28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Berlomba dengan Kaki Palsu, Pistorius Bikin Sejarah

Oscar Pistorius menuliskan sejarah saat dia tampil di babak kualifikasi lari 400 meter Olimpiade London. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, Olimpiade diikuti oleh atlet yang kedua kakinya sudah diamputasi.

START: Pelari Afrika Selatan Oscar Pistorius saat start  semifinal nomor 400 meter putra.
START: Pelari Afrika Selatan Oscar Pistorius saat start pada semifinal nomor 400 meter putra.

Momen bersejarah buat Pistorius terjadi pada Sabtu (4/8) waktu London saat dia ikut heat pertama di nomor 400 meter individu putra. Catatan waktu pria asal Afrika Selatan itu adalah 45,44 detik, yang cukup membuatnya melangkah ke semifinal.

Waktu yang ditorehkan Pistorius jelas tidak spesial, tapi yang membuat pria 25 tahun menjadi sangat istimewa adalah fakta dia sudah menjalani amputasi pada kedua kakinya. Untuk berlaga dalam Olimpiade, dan beragam event atletik yang sudah diikuti, Pistorius menggunakan alat bantu berupa kaki buatan berbahan serat karbon yang disebut ‘Flex-Foot Cheetah’.

Pistorius lahir dengan tidak memiliki fibula, tulang terluar dan paling kecil di kaki. Kondisi tersebut mengharuskan dia menjalani operasi amputasi di antara lutut dan pergelangan kaki saat usianya baru 11 bulan.

Namun hal tersebut tak membuat atlet kelahiran Johannesburg itu patah semangat. Saat di sekolah hingga kuliah Pistorius aktif di berbagai kegiatan olahraga mulai dari renang, polo, tenis dan rugby. Jenis olahraga yang terakhir menyebabkannya menderita cedera parah dan akhirnya memilih fokus ke lari sejak tahun 2004.

Di tahun 2008, Pistorius punya ambisi besar lolos ke Olimpiade Beijing. Rencana keikutsertaannya saat itu sempat ‘dihalangi’ IAAF (organisasi atletik dunia) dengan alasan Pistorius justru bisa membahayakan dirinya sendiri dan kontestan lain terkait penggunaaan ‘Flex-Foot Cheetah’. Meski kemudian tetap boleh ikut kualifikasi, Pistorius akhirnya gagal lolos.

Dan di London 2012 ini dia akhirnya punya kesempatan unjuk gigi. Selain tampil di 400 meter individual, atlet berjuluk ‘Blade Runner’ dan ‘manusia tanpa kaki tercepat’ itu juga akan berlaga di 4 x 400 estafet putra.

“Saya sudah berusaha selama enam tahun untuk ini… untuk bisa mendapatkan kesempatan saya. Bisa berada di sini dan tahu bahwa Anda sudah mengorbankan sangat banyak hal untuk meraihnya, itu benar-benar membuat terasa sangat luar biasa,” sahut Pistorius usai memastikan lolos ke semifinal, dikutip dari situs resmi Olimpiade.

Keikutsertaan Pistorius di nomor lari bersama atlet dengan kondisi kaki sempurna sempat mengundang kontroversi, dia dianggap dintungkan dengan ‘Flex-Foot Cheetah’. Alat tersebut dianggap memberi efek pegas dan membuat lajunya menjadi lebih cepat.

Penelitian lain yang dilakukan juga menyebut kalau pengguna ‘Flex-Foot Cheetah’ membuat otot kaki membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlari. Ini kemudian membuat IAAF mengeluarkan aturan soal larangan penggunaan ‘peralatan teknik yang terkait dengan sistem kerja pegas’.
Aturan itu kemudian dibatalkan CAS (pengadilan arbitrase olahraga), tentunya setelah Pistorius mengajukan banding. (bbs/jpnn)

Oscar Pistorius menuliskan sejarah saat dia tampil di babak kualifikasi lari 400 meter Olimpiade London. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, Olimpiade diikuti oleh atlet yang kedua kakinya sudah diamputasi.

START: Pelari Afrika Selatan Oscar Pistorius saat start  semifinal nomor 400 meter putra.
START: Pelari Afrika Selatan Oscar Pistorius saat start pada semifinal nomor 400 meter putra.

Momen bersejarah buat Pistorius terjadi pada Sabtu (4/8) waktu London saat dia ikut heat pertama di nomor 400 meter individu putra. Catatan waktu pria asal Afrika Selatan itu adalah 45,44 detik, yang cukup membuatnya melangkah ke semifinal.

Waktu yang ditorehkan Pistorius jelas tidak spesial, tapi yang membuat pria 25 tahun menjadi sangat istimewa adalah fakta dia sudah menjalani amputasi pada kedua kakinya. Untuk berlaga dalam Olimpiade, dan beragam event atletik yang sudah diikuti, Pistorius menggunakan alat bantu berupa kaki buatan berbahan serat karbon yang disebut ‘Flex-Foot Cheetah’.

Pistorius lahir dengan tidak memiliki fibula, tulang terluar dan paling kecil di kaki. Kondisi tersebut mengharuskan dia menjalani operasi amputasi di antara lutut dan pergelangan kaki saat usianya baru 11 bulan.

Namun hal tersebut tak membuat atlet kelahiran Johannesburg itu patah semangat. Saat di sekolah hingga kuliah Pistorius aktif di berbagai kegiatan olahraga mulai dari renang, polo, tenis dan rugby. Jenis olahraga yang terakhir menyebabkannya menderita cedera parah dan akhirnya memilih fokus ke lari sejak tahun 2004.

Di tahun 2008, Pistorius punya ambisi besar lolos ke Olimpiade Beijing. Rencana keikutsertaannya saat itu sempat ‘dihalangi’ IAAF (organisasi atletik dunia) dengan alasan Pistorius justru bisa membahayakan dirinya sendiri dan kontestan lain terkait penggunaaan ‘Flex-Foot Cheetah’. Meski kemudian tetap boleh ikut kualifikasi, Pistorius akhirnya gagal lolos.

Dan di London 2012 ini dia akhirnya punya kesempatan unjuk gigi. Selain tampil di 400 meter individual, atlet berjuluk ‘Blade Runner’ dan ‘manusia tanpa kaki tercepat’ itu juga akan berlaga di 4 x 400 estafet putra.

“Saya sudah berusaha selama enam tahun untuk ini… untuk bisa mendapatkan kesempatan saya. Bisa berada di sini dan tahu bahwa Anda sudah mengorbankan sangat banyak hal untuk meraihnya, itu benar-benar membuat terasa sangat luar biasa,” sahut Pistorius usai memastikan lolos ke semifinal, dikutip dari situs resmi Olimpiade.

Keikutsertaan Pistorius di nomor lari bersama atlet dengan kondisi kaki sempurna sempat mengundang kontroversi, dia dianggap dintungkan dengan ‘Flex-Foot Cheetah’. Alat tersebut dianggap memberi efek pegas dan membuat lajunya menjadi lebih cepat.

Penelitian lain yang dilakukan juga menyebut kalau pengguna ‘Flex-Foot Cheetah’ membuat otot kaki membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlari. Ini kemudian membuat IAAF mengeluarkan aturan soal larangan penggunaan ‘peralatan teknik yang terkait dengan sistem kerja pegas’.
Aturan itu kemudian dibatalkan CAS (pengadilan arbitrase olahraga), tentunya setelah Pistorius mengajukan banding. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/