Kimi Raikkonen Kejar Schumacher
MONTREAL- Kimi Raikkonen punya kesempatan untuk menorehkan catatan khusus di GP Kanada akhir pekan ini. Raikkonen bisa saja menyamai rekor poin milik Michael Schumacher.
Kalau Raikkonen bisa finis sepuluh besar di Montreal, maka berarti dia selalu mendapatkan poin dalam 24 balapan secara berturut-turut. Raikkonen tercatat selalu dapat poin sejak GP Bahrain 2012 sampai GP Monako 2013. Terakhir kali pebalap Lotus itu tak mendapatkan angka adalah di GP China tahun lalu, ketika finis di posisi ke-14.
Finis di zona poin dalam 24 balapan secara beruntun akan membuat Raikkonen menyamai rekor Schumacher. Kendati sistem poin saat itu berbeda dengan sekarang, Schumi tercatat selalu mendapatkan poin mulai GP Hongaria 2001 sampai GP Malaysia 2003.
Raikkonen sendiri tak begitu memikirkan soal rekor itu. Dia yakin suatu saat dia akan gagal mendapatkan poin. “Tentu saja kami selalu mencoba untuk mendapatkan poin dan menjalani balapan bagus. Tapi, bisa saja ada bagian kecil yang rusak dan itu akan terhenti,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
“Di masa lalu saya cukup sering gagal finis, jadi tentu saja ini berbeda dengan di masa lalu. Tapi, saya yakin bahwa kami akan mengalami kesulitan di titik tertentu,” kata juara dunia 2007 ini.
Di tempat terpisah, kubu McLaren benar-benar mendukung Sergio Perez tindakannya yang radikal pada beberapa balapan. Direktur Olahraga Sam Michael tidak percaya Perez telah melakukan sebuah tindakan secara radikal atau tidak pantas.
Pembalap McLaren itu mendapatkan kritikan beruntun dari Jenson Button, Fernando Alonso dan Kimi Raikkonen dalam beberapa balapan terakhir. Bahkan, Kimi sampai mau menonjok muka Perez
Ketimbang menghukum Perez, Michael mengatakan pihak McLaren justru mendukung penuh pembalap 23 tahun itu. Sebab itu melambangkan nilai-nilai inti dari olahraga ini. “Perez hanya seorang pembalap dan dia hanya membalap. Di Monaco jelas merupakan balapan yang berat, tapi itulah F1,” kata Michael.
“McLaren sangat mendukung cara membalap Perez untuk sementara ini. Apa yang dilakukannya kami sangat mendukung Perez. Semua gerakan yang sudah dilakukannya adalah semua gerakan yang pernah dilakukan pembalap sebelumnya,” sambungnya.
Michael menilai gerakan agresif yang dilakukan pembalap asal Meksiko itu merupakan sebuah hal wajar. “Kesempatan untuk melakukan overtaking yang terjadi di Monaco juga pernah digunakan beberapa waktu lalu bahkan sebelum Checo lahir,” ujar Michael.
“Perez membalap untuk mempertahankan posisinya. Balapan adalah pekerjaannya, semua pembalap juga pernah melakukannya. Itu adalah Formula 1,” lanjutnya, dikutip dari Autosport. (bbs/jpnn)