28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Siswa ‘Ngangon’ Dulu Baru Latihan

MEDAN-Sejak dibentuk pada 2012 lalu, meski jauh dari Kota Medan, tapi Flamengo merupakan sekolah sepak bola (SSB) ternama. Karena sebenarnya, Falmengo sudah ada sejak 2003 silam, tapi pecah menjadi beberapa SSB.
Pendiri Flamengo Irwanto, mengatakan, selain sejarah, tim yang berlatih di Jalan Kali Serayu, PTPN II, Desa Saintis, Kabupaten Deliserdang ini, juga sempat menajdi finalis di Danone Cup Lubukpakam.
Tim ini dibentuk atas dasar kecintaan Irwanto terhadap sepak bola. Pasalnya, sejak kecil ia telah mencintainya. Meski menurutnya, keuntungan yang didapatkan tak sebesar yang diharapkan, tapi kesenangan batinnya cukup terpuaskan. Selain itu, dengan adanya SSB ini dapat menjadi satu wadah untuk menghindarkan anak-anak dari bahaya Narkoba, maupun pengaruh negatif lainnya, seperti dunia internet.
Irwanto juga mengatakan, tempat latihan mereka tersebut tak terlepas dari bantuan PAB. Karena mereka latihan di lapangan sekolah tersebut. “Pengurus sekolahnya orangtua saya, jadi saya minta agar lapangan ini boleh dipakai untuk menggelar latihan SSB,” katanya.
Irwanto mengungkapkan, kebanyakan anak didik yang bergabung dengan Flamengo berasal dari masyarakat sekitar. Ada sedikitnya 60 siswa yang bergabung. Ia mengaku, orangtua siswa yang berlatih di Flamengo berprofesi sebagai petani, pemelihara sapi atau kambing, dan lainnya. “Jadi, setelah mereka menganggon (gembala, red) baru latihan,” jelasnya.
Meski dengan keadaan demikian, keinginan mereka berlatih sangat keras. Hal ini ditunjukkan dengan semangat mereka yang masih berkobar untuk latihan, meski bulan suci Ramadan sudah menjelang. “Di Flamengo ini, latihannya setiap Senin, Rabu, dan Jumat,” ungkap Irwanto.
Hingga saat ini, pihak Flamengo memang belum memajang trofi-trofi mereka di lemari. Namun, dengan usia SSB yang masih cukup muda ini, sudah ada pemain Flamengo yang mewakili Sumut untuk mengikuti kejuaraan di Bali. “Yang paling bagus, kami pernah masuk ke final Danone Cup Lubukpakam, Deliserdang. Selain itu, juga ada seorang pemain yang dipanggil untuk mewakili Sumut mengikuti kejuaraan Internasional di Bali,” ujarnya.
Namun, menurut Irwanto, belum ada bantuan dari pemerintah atau swasta untuk siswa binaan di SSB. “Ya, seluruh dana yang dibutuhkan keluar dari kantong pribadi. Kalau dulu makan ikan dencis, sekarang ikan asin,” katanya sambil tersenyum.
Ia berharap, dengan banyaknya SSB di Kota Medan, harusnya perhatian pemerintah juga semakin besar. Pasalnya, banyak bakat-bakat andal yang bisa terlahir dari SSB. Ini terbukti banyaknya pemain Timnas yang berasal dari Kota Medan dari tahun ke tahun. (ban)

MEDAN-Sejak dibentuk pada 2012 lalu, meski jauh dari Kota Medan, tapi Flamengo merupakan sekolah sepak bola (SSB) ternama. Karena sebenarnya, Falmengo sudah ada sejak 2003 silam, tapi pecah menjadi beberapa SSB.
Pendiri Flamengo Irwanto, mengatakan, selain sejarah, tim yang berlatih di Jalan Kali Serayu, PTPN II, Desa Saintis, Kabupaten Deliserdang ini, juga sempat menajdi finalis di Danone Cup Lubukpakam.
Tim ini dibentuk atas dasar kecintaan Irwanto terhadap sepak bola. Pasalnya, sejak kecil ia telah mencintainya. Meski menurutnya, keuntungan yang didapatkan tak sebesar yang diharapkan, tapi kesenangan batinnya cukup terpuaskan. Selain itu, dengan adanya SSB ini dapat menjadi satu wadah untuk menghindarkan anak-anak dari bahaya Narkoba, maupun pengaruh negatif lainnya, seperti dunia internet.
Irwanto juga mengatakan, tempat latihan mereka tersebut tak terlepas dari bantuan PAB. Karena mereka latihan di lapangan sekolah tersebut. “Pengurus sekolahnya orangtua saya, jadi saya minta agar lapangan ini boleh dipakai untuk menggelar latihan SSB,” katanya.
Irwanto mengungkapkan, kebanyakan anak didik yang bergabung dengan Flamengo berasal dari masyarakat sekitar. Ada sedikitnya 60 siswa yang bergabung. Ia mengaku, orangtua siswa yang berlatih di Flamengo berprofesi sebagai petani, pemelihara sapi atau kambing, dan lainnya. “Jadi, setelah mereka menganggon (gembala, red) baru latihan,” jelasnya.
Meski dengan keadaan demikian, keinginan mereka berlatih sangat keras. Hal ini ditunjukkan dengan semangat mereka yang masih berkobar untuk latihan, meski bulan suci Ramadan sudah menjelang. “Di Flamengo ini, latihannya setiap Senin, Rabu, dan Jumat,” ungkap Irwanto.
Hingga saat ini, pihak Flamengo memang belum memajang trofi-trofi mereka di lemari. Namun, dengan usia SSB yang masih cukup muda ini, sudah ada pemain Flamengo yang mewakili Sumut untuk mengikuti kejuaraan di Bali. “Yang paling bagus, kami pernah masuk ke final Danone Cup Lubukpakam, Deliserdang. Selain itu, juga ada seorang pemain yang dipanggil untuk mewakili Sumut mengikuti kejuaraan Internasional di Bali,” ujarnya.
Namun, menurut Irwanto, belum ada bantuan dari pemerintah atau swasta untuk siswa binaan di SSB. “Ya, seluruh dana yang dibutuhkan keluar dari kantong pribadi. Kalau dulu makan ikan dencis, sekarang ikan asin,” katanya sambil tersenyum.
Ia berharap, dengan banyaknya SSB di Kota Medan, harusnya perhatian pemerintah juga semakin besar. Pasalnya, banyak bakat-bakat andal yang bisa terlahir dari SSB. Ini terbukti banyaknya pemain Timnas yang berasal dari Kota Medan dari tahun ke tahun. (ban)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/